Seperti ibu yang menyediakan makanan dan kehangatan untuk keluarga, ibu bumi memberikan kekayaan alamnya pada manusia. Menjadi rumah yang nyaman dan belum tergantikan.
Untuk itu, sudah kewajiban kita untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan dalam setiap kegiatan. Kagum sekali dengan upaya yang telah dilakukan Mandiri Jogja Marathon (MJM) 2025, yang sudah memadukan event sport dengan kegiatan menjaga lingkungan.
MJM 2025 dirancang sebagai panggung implementasi strategi keberlanjutan Bank Mandiri yang selaras dengan prinsip Enviromental, Social and Governance (ESG). ESG merupakan konsep yang digunakan sebagai alat pengukuran untuk mengevalusi dampak sosial dan keberlanjutan dari sebuah investasi.
Tema tahun ini, “Accelerate Your Limit, Embrace The Culture”, dirasa bisa menggambarkan akselerasi peran sport tourism sebagai motor pertumbuhan ekonomi, sekaligus memperkuat komitmen Bank Mandiri terhadap prinsip ESG. Sebelumnya, komitmen berkelanjutan ini sudah diwujudkan melalui pengumpulan pakaian pegawai Bank Mandiri yang kemudian didaur ulang menjadi souvenir ramah lingkungan pada event MJM 2025.
MJM tahun ini telah mencakup kriteria lingkungan dan sosial sekaligus. Selama acara berlangsung, MJM 2025 mengajak lebih dari 9000 pelari dan semua pengunjung untuk mengelola limbah dari cara paling sederhana, yaitu memilah sampah.
Banyak tempat sampah organik dan anorganik yang disediakan oleh panitia. Tidak hanya memilah, MJM bekerja sama dengan beberapa komunitas untuk memberikan edukasi tentang pengelolaan dan jenis-jenis sampah. Volunteer berbaju kuning siap siaga membawa alat peraga dan games sederhana untuk memberikan edukasi.
“Di event ini kami menjadi volunteer Waste for Change, jadi kami bertugas menjaga kebersihan Candi Prambanan yang menjadi tempat acara. Jadi bisa dilihat ada tempat sampah organik dan anorganik untuk memilah sampah. Kami juga memberikan edukasi mengenai jenis sampah, seperti sampah organik, anorganik dan residu. Tapi untuk sampah residu di sini belum ada," ungkap Nicole, salah satu volunteer pilah sampah saat MJM 2025 yang berlangsung pada Minggu (22/6/2025) di kawasan Candi Prambanan.
Selain Nicole, ada juga Aisyah dari komunitas Pecinta Bumi yang datang dari Solo untuk memberikan edukasi tentang cara memilah sampah. Memakai seragam berwarna kuning cerah, Aisyah dan teman-temannya membawa alat peraga edukasi dan games sederhana tentang pilah sampah. “Sampah yang terkumpul akan dipilah oleh tim warior sebelum disalurkan ke TPS atau ddi daur ulang oleh komunitas,” ujarnya.
Selain pilah sampah, panitia juga menyediakan kotak khusus untuk sampah botol. Kalau habis minum tinggal dimasukin deh! Upaya pengelolaan sampah ini sebenarnya simple, tapi dampaknya luar biasa.
Selain membuat awareness terhadap pilah sampah meningkat juga menjaga kebersihan venue acara. Apalagi MJM 2025 diselenggarakan di situs bersejarah yang diakui dunia. Harus benar-benar menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Senang rasanya melihat lapangan rumput Candi Prambanan bersih, menjadikan pemandangan yang berlatar Candi Prambanan menjadi megah di hari yang cerah. Seperti diketahui, sejak tahun kompleks candi hindu terbesar di Indonesia ini sudah menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991. Candi Prambanan juga diakui sebagai salah satu candi terindah di Asia Tenggara.
Selain Candi Prambanan, Sumbu Filosofi juga sudah diakui sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi bukan sekadar soal bangunan bersejarah. Tapi mahakarya Sri Sultan Hamengku Buwono I dalam bidang arsitektur atau konsep tata ruang. Sumbu Filosofi mengajarkan tentang keselarasan hidup antara manusia, alam dan Tuhan Yang Maha Esa. MJM mengangkat tema Sumbu Filosofi untuk medali yang dibagikan kepada peserta.
Tahun ini, medali MJM dibuat dengan tema Pantai Selatan. Desain medali akan berubah tiap tahunnya hingga tahun 2029 nanti. Konsep medali MJM akan mengikuti ikon-ikon sumbu filosofi lainnya seperti Panggung Krapyak, Keraton, Tugu Jogja, dan Gunung Merapi. Peserta yang mengikuti acara ini lima tahun berturut-turut bisa melengkapi koleksi medali Sumbu Filosofi khas Yogyakarta. Diharapkan, melalui konsep ini, MJM bisa memadukan ajang olahraga dengan budaya lokal.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Mandiri Jogja Marathon 2025 dan Misi Keberlanjutan Mandiri Looping for Life
-
Tak Sekedar Ajang Lari, Mandiri Jogja Marathon 2025 Jadi Ladang Rezeki bagi UMKM
-
Menuju Industri Hijau: Peluang Indonesia Pimpin Produksi Semen dan Amonia Ramah Lingkungan
-
Aktivis Penolak Tambang Raja Ampat Dicap Wahabi, Ferry Irwandi Skakmat Gus Ulil: Sesat Pikir!
-
Bank Mandiri Taspen Dorong Kewirausahaan Pensiunan dan Digitalisasi UMKM
News
-
Mandiri Jogja Marathon 2025 dan Misi Keberlanjutan Mandiri Looping for Life
-
Tak Sekedar Ajang Lari, Mandiri Jogja Marathon 2025 Jadi Ladang Rezeki bagi UMKM
-
Siswa MTS Sukoharjo Dibekali Jurus Ampuh Komunikasi Efektif di Era Digital!
-
Lestarikan Permainan Kuno! SMA Negeri 1 Purwakarta Gelar Krida Saka Budaya
-
Musyawarah Daerah DPD IPSPI DIY 2025: Menguatkan Peran Pekerja Sosial dalam Pelayanan Kemanusiaan
Terkini
-
Bukit Pengilon, Spot Healing dengan View Laut Lepas di Jogja
-
7 Rekomendasi Kulkas 2 Pintu Hemat Listrik 2025: Gak Cuma Gaya, Tapi Juga Irit Daya!
-
Drama Korea Try: A Miracle in Us Umumkan Para Pemeran dan Tanggal Tayang
-
Sempat Unggul di Set Pertama, Timnas Voli Indonesia Gagal Kalahkan Pakistan
-
Mie Ayam, Bukti Cinta Ibu untuk Anak di Perantauan: Jangan Lupa Makan, Nak!