Meski saat ini termasuk dalam jajaran negara yang memiliki wilayah tak begitu luas, tetapi sejatinya Spanyol pernah menjadi salah satu negara adi daya dengan wilayah yang membentang di separuh wilayah dunia. Dikutip dari laman nationalgeographic, Spanyol bahkan mendapatkan julukan sebagai kerajaan tempat matahari yang tak pernah terbenam. Sebab, pada saat itu, siapapun yang menjelajahi wilayah kekaisaran Spanyol, akan selalu menemukan siang hari di belahan bumi manapun. Namun sayangnya, satu persatu wilayah yang dimiliki oleh Spanyol memisahkan diri dan menjadi negara yang merdeka, termasuk Filipina.
Film 1898: Our Last Men in Philippines ini menceritakan tentang sejarah perang kemerdekaan Filipina, dan juga masa-masa terakhir penjajahan Spanyol di negara kepulauan yang terletak di utara Indonesia tersebut. Pemberontakan Tagalog yang semakin gencar membuat posisi imperium Spanyol di Filipina semakin terjepit.
Banyak garnisun dan satuan pasukan yang dimiliki oleh Spanyol mengalami kejatuhan, hingga membuat mereka harus kehilangan banyak serdadu. Mau tak mau, pengiriman pasukan dari luar pun harus dilakukan demi bisa mengembalikan wilayah yang terancam lepas tersebut.
Film ini mengangkat tentang perjuangan para prajurit Spanyol dalam pengepungan di Baler oleh para pejuang Tagalog. Pengepungan Baler sendiri berakhir pada 2 Juni 1899, setelah berlangsung selama 337 hari. Pada pertempuran tersebut, 17 prajurit Spanyol tewas. Sementara di kubu Tagalog, korban jiwa tercatat mencapai 700 orang.
Hal ini sangat wajar, mengingat pada salah satu perang terakhir antara Filipina-Spanyol tersebut, para pejuang Tagalog hanya bersenjatakan alat perang seadanya, seperti parang, pedang dan juga alat-alat sederhana lainnya. Mungkin ini hampir sama dengan para pejuang kemerdekaan Indonesia yang menggunakan bambu runcing dan alat-alat lainnya untuk mengusir penjajah Belanda dulu ya.
Jatuhnya Spanyol pada pertempuran Baler menandakan kejatuhan salah satu imperium terbesar yang pernah ada dalam sejarah umat manusia, dan menyebabkan tragedi nasional bagi Spanyol. Setelah perang ini, pihak Spanyol berangsur-angsur menarik diri dari Filipina. Tercatat hanya ada 9000 orang saja yang tinggal di sana dan hidup berdampingan dengan baik bersama warga asli Filipina.
Nah, bagi teman-teman yang menyukai film bertemakan sejarah, tak ada salahnya jika menonton film ini untuk menambah pengetahuan mengenai sejarah di kawasan Asean. Namun, harap lebih bijak ya, karena film rilisan tahun 2016 dengan durasi 2 jam 9 menit ini penuh dengan adegan kekerasan dan berdarah-darah, sehingga tidak cocok untuk ditonton bersama dengan anak-anak. Happy watching!
Baca Juga
-
Bukannya Membantu sang Tetangga, Arab Saudi Justru Lebih Pilih Bantu Timnas Indonesia
-
Hantam sang Tamu Satu Gol, Indonesia Makin Lekatkan Label Tim Paling Buruk kepada China!
-
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Permainan Menyerang Timnas China Hanyalah Sekadar Wacana Belaka
-
Indonesia vs China: Saat Tim Haus Kemenangan Menjamu Tim Paling Mengenaskan
-
China Rencanakan Tampil Menyerang, Keuntungan Besar Justru Bakal Didapatkan Timnas Indonesia!
Artikel Terkait
Ulasan
-
Curug Balong Endah, Pesona Air Terjun dengan Kolam Cantik di Bogor
-
Wonwoo SEVENTEEN Ungkap Pesan Cinta yang Tulus Lewat Lagu Solo 99,9%
-
First Impression Good Boy: Aksi Seru, Visual Keren, dan Cerita Bikin Nagih
-
Ulasan Don Quixote: Perjalanan Ksatria Gila dan Khayalannya
-
SHINee Ring Ding Dong: Anthem Ikonik K-Pop saat Cinta Datang Tak Diundang
Terkini
-
Rahasia Kulit Lembap dan Glowing, 4 Rekomendasi Masker Korea Berbahan Madu
-
10 Rekomendasi Drama China yang Memakai Kata "Legend" pada Judulnya
-
Doyoung Usung Tema Yakin dan Percaya di Highlight Medley Album Soar Part 3
-
Jackson Wang Ungkap Rasa Sakit Jalani Hubungan Toksik di Lagu Hate To Love
-
Mainan Anak dan Stereotip Gender: Antara Mobil-mobilan dan Boneka