Nyamuk adalah hewan serangga terbang yang sering keluar pada malam hari, serangga ini juga dikenal serangga pembawa penyakit seperti demam berdarah (DBD), malaria, chikunguya, dan virus zika.
Siapa sangka ternyata nyamuk juga diabadikan di sebuah museum. Yup, museum unik ini berada di Pangandaran lebih tepatnya terletak di Kompleks Wisata Ilmiah Loka Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Pangandaran.
Museum milik Kementrian Kesehatan ini merupakan museum nyamuk satu-satunya di Indonesia untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya nyamuk. Tidak banyak museum nyamuk yang berada di dunia, bahkan hanya ada 2 museum, salah satunya berada di Pangandaran, Indonesia.
Museum ini dijadikan sebagai tempat wisata. Di dalam Museum Nyamuk memiliki koleksi 301 spesimen yang terdiri dari 28 spesies nyamuk dan 6 genus yang berbeda dari wilayah Indonesia. Genusnya antara lain Aedes, Culex, Anopheles, Mansonia, Armigeres, dan Toxor. Masing-masing genus terdiri dari spesimen, stadium telur, larva, pupa dan nyamuk.
Museum Nyamuk juga menyediakan teater nyamuk yang akan memutar film dokumenter tentang siklus kehidupan nyamuk dan memiliki kapasitas hingga 120 orang; insektarium, disini pengunjung dapat mengetahui serta mempelajari fase hidup nyamuk dan contoh varian nyamuk; laboratorium riset yang memamerkan alat-alat penelitian seperti alat bantu penghitungan specient (hand counter), thermometer air, alat pembesar objek (lup), alat pengukur suhu ruangan (thermometer marmix), dan alat untuk navigasi; serta kebun tanaman obat pengusir nyamuk dan malaria (TOMPEN). Beberapa fasilitas dalam gedung juga melengkapi Museum Nyamuk, seperti ruang multimedia dan ruang cinderamata.
Sebenarnya museum ini sudah lama dibuka dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada 19 Agustus 2009. Hanya saja masih banyak yang belum mengetahui museum unik ini.
Apabila kamu tertarik untuk mengunjungi Museum unik ini, kamu bisa melakukan kunjungan pada hari Senin sampai Jumat pukul 07.30 - 16.00 dan pada hari Sabtu sampai Minggu pukul 09.00 - 15.00 WIB.
Sayangnya, dilansir dari situs resmi Dinas Pariwisata dan Kebudyaaan Jawa Barat, Museum ini tidak menerima kunjungan untuk sementara waktu karena adanya pandemi covid-19, informasi selanjutkan akan diberitahukan di media sosial Museum Nyamuk dan situs resmi Litbang Pangandaran.
Baca Juga
-
Makin Blak-blakan, Aaliyah Massaid Akui Bucin Ke Thariq Halilintar: Kamu Juara di Hati Aku
-
Mengenal Li Ran, Princess Eropa dari Asia Pertama, Istri dari Pangeran Charles Belgia
-
Fans Fuji Kecewa Konten Eksklusif Tersebar: Jadi Percuma Bayar
-
Nyanyi 'Cundamani' di Hadapan Happy Asmara, Celetukan Niken Salindry Bikin Ngakak Satu Venue
-
ARMY Next Level! Wanita Ini Pamer Rumah Berkonsep BTS, Semua Serba Ungu
Artikel Terkait
-
Mengenali Gejala dan Tanda DBD, Jangan Sampai Lengah!
-
5 Tempat Wisata Eksotis di Pangandaran, Eks Menteri Susi Singgung Harta Tiket Masuk
-
Resep Rahasia Santapan Pangandaran, 7 Kuliner Khas yang Bisa Kamu Bikin Sendiri di Rumah
-
Peduli Lingkungan dan Alam dengan Menjadikan Pantai Pangandaran Bersih Maksimal
-
Mengenali Gejala dan Pencegahan Chikungunya, Sedang Mewabah di Cianjur
Ulasan
-
Dramatis, Esensi Drama China 'Eat Run Love': Cinta, Luka Lama dan Takdir
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern
-
Ulasan Novel Harga Teman: Ketika Hasil Kerja Tidak di Hargai oleh Klien
-
Review Film Warfare: Tunjukkan Perang dan Kekacauan dengan Utuh serta Jujur
-
Hidup dalam Empati, Gaya Hidup Reflektif dari Azimah: Derita Gadis Aleppo
Terkini
-
Pendidikan Perempuan: Warisan Abadi Kartini yang Masih Diperjuangkan
-
Berada dalam Satu Tim, 3 Nama Ini Bisa Dinaturalisasi dan Bela Timnas U-23
-
Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali di SMA: Solusi atau Langkah Mundur?
-
Spring of Youth: Kisah Mahasiswa, Musik, dan Mimpi yang Tayang Mei Ini!
-
Terus Melesat, Jumbo Masuk 10 Besar Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa