Hayuning Ratri Hapsari | Thedora Telaubun
Ilustrasi zero waste (Freepik)
Thedora Telaubun

Di era di mana dunia semakin memperhatikan jejak produksi dan konsumsi, industri hijau bukan tren sesaat tapi masa depan yang harus segera dijalani.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menegaskan bahwa transformasi industri keharusan nyata di tengah tuntutan global mendorong penerapan zero waste dan efisiensi tinggi melalui ekonomi sirkular (14/12/2025). 

Hal ini menjadi bagian dari strategi besar untuk menjawab tantangan produksi di era modern. 

“Dengan ekonomi sirkular, industri dapat mengurangi emisi dan limbah sekaligus meningkatkan nilai tambah, mengurangi ketergantungan impor, serta menciptakan lebih banyak green jobs. Inilah arah pembangunan industri masa depan melalui Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN),” kata Agus, dikutip dari Suara.com pada Senin (15/12/2025).

Industri selama ini dipandang dari sisi input-output ekonomi, produksi sebanyak-banyaknya, keuntungan sebesar-besarnya. 

Namun realitas lingkungan menuntut sesuatu yang berbeda, produksi yang tetap produktif tanpa membebani alam. 

Kemenperin melalui berbagai unit teknisnya kini mendorong perusahaan menerapkan prinsip 5R Reduce, Reuse, Recycle, Recovery, Repair sebagai kerangka dasar pengelolaan limbah yang lebih bertanggung jawab. 

Lebih jauh, yang menjadi highlight dari perubahan ini adalah pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berbasis ekonomi sirkular. 

“Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang berprinsip sirkular ekonomi menjadi langkah penting untuk memastikan industri dapat mengelola limbah secara aman, efisien, dan berkelanjutan. UPT di lingkungan BSKJI, kami dorong untuk terus memperkuat kapasitas layanan agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi industri hijau nasional,” ucap Emmy, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI).

Apa yang berjalan di level pemerintah dan pabrik ini juga sejalan dengan komitmen internasional Indonesia. 

Pemerintah sebelumnya menetapkan target net-zero dan menyiapkan roadmap dekarbonisasi yang ambisius untuk industri Indonesia. 

Langkah itu bukan hanya menjawab tuntutan green economy global, tetapi juga menjadi opportunity bagi para pelaku usaha untuk memperkuat daya saing lewat inovasi teknologi bersih dan efisiensi energi.

Efisiensi sumber daya berarti biaya produksi yang lebih rendah dalam jangka panjang. 

Ekonomi sirkular membuka ruang bagi green jobs, menciptakan peluang baru di sektor teknologi hijau dan pengolahan limbah bukan hanya pekerjaan biasa tetapi juga keterampilan masa depan.

Namun langkah ini tetap menuntut kolaborasi lintas sektor. 

Dari industri besar hingga UMKM, perubahannya harus dipadukan dengan dukungan kebijakan yang jelas, akses teknologi, dan insentif yang memadai.