
Apa yang lebih menarik dalam hidup ini selain mencari sesuatu untuk menemukan hal baru. Hampir semua orang bekerja mencari, kendati pun apa yang mereka cari tidak selalu didapatkan. Sejak manusia dilahirkan, mereka sudah dibekali naluri mencari. Beraneka hal yang dicari seiring kebutuhan dan kepentingan.
Dalam duna keilmuan, naluri manusia untuk mencari dan menemukan apa yang mereka cari sudah terbukti dengan lahirnya berbagai macam ilmu pengetahuan yang terus menerus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa sesungguhnya dinamika keilmuan itu akan terus berkembang adalah dengan semakin menggeloranya dunia kepenulisan.
Hingga kini, telah ribuan macam ilmu ditulis oleh para pakar dan hal itu semakin menunjukkan bahwa dunia keilmuan dan dunia kepenulisan bagaikan dua sisi mata uang yang keduanya tidak bisa dipisahkan. Selanjutnya, dunia kepenulisan pada dasarnya adalah peneguhan terhadap eksistensi.
Dengan menulis, seseorang seakan sedang mencoba meneguhkan eksistensi keilmuan mereka dalam ranah kehidupan yang terus semakin kompetitif. Maksudnya, seseorang akan diakui telah memberi sumbangan berharga jika ia mampu menuangkan ilmu yang dimilikinya paling tidak dalam sebuah karya nyata.
Pramudya Ananta Toer pernah berkata, "Tulislah sesederhana apapun ide pikiranmu karena hal itu akan menjadikannya utuh sepanjang sejarah. Sehebat apapun ide pikiran seseorang, tetapi jika hal itu hanya ada dalam kata-kata ucapan, maka ia akan musnah sedetik sesudah orang itu mengatakannya."
Hadirnya buku dengan judul Jalan Terjal Santri Menjadi Penulis yang diterbitkan oleh Muara Progresif Surabaya ini adalah sebagai pacu bagi kita selaku penulis yang semangatnya mulai mengendur, atau menjadi buku panduan utama bagi orang yang ingin belajar menulis demi mengabadikan sebuah sejarah atau peristiwa.
Santri yang dulu sering disebut sebagai kelompok tradisional, sekarang sudah tidak lagi disebut demikian. Santri sudah banyak mengalami perkembangan. Santri bukan hanya orang yang berkutat dengan kitab kuning saja yang ketinggalan zaman. Bukan itu. Tetapi, santri dewasa ini telah bermain-main dengan internet. Mereka mempunyai blog pribadi untuk menumpahkan semua ide yang terlintas dalam pikirannya. Serta tak jarang dari mereka menulis gagasan kreatifnya lalu dikirimkan ke media raksasa, dan ternyata menjadi bacaan publik yang paling digemari.
Selamat menjadi santri. Mari jadi santri yang penulis atau penulis yang santri.
Salam!
Baca Juga
-
Poco F7 Siap Meluncur Juni 2025, Usung Snapdragon 8s Gen 4 dan Harga Rp 5 Jutaan
-
Vivo Y300c Rilis dengan Harga Ramah Kantong, Layar AMOLED 120Hz dan Baterai 6500 mAh
-
iQOO Z10 Lite Segera Hadir pada 18 Juni 2025, Intip Bocoran Desain dan Spesifikasinya
-
Xiaomi Civi 5 Pro, Ditenagai Chipset Snapdragon 8s Gen 4 dan Kamera Leica
-
Vivo X Fold 5 Rilis Juli Mendatang, Diyakini Bakal Jadi HP Lipat Paling Ringan di Dunia
Artikel Terkait
Ulasan
-
Lagu Seasons oleh wave to earth: tentang Cinta yang Bisu dan Tak Tersentuh
-
Review Film Ernest & Celestine: Dongeng Hangat tentang Persahabatan
-
Review Film Shoplifters: Keluarga Tak Sedarah yang Diikat oleh Kemiskinan
-
Ulasan Buku Road to Akad: Menyambut Pernikahan dengan Persiapan yang Matang
-
Temani Hari Beratmu dengan Ketulusan Lagu 'Breath' oleh MINNIE i-dle
Terkini
-
4 Inspo OOTD Dark Style ala Bailey ALLDAY PROJECT, Tampil Bold dan Stylish!
-
Nikel dan Sustainability Paradox: Elektromobilitas Harus Mengorbankan Alam?
-
Didepak dari Brisbane Roar, Rafael Struick Segera Gabung ke Klub Liga 1?
-
5 Rekomendasi Game Strategi di Play Store, Bikin Kamu Makin Analitis!
-
Kalah dari Jepang 6-0, Kualitas Sepakbola Indonesia Memang Jauh Tertinggal