Bimo Aria Fundrika
Petani Tuban Ubah Bonggol Jagung Jadi Sumber Energi Bersih. (Dok. Istimewa)

Kabupaten Tuban sudah lama dikenal sebagai salah satu sentral jagung nasional, dengan produksi tahunan mencapai 760 ribu ton. Selama ini, panen yang melimpah masih menyisakan persoalan berupa limbah bonggol dan jerami yang kerap dibakar petani. Praktik tersebut bukan hanya mengganggu lingkungan, tetapi juga menambah emisi gas rumah kaca.

Kini, cara pandang terhadap limbah jagung mulai berubah. Melalui program baru, bonggol dan jerami diolah menjadi bahan bakar biomassa yang mendukung energi bersih.

Petani pun tidak lagi terbebani limbah, melainkan memperoleh keuntungan tambahan dari hasil panen mereka.

Ilustrasi energi bersih (Freepik)

Program ini digagas PLN Nusantara Power (PLN NP) bersama Unit Pembangkit Tanjung Awar-Awar Tuban, dengan dukungan mesin hammer mill milik Koperasi Energi Cakrawala Nusantara (ECN).

Mesin berkapasitas dua ton per jam ini mampu memproses minimal delapan ton biomassa per hari, membuka jalan bagi produksi energi terbarukan yang berbasis masyarakat.

Langkah ini sejalan dengan kebijakan Permen ESDM No. 12 Tahun 2023 tentang pemanfaatan biomassa untuk co-firing di PLTU, sekaligus mendukung target bauran energi baru terbarukan nasional. Kolaborasi ini diharapkan memperkuat ketahanan energi sekaligus menciptakan ekosistem hijau yang berkelanjutan.

“Pemanfaatan limbah jagung menjadi biomassa co-firing di PLTU Tanjung Awar-Awar adalah bukti bahwa transisi energi dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kami tidak hanya menekan emisi karbon, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi petani lokal yang selama ini kesulitan mengelola limbah pertaniannya,” ujar Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah.

Penulis: Muhamad Ryan Sabiti