Bambu Prinx Mas rumah produksi kerajinan bambu yang berlokasi di Dusun Brajan, Sendangagung, Sleman, Yogyakarta, dikenal sebagai pusat kerjajinan bambu yang menawarkan produk dengan desain menarik dan fungsional. Selain menawarkan produk yang unik, Bambu Prinx Mas juga memberikan manfaat bagi perekonomian daerah.
Bambu Prinx Mas merupakan sebuah rumah produksi kerajinan bambu yang didirikan oleh Sulisman pada tahun 2014. Rumah produksi ini tidak hanya memproduksi bambu seperti tudung saji, rantang makanan, lampu hias, dan peralatan rumah tangga. Mereka juga menciptakan produk kerajinan modern seperti keranjang tempat minum, keranjang cucian, cermin bambu, tas hampers, tote bag anyaman bambu, dsb.
Selain menciptakan produk kerajinan yang modern, mereka juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar Dusun Brajan. Selain itu, terlibatnya masyarakat Dusun Brajan menjadi salah satu bagian upaya melestarikan kerajinan bambu yang sudah diwariskan dari generasi ke generasi.
"Pusat kerajinan bambunya ada disini jadi dari media atau mungkin orang-orang yang sudah tau kerajinan mungkin larinya kesini gitu lho," ujar Sulisman memberikan keterangan, Sabtu (19/10/2024). Bambu Prinx Mas merupakan pelopor adanya produksi kerajinan bambu, banyak agen Bambu Prinx Mas yang mengambil produk mereka untuk dijual kembali. Banyaknya pesanan kerajinan bambu oleh pelanggan dan agen maka Bambu Prinx Mas sering memproduksi secara besar-besaran.
Bambu Prinx Mas membuka lapangan pekerjaan bagi warga Dusun Brajan sebagai buruh pengerajin bambu. "Kalau sudah ada order kita bagikan ke masyarakat karna kita pekerjanya itu di masyarakat," ujar Sulisman memberikan keterangan. Sistematisnya adalah warga Dusun Brajan akan memproduksi di rumah masing-masing, saat hasil produksi selesai akan dikumpulkan kembali di rumah produksi Bambu Prinx Mas. Para pengerajin juga diberikan batasan waktu sesuai dengan permintaan pelanggan. Setiap satu kepala keluarga warga Dusun Brajan dapat memproduksi kerajinan bambu 50 hingga 100 pcs.
Sistem yang digunakan oleh Sulisman menguntungkan dua pihak, pengerajin bambu dan rumah produsen Bambu Prinx Mas. Sulisman mengatakan bahwa Bambu Prinx Mas banyak menghemat pengeluaran karena para pengerajin tidak membutuhkan uang makan. Sistem ini telah meningkatkan pendapatan warga hingga dua kali lipat dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya. Selain itu, adanya pengerajin bambu rumahan membantu meningkatkan keterampilan para warga Dusun Brajan. Hal ini disebabkan karena pelanggan dan agen sering kali meminta desain baru.
Sulisman juga membantu para pelaku UMKM dengan memberikan pelatihan-pelatihan mengenai kerajinan bambu. Sulisman mengungkapkan bahwa dirinya sering diundang hampir di seluruh provinsi di Indonesia sebagai pembicara pada pelatihan UMKM. Pelatihan ini membuka peluang bagi pelaku UMKM untuk memanfaatkan bambu sebagai mata pencaharian mereka dan membuka lapangan pekerja baru. Pelatihan ini juga sebagai upaya melestarikan bambu sebagai warisan kearifan lokal.
Pemasaran produk Bambu Prinx Mas tidak hanya berpusat pada pasar lokal namun hingga pasar internasional. Bambu Prinx Mas banyak mengikuti pameran untuk UMKM yang dihadiri oleh pengunjung dari luar negeri. Kesempatan ini dimanfaatkan baik oleh Sulisman untuk memasarkan produknya. Terbukti dengan Bambu Prinx Mas yang sering mengirimkan produknya untuk diekspor ke luar negeri.
Tantangan utama yang dihadapi Bambu Prinx Mas saat ini adalah belum mampu mengekspor produk secara mandiri. Sulisman mengungkapkan ketika Bambu Prinx Mas ingin mengekspor produk mereka, maka akan melalui threading, eksportir, dan melalui buyer. "Kriteria ekspor itu syaratnya memang banyak sekali harus bener-bener tau kita juga apa ya istilahnya belum mampu untuk ekspor sendiri," ujar Sulisman menambahkan. Proses ekspor menbutuhkan dokumen resmi, jaringan pembeli internasional, serta pemahaman mengenai regulasi negara tujuan.
Bambu Prinx Mas menjadi salah satu inspirasi bagi UMKM lain di Indonesia dengan segala tantangan yang dihadapi. Usaha ini membuktikan bahwa jika UMKM kerajinan tradhisional dikelola dengan inovasi dan semangat pelestarian akan memberikan dampak yang baik secara ekonomi dan budaya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Aspire Finnovation Summit Ajak Pelaku Bisnis Indonesia Tetap Relevan di Era Digital Lewat Diskusi dan Teknologi
-
Hokky Caraka Diminta Jawab Tantangan Berat di Timnas Indonesia, Mampukah?
-
Wamen UMKM Ungkap 4 Pilar Sukses Wirausaha untuk Bisnis Berkelanjutan
-
PNM Hadirkan Ruang Pintar Khusus Disabilitas, Bukti Dukungan untuk Masa Depan Inklusif
-
Bertemu Delegasi CABC, Menko Airlangga Dukung Penguatan Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Kanada di Berbagai Sektor Prioritas
News
-
Ingin Diapresiasi Masyarakat, Bawayang Hadir Melalui Pentas Seni Pantomim
-
Dari Bawayang Hingga Internasional: Kisah Inspiratif Arif
-
Nalitari: Ketika Inklusi Menjadi Wadah 'Menyempurnakan' Bakat Terpendam
-
Kelas Pengasuhan Remaja Berseri, Dorong Orang Tua Pahami Remaja Secara Utuh
-
Mahasiswa Amikom Ajak Kolaborasi Desa Wisata Jagalan Kembangkan Potensi
Terkini
-
Borneo FC Telan Dua Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Terancam Didepak?
-
3 Moisturizer Brand Korea yang Mengandung Niacinamide, Bikin Wajah Glowing
-
Banyak Pemain Andalan Absen di Piala AFF 2024, Shin Tae-yong Akui Frustrasi
-
Ulasan Buku Almost Adulting: Menyikapi Tantangan pada Kehidupan Muda
-
Review Drama Amidst a Snowstorm of Love: Kisah Cinta Atlit Biliard