Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) kembali hadir untuk edisi ke-30 pada tahun 2025 di Yogyakarta. YGF merupakan festival yang mempertemukan pemain dan pencinta gamelan. Tahun ini YGF mengusung tema Festival Musik, Seni dan Anak Muda, dengan Spirit Gamelan.
Ishari Sahida (Festival Director), yang dikenal dengan nama Ari Wulu, menyampaikan bahwa sebagai sebuah festival, YGF tentu saja mengindahkan elemen-elemen yang dibutuhkan di dalam penyelenggaraannya. Bukan hanya berwujud konser gamelan, namun juga menghadirkan ruang diskusi, ruang ekspresi, pasar, ruang bermain, serta ruang pamer. YGF menjadi ruang untuk pelestarian sekaligus mengusahakan kemungkinan-kemungkinan baru yang dapat muncul di dalamnya.
YGF berusaha membuka pintu selebar mungkin untuk bisa menerima semuanya, dalam rangka mencari kemungkinan baru di dalam melestarikan dan mengembangkan gamelan. Yang pertama tentu saja Musik, sebagai salah satu elemen yang sangat dekat dengan gamelan. Yang kedua adalah Seni dan Anak Muda; 10 tahun ini, dunia seni menjadi hal yang paling disadari dan digemari oleh anak muda. Fenomena menarik yang terjadi (mungkin) akibat dorongan algoritma media sosial digital. Yang ketiga adalah Spirit Gamelan, sebagai landasan pola pikir yang berasas pada DNA manusia Indonesia.
Program-program YGF #30 :
Pasar & Panggung Cokekan : 21 - 27 Juli 2025
Pasar Cokekan dibuat pada rangkaian program YGF-30 sebagai ruang untuk entitas kesenian lain serta kuliner bisa melibatkan diri atau terlibat pada rangkaian program YGF-30 . Bermacam produk memadukan kuliner, kriya, dan produk kreatif khas Nusantara.kuliner yang ada dan telah tumbuh di Yogyakarta dan sekitarnya akan disuguhkan di ruang ini selama sepekan.
Panggung Cokekan adalah ruang ekspresi terbuka dalam rangkaian YGF-30, yang hadir berdampingan dengan Pasar Cokekan. Panggung Cokekan bersifat inklusif dan penuh kejutan. Di sini, publik dapat berpartisipasi dan menyumbangkan karyanya, mulai dari pertunjukan musik, workshop interaktif, pantomim, lomba memasak, hingga aksi kreatif lainnya.
Panggung ini menjadi wajah lain dari YGF 30—yang merayakan keberagaman bentuk ekspresi seni dan membuka ruang seluas-luasnya untuk pertemuan antara seniman, pelaku kreatif, dan masyarakat. Sebuah panggung rakyat yang hidup, cair, dan penuh warna.
Tempat: Taman Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta
Waktu: 15.00 - 23.00 WIB
Exhibition : 21 - 27 Juli 2025
Selain pertunjukan, konser dan pasar seni, pada YGF 30Th kami juga akan menampilkan karya instalasi yang dibuat dan dimaknai dengan spirit – spirit dari gamelan. Karya itu merupakan karya dari Jompet Kuswidananto yang membuat rangkaian gamelan dari sisa - sisa rel kereta api dan juga karya dari kawan-kawan Departemen Teknik Elektro dan Informatika UGM dan Gayam16. Pengunjung dapat menyaksikan dan turut memaknai karya tersebut selama sepekan penuh di YGF 30Th.
Tempat: Taman Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta
Waktu: 15:00 - 21:00 WIB
Gaung Gamelan : Senin, 21 Juli 2025
Akan digelar di Taman Budaya Embung Giwangan Yogyakarta, pertunjukan gamelan yang dimainkan oleh ratusan pemain gamelan secara bersamaan yang tergabung dalam kelompok karawitan dari 10 Desa Budaya* binaan Dinas Kebudayaan "Kundha Kabudayan" DIY dan kelompok gamelan komunitas antara lain Gayam16 dan AKNSB (Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya.
Sebagai pembuka Yogyakarta Gamelan Festival ke 30 , program ini akan menampilkan 16 kelompok karawitan yang akan memainkan 3 gendhing gaya Yogyakarta secara bersamaan. Gendhing-gendhing ini sebelumnya akan dibagikan kepada publik dan dilatih bersama Gayam 16. Perpaduan bunyi gamelan dari berbagai laras akan menghasilkan simfoni yang sangat indah dan kompleks.
Kompleksitas orkestrasi bunyi gamelan ini tidak akan diamplifikasi oleh tata suara modern. Hal ini bertujuan agar simfoni yang tercipta dapat terdengar secara langsung oleh telinga. Selain pertunjukan utama Gaung Gamelan, di malam hari akan ada performance dari Oemah Gamelan, Prawiratama Ethnic Band, dan Dapur Musik. Gaung Gamelan akan menjadi pembuka dari seluruh rangkaian Yogyakarta Gamelan Festival ke-30. Seluruh rangkaian program YGF adalah terbuka untuk masyarakat umum.
Tempat: Main Stage Taman Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta
Waktu: 15:00 - 23:00 WIB
Kongres Gamelan: Selasa, 22 Juli 2025
Mengundang serta melibatkan praktisi seni gamelan dan sesepuh gamelan untuk bersama – sama membicarakan bagaimana seni gamelan itu sendiri. Kegiatan ini akan menjadi ruang diskusi, dan berbagi ilmu untuk merawat dan mengembangkan seni gamelan. Ruang ini dibuat dan dibentuk untuk bersama “ngangsu kawruh”, dan kemudian mampu menata dan menentukan strategi untuk terus merawat dan mengembangkan seni gamelan di era modernisasi dan perkembangan zaman hari ini.
Tempat: Exhibition Hall Taman Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta
Waktu: 09.00 - 15.00 WIB
Narasumber: Andrew Timar & Dr. Raharjo
Moderator: Kusen Alipah Hadi
Panggung Slenthem: Selasa - Kamis, 22 - 24 Juli 2025
Panggung Slenthem dibuat sebagai ruang ekspresi pertunjukan baik musik, sastra, puppet/wayang, film dan sebagainya. Tidak hanya menampilkan pertunjukan seni gamelan, ruang ini dibuka untuk para pegiat/entitas/kolektif yang ingin turut serta menjadi bagian dari YGF-30.
Selain mengundang kawan/jaringan Gayam16, panggung ini terbuka untuk siapa dengan format open submission. Siapa saja bisa turut serta, menjadi bagian dan turut merawat apa – apa saja yang telah dihidupi selama ini. Tahun ini, YGF berkolaborasi dengan Simak Siar pada salah satu program Panggung Slenthem.
Tempat: Main Stage Taman Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta
Waktu: 16.00 - 23.00 WIB
Lokakarya “Gamelan Tanpa Tembok”: Selasa - Kamis, 22 - 24 Juli 2025
Lokakarya Gamelan yang menjadi salah satu rangkaian acara Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) ke 30. Merupakan workshop bagi semua orang, khususnya yang sama sekali belum pernah bermain gamelan. Dengan mengangkat tema "Gamelan Tanpa Tembok" diharapkan mampu menjadi ruang partisipatif yang menjembatani generasi muda dan masyarakat luas untuk lebih dekat, mengenal, dan turut melestarikan gamelan sebagai warisan budaya yang hidup dan relevan dengan zaman. Materi yang akan diajarkan berupa satu repertoar musik kerakyatan yang berdurasi ±30 menit yang kemudian akan dipentaskan di Konser Gamelan pada tanggal 26 Juli 2025
Tempat: Selasar Kawasan Taman Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta
Waktu: 17:10 - 22:55 WIB
Pemateri: Sahrul Kepek Yulianto (@sahrul_kepek )
Peserta : 20 orang (Open cal)
Sorot Sumirat: Rabu - Jumat, 23 - 25 Juli 2025
Sorot Sumirat merupakan salah satu program baru yang ada di YGF 30. Ruang pengkaryaan dan pengekspresian karya video mapping merespon musik - musik maestro. Bagaimana jika musik karya maestro gamelan dan musisi muda yang mengedepankan bebunyian nusantara digabungkan dengan pertunjukan cahaya melalui media video mapping?
Program ini akan menjadi ruang kolaborasi antara musik dan seni cahaya video mapping. Musik – musik akan menjadi ilustrasi dalam pertunjukan video mapping dan akan ditampilkan pada bidang yang tidak biasa juga. Kerja dan karya video mapping juga akan dikerjakan oleh kawan – kawan jaringan Gayam16 sepert LZY, ARAFURA, Lepaskendali Labs dan sebagainya.
Tempat: Fasad Gedung Grha Budaya, Taman Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta
Waktu:
23 Juli 2025 | 20.00 WIB
24 Juli 2025 | 20.00 WIB
25 Juli 2025 | 17.55 WIB
Konser Maestro: Rabu,23 Juli 2025
Yogyakarta Gamelan Festival tahun ini menjadi momen spesial untuk mengenang tiga maestro seni Indonesia: Sapto Raharjo, Harry Roesli, dan Djaduk Ferianto. Melalui karya dan semangat mereka, gamelan tidak hanya menjadi warisan budaya, tapi juga menjadi suara kebebasan dan ekspresi. Konser ini adalah bentuk apresiasi untuk dedikasi mereka dalam menghidupkan seni tradisi yang tidak lekang oleh waktu.
Tempat: Concert Hall Taman Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta
Waktu: 19.30 - 23.00 WIB
Audiens: Ticketing via Artatix
Simak Siar: Kamis, 24 Juli 2025
Simak Siar adalah salah satu program dalam rangkaian Yogyakarta Gamelan Festival yang mengusung kolaborasi lintas generasi dan lintas genre. Program ini menghadirkan anak-anak muda dari berbagai latar belakang musik. Mengusung semangat lintas genre, program ini bertujuan memperluas publikasi dan mendekatkan generasi muda pada gamelan melalui dialog kreatif dan pertunjukan yang segar.
Tempat: Main stage, Taman Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta
Waktu: 19.00 - 22.40 WIB
Konser Gamelan: Kamis - Sabtu, 25 - 27 Juli 2025
Konser Gamelan merupakan salah satu program yang menjadi wadah pertemuan antara para pelaku, pecinta, dan penikmat gamelan dari berbagai penjuru dunia. Melalui konser ini, tradisi dan inovasi dalam dunia gamelan saling bersilangan, menciptakan ruang apresiasi, kolaborasi, dan dialog budaya yang hidup. Para peserta lokakarya juga akan tampil di Konser Gamelan manampilkan hasil pembelajaran selama 3 hari. Tahun ini selain dari Indonesia, juga akan tampil seniman gamelan dari Cina dan Kanada, antara lain :
Tempat: Main Stage Taman Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta
Waktu: 19.30 - 23.00 WIB
Baca Juga
-
Review Film Brick: Dinding Misterius yang Menutupi Akses Hidup Manusia
-
The Old Woman with the Knife, Film Laga Solid dengan Karakter yang Impresif
-
Setelah Jepang, Novel Hujan Karya Tere Liye Hadir Versi Bahasa Inggris!
-
4 Spot Foto Bunga-Bunga Cantik di Batu yang Instagramable dan Bikin Betah!
-
Onimusha: Way of the Sword, Kebangkitan Epik Setelah Dua Dekade Vakum
Artikel Terkait
-
Sejarah dan Tradisi Prosesi Tabuh Gamelan Sekaten yang Ricuh Hingga Menantu Pakubuwana Dicekik
-
Sejarah Gamelan Sekaten, Tradisi Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Keraton Solo
-
Gaung Gamelan Menutup Festival Internasional Yogyakarta Gamelan Festival ke-29
-
Semarak Malam Puncak Yogyakarta Gamelan Festival 2024, Wadah Eksistensi Ribuan Pencinta Gamelan
-
Ladrang Piweling dan Gundhul-gundhul Pacul Menutup Acara Puncak Yogyakarta Gamelan Festival 2024
News
-
Sosok Aisar Baru, Sultan Singapore Keeganteng
-
Mengajak Kemball Membaca Diri, Kawruh Jadi Payung untuk Tubuh Biennale Jogja 18
-
Pertunjukan Akrobatik Cirque de Luna dari Rusia Hadir di Resinda Park Mall
-
Tim PkM UNY Syiarkan Risalah Islam Berkemajuan
-
Tim PkM UNY Adakan Lokakarya Perempuan Islam Berkemajuan untuk Wujudkan Peradaban Utama
Terkini
-
Review Film Brick: Dinding Misterius yang Menutupi Akses Hidup Manusia
-
The Old Woman with the Knife, Film Laga Solid dengan Karakter yang Impresif
-
Setelah Jepang, Novel Hujan Karya Tere Liye Hadir Versi Bahasa Inggris!
-
4 Spot Foto Bunga-Bunga Cantik di Batu yang Instagramable dan Bikin Betah!
-
Onimusha: Way of the Sword, Kebangkitan Epik Setelah Dua Dekade Vakum