Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Khoirul
Wawancara kopi tlahab bersama narasumber DocPribadi/khoirulmustofa).

Desa Tlahab, Temanggung, Jawa Tengah, dengan tanaman kopi yang dikenal dengan nama kopi Arabika Java Sindoro Sumbing, telah berhasil mendapatkan prestasi tingkat nasional sampai dunia internasional. Untuk menghasilkan kopi yang bermutu sampai taraf internasional melalui berbagai proses dan waktu yang lama.

Kopi yang dihasilkan dari desa Tlahab beraroma tembakau. Dengan aromanya yang unik tersebut, pada tahun 2014 di ajang kontes kopi spesial indonesia (KKSI), kopi arabika sindoro sumbing berhasil mendapatkan juara 3 nasional. Kemudian tahun 2019 ikut lagi di Bandung dan mendapatkan juara 2.

Kemudian pada tahun 2016, ikut kontes kopi di Atlanta, Ibukota Georgia Amerika Serikat mendapatkan peringkat 2 dunia. Hal tersebut diungkapkan oleh Yamidi selaku ketua kelompok tani kopi Arabika Tlahab.

“Setelah mendapatkan juara 2 dunia pada tahun 2016, biji kopi dari Tlahab dibawa ke Kanada dan Swedia untuk diteliti di laboratorium. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa kopi tembakau terdapat kandungan Tar dan Nikotin sebesar 0,003 persen,” ujar Yamidi.

Keunikan itu telah mendatangkan rasa penasaran dari 17 warga negara Eropa. Setelah kontes yang dilaksanakan april 2016, pada bulan juli, mereka berkunjung ke desa Tlahab Temanggung, Jawa Tengah, untuk membuktikan kebenaran mengenai kopi yang beraroma tembakau tersebut.

Diketahui bahwa penyebab kopi desa Tlahab memiliki aroma tembakau karena sifat dari tanaman kopi yang bersifat mikroskopis, mudah menyerap aroma sekitar (tembakau).

SOP proses pengolahan kopi

Untuk mendapatkan kopi yang berkualitas, ditempuh berbagai proses sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) taraf internasional. SOP pasca-panen terdiri dari dua kategori full wash dan semi wash.

Untuk full wash sendiri terdapat beberapa tahap, meliputi:

  1. Memetik biji kopinya 98 persen, dipilih yang berwarna merah. Setelah kopi sudah dibawa pulang, kemudian masuk ke proses sortasi seleksi secara manual, untuk memastikan kopi berwarna merah sempurna.
  2. Tahap prambangan, memasukkan kopi ke bak air. Kopi yang mengambang dipisahkan karena kopi sudah rusak.
  3. Tahap pengupasan kulit buah dengan menggunakan alat mesin.
  4. Masuk ke tahap prambangan, yang mengapung dipisahkan lagi. Sedangkan yang mengendap difermentasi selama 12 sampai 36 jam.
  5. Dicuci lagi sampai bersih lalu dijemur dan dikeringkan sampai kadar air 11 persen.
  6. Jika sudah kering, lalu masuk tahap ke alat mesin yang namanya haling atau healer untuk memisahkan kulit tanduk dengan biji kopi.
  7. Setelah selesai kemudian masuk tahap grading, untuk memisahkan gradenya antara grade 1, 2, 3, dan grade 4 atau afkir.
  8. Setelah dipisahkan sesuai dengan gradenya, lalu masuk ke tahap sortasi memisahkan biji kopi manakala ada yang cacat.

Biji kopi yang masuk ke standar grade 1 sampai 4 ditentukan dari ukuran biji kopinya, warnanya, dan nilai kecacatannya. ukuran kopi yang masuk grade 1 sekitar 7 mili dan warnanya sama ketika jadi bubuk.

Sedangkan grade dua berukuran 5,5 sampai 6 mili untuk warnanya juga merata, untuk cacatnya sekitar 3 persen. Sementara grade tiga, biji lebih kecil lagi untuk nilai cacatnya sampai 10 persen, untuk warnanya 70 persen harus sama.

Kemudian grade 4 bijinya lebih kecil lagi dan banyak kopi yang pecah-pecah, serta warnanya juga tidak harus sama persis. 

Kopi grade satu yang diikutkan untuk kontes, baik skala nasional maupun internasional. Sedangkan untuk grade 2 diekspor, grade 3 untuk pabrik atau kedai kopi, dan yang grade 4 untuk pabrik-pabrik besar.

Khoirul