Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Giustino Obert Lisangan
Potret Penampilan Nalitari (Dok. Pribadi/Nalitari)

Indonesia merupakan negara yang kaya akan kesenian, bahkan negara kepulauan ini memiliki lima jenis seni di antaranya adalah seni rupa, seni tari, seni musik, seni teater, dan seni sastra. 

Mengekspresikan suatu pertunjukan seni merupakan hak bagi setiap insan manusia, namun tidak semua pihak memiliki kesempatan yang inklusif untuk dapat menampilkan bakatnya dalam bidang seni, khususnya di Indonesia.

Menyikapi hal ini sebuah komunitas tari di Yogyakarta mendirikan sebuah komunitas tari yang terbuka untuk teman-teman disabilitas.

Komunitas tersebut bernama Nalitari, ditujukan kepada teman-teman inklusi sebagai wadah untuk mengekspresikan minat bakat mereka di bidang seni tari dan teater.

“Komunitas Nalitari ini terbuka bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang, status sosial, dan kemampuan fisik,” ungkap Putri.

Awal Berdirinya Nalitari

Potret Yoana Wida Saat Sesi Wawancara (Dok. Pribadi/Giustino Obert Lisangan)

Dilansir dari situs resmi Nalitari, komunitas ini didirikan oleh oleh Putri bersama dengan Tiara Brahmani dan Yoana Wida yang saat ini menjadi co-founder di komunitas Nalitari.

“Saya bergabung bersama Nalitari sejak tahun 2013, sejak awal dibangun hingga saat ini,” ujar Yoana.

Yoana mengungkapkan bahwa dirinya dan teman-teman awalnya merasa minimnya ruang berekspresi bagi teman-teman inklusi, sehingga mereka mencoba untuk mendirikan komunitas inklusi bernama Nalitari.

Pencapaian Gemilang Nalitari

Potret Penampilan Nalitari di Exhibition 2019 (Dok. Pribadi/Nalitari)

Dalam sesi wawancara Yoana mengungkapkan bahwa Nalitari ini berawal dari komunitas menari, namun sekarang sudah mulai beranjak untuk mengeksplorasi hal lain seperti di tahun 2019 Nalitari berfokus di bidang workshop and mentorship.

“Kami mengeksplorasi dampak-dampak yang diberikan tidak hanya sebagai penari tetapi juga di masyarakat dengan mengeksplorasi hubungan dan interaksi bersama orang-orang dari latar belakang” imbuh Yoana.

Dampak yang diberikan oleh Nalitari mampu mengantarkan komunitas ini untuk berpartisipasi di acara internasional, pada tahun 2019 komunitas ini juga mendapatkan kesempatan untuk turut memeriahkan Festival Asia Tri di Yogyakarta dan dihadiri oleh berbagai seniman di dunia.

Komunitas ini juga terus mengepakkan sayapnya melalui penampilan di konser lokal hingga internasional, seperti penampilan di kegiatan Fox’s Indonesia Para Badminton Internasional, pertunjukan On Display Global di tahun 2022, Workshop Tari Inklusi, tampil dalam solo konser Pandika Kamajaya berjudul “MELANGKAH”, hingga menjadi bagian dari penampilan di Festival Tari KAIDA Korea Selatan dan Samatha Initiative Award pada tahun 2023.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Giustino Obert Lisangan

Baca Juga