Bimo Aria Fundrika
Dito Ariotedjo bersama Raffi Ahmad. [Instagram]

Isu Raffi Ahmad yang di gadang-gadang bakal menggantikan Dito Ariotedjo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) bikin warganet menjadi heboh.

Pasalnya ini bukan cuma sekedar gosip selebriti, kabar ini menyeret perdebatan serius dua kubu soal kompeten dan latar belakang pendidikan keduanya. 

Raffi Ahmad tercatat hanya sebagai lulusan SMA Negeri 16 Jakarta. Selepas itu, ia memang sempat mencoba kuliah di Universitas Paramadina, lalu pindah ke Universitas Terbuka (UT) yang lebih fleksibel dalam sistematik pendidikannya. Namun, hingga kini tidak ada bukti konkret bahwa Raffi pernah menuntaskan program S1 nya.

Dengan kata lain, Raffi Ahmad tidak memiliki gelar sarjana (S1). Status ini jelas menjadi sorotan karena menjadi seorang menteri berarti dianggap memegang posisi strategis dalam perumusan kebijakan nasional.

Raffi Ahmad (Instagram/@raffinagita1717)

Meski begitu, Raffi mencoba mengimbangi kekurangan akademiknya dengan terjun ke dunia karir (hiburan dan bisnis). Popularitasnya sebagai artis papan atas melejit, ditambah keberhasilannya membangun Perusahaan RANS Entertainment dan RANS Sport yang membuatnya dikenal luas masyarakat.

Namun warganet tetap saja bertanya-tanya apakah modal ketenaran saja sudah cukup dan pantas untuk menduduki kursi Menpora.

Pada Oktober 2024 nama Raffi menuai kontroversi, ketika ia menerima gelar doktor honoris causa dari Universal Institute of Professional Management (UIPM) Thailand. Gelar ini disebut setara dengan pendidikan S3 di bidang Event Management and Global Digital Development.

Yang menjadi persoalannya, UIPM ini tidak memiliki akreditasi resmi sebagai lembaga akademik, baik di Indonesia maupun internasional. Bahkan, lembaga itu sempat dikaitkan dengan klaim “diakui Kerajaan Prusia” padahal Kerajaan Prusia sendiri sudah runtuh sejak Perang Dunia II. Alhasil, gelar doktor tersebut dipandang publik lebih sebagai gimmick simbolis ketimbang legitimasi akademik.

Sementara itu, sosok Dito Ariotedjo hadir dengan rekam pendidikan yang lebih jelas, ia menamatkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2012.

Saat menjadi mahasiswa, Dito aktif di berbagai organisasi, mulai dari Bendahara Umum BEM FH UI hingga anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Setelah lulus, ia terjun ke dunia usaha melalui Grupara Ventures, HIPMI, hingga politik lewat Partai Golkar.

Jalur pendidikan formal yang kuat, ditambah pengalaman organisasi, membuat Dito dipercaya menjadi Menpora pada 2023 di usia 33 tahun. Saat itu ia tercatat sebagai menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju.

Perbandingan Raffi dan Dito kini jadi bahan perbincangan hangat. Dito hadir dengan gelar akademik yang jelas, pengalaman organisasi, serta jalur politik yang mapan dan relevan dengan dunia politik sedangkan Raffi justru datang sebagai figur hiburan yang super populer, tapi tanpa rekam akademik yang mumpuni.

Publik pun terbelah dua kubu ada yang menilai Raffi layak diberi kesempatan karena pengaruhnya di kalangan anak muda, tapi tidak sedikit yang menganggap kursi Menpora terlalu penting untuk diserahkan kepada sosok tanpa gelar pendidikan yang kuat.

Kini keputusan ada ditangan Presiden Prabowo Subianto. Apakah ia akan memilih jalur aman dengan kader lain yang berpendidikan tinggi, atau melakukan gebrakan kontroversial dengan menunjuk selebriti sebagai Menpora? Jika iya maka keputusan ini dipastikan akan memicu reaksi keras.