Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Halimatun Sakdiah
Mie Bakar Konflik dari Ngemood Mie (instagram/@kontenkuliner)

Olahan mie memang sedang kembali naik daun akhir-akhir ini. Tak terkecuali olahan mie pedas yang sensasinya bak membuat mulut terbakar. Banyak outlet mie bermunculan di sudut-sudut kota, bahkan sampai mampu berekspansi ke daerah lainnya.

Salah satu outlet pendatang baru yang layak dilirik oleh penikmat mie di Mojokerto dan pecinta kuliner Jawa Timur adalah Ngemood Mie.

Pasalnya, dari sekian outlet mie kekinian yang ada di Mojokerto, Ngemood Mie menyuguhkan menu mie pedas kekinian paling unik dan kuat pada varian rasanya. Salah satunya dengan menyuguhkan varian menu mie bakar dengan level pedas yang bisa dipilih suka-suka. 

Tak tanggung-tanggung, di sini kita tidak akan menemukan level pedas menggunakan takaran jumlah biji cabai. Namun, pakai takaran sendok teh dari level 0 sampai dengan 4 plus 4.

Bayangkan saja, 30 biji cabai di luar sana sudah menjadi level pedas tertinggi, jika dihaluskan hanya akan menjadi 1.5 sendok teh. Artinya, takaran tersebut setara dengan level 3 di Ngemood Mie.

Pertama kali mendengar nama outlet ini, kami merasa aneh dengan namanya yang dirasa absurd. Apalagi ketika disandingkan dengan konsep menu sajian yang kekinian. Sebab, namanya ketika diucapkan, memiliki nuansa bahasa jawa yang kuat dan identik dengan kata-kata kotor. Namun ternyata, penamaan tersebut memang dibiarkan bias, antara penulisan dan pengucapannya.

"Ngemood sebenarnya diambil dari bahasa slang. Dari nge-Mood yang berarti mengembalikan semangat. Namun, dalam pengucapannya memiliki pelafalan yang sama dengan kata dalam bahasa jawa. Artinya mengulum sesuatu dan tidak secara langsung ditelan, karena tidak mau segera kehilangan rasanya," tutur owner Ngemood Mie, Fakri Fandy dalam penjelasannya.

Pembiaran bias pada penamaan outlet tersebut bukan tanpa alasan. Sebab ada harapan yang tersembunyi di dalamnya. Karena setiap nama pasti memiliki doa dan harapan sang pemberinya. Bahkan, setiap nama menyimpan optimisme dari mereka yang merasa memilikinya.

"Dengan memilih nama Ngemood Mie, kami berharap setiap pelanggan yang datang ke outlet kami menjadi lebih semangat dalam menjalani kehidupan, dan tidak pernah bosan dengan rasa dari menu-menu yang kami suguhkan. Namanya yang bias juga membawa harapan kami. Setiap pelanggan sepulang dari sini, dalam rentang umur berapapun, kami berharap mereka pulang dengan pengalaman menyenangkan. Sebab, rasa menyenangkan itu bias, setiap individu punya takaran sendiri," tutupnya.

Terdapat dua pilihan menu mie bakar dengan level pedas di outlet Ngemood Mie, yaitu mie bakar konflik dan mie bakar amarah. Mie bakar konflik memiliki rasa western yang kuat, dengan aroma smooky-nya, ditambah mulurnya topping mozarella di bagian atasnya. 

Sedangkan, mie bakar amarah disajikan dengan topping saus mentai. Keduanya sama-sama diberikan makanan pendamping berupa sosis dan pentol bakar.

Lebih lanjut, teksturnya yang lembut dan sedikit basah pada mie-nya menjadikan sajian menu ini terasa lebih nyaman ketika masuk ke mulut. Untuk seporsi mie bakar ini, kamu cukup merogoh kocek Rp 18.000. 

Ketika yang lain hanya menawarkan pedas dan murah, Ngemood Mie bisa menjamin soal rasa. Katanya, rasa Ngemood Mie menyuguhkan bisa bikin lupa harga.

Ngemood Mie juga menyediakan ragam menu lain selain mie. Ada aneka dimsum yang sedang digandrungi anak muda kekinian. Termasuk di antaranya dimsum siomay ayam, lumpia udang kulit tahu, dimsum pangsit goreng, dan udang rambutan. 

Untuk menu dimsum semuanya dibanderol dengan harga Rp 13.000. Untuk sajian minumnya yang signature banget ada menu es mosi dan es presi yang dibanderol dengan harga Rp 10.000. (*)

Halimatun Sakdiah

Baca Juga