Buku Mari Bicara Cinta ini ditulis oleh Majelis Tausiyah Cinta. Nama tersebut berawal dari keinginan dan semangat untuk berbagi inspirasi tentang Islam, anak muda, dan cinta. Semangat yang terus berkembang kemudian membentuknya menjadi Majelis Tausiyah Cinta.
Diakui atau tidak, kecenderungan yang ada di masyarakat memandang Islam hanya sebatas ajaran ritual dan pemuas kebutuhan batin. Tapi makin ke depan, kecenderungan tersebut semakin terarah dengan berbagai aktivitas positif di tengah masyarakat.
Demikian pula cinta di tengah-tengah masyarakat. Banyak penulis dengan buku-bukunya yang membicarakan tentang cinta, namun belum juga pencarian dan pendalaman makna cinta ditemukan.
Sebagian besar pembicaraan cinta cenderung berbunga-bunga, sebagiannya lagi membuat syahdu. Sehingga berbicara cinta seakan memasuki sebuah taman hijau yang bunganya bermekaran, di tengah dihiasi air mancur dan dikerumuni pasangan muda-mudi yang memadu kasih.
Buku Mari Bicara Cinta ini bukan maksud mengulang terus pembicaraan cinta, bukan pula ingin mengindahkan cinta, sebab cinta tergantung pada perwujudan persepsi awalnya. Berbicara cinta di sini maksudnya berbicara tentang bagaimana ketika jatuh cinta, memendam cinta, memantaskan diri, membangun cinta dan merawat cinta.
Di dalam buku ini, penulis mengawali dengan pembahasan makna cinta. What is love? Jika dicari makna atau definisi cinta, maka sama persis dengan kisah orang buta yang mendefinisikan gajah. Orang buta pertama memaknai gajah itu tipis dan lebar karena yang dia pegang adalah telinga gajah. Orang buta kedua menafsirkan gajah itu panjang, karena dia pegang belalai gajah. Orang buta ketiga memegang kaki gajah, maka dia bilang kalau gajah itu bulat dan besar. Sedangkan orang buta keempat memegang ekor gajah, sehingga dia mendefinisikan gajah itu kecil tapi panjang (hlm. 2).
Sama halnya ketika kita mendefinisikan cinta, terserah masing-masing kita. Jika kita bertanya kepada anak kecil apa itu cinta, maka dia akan menjawab bahwa cinta adalah pelukan seorang ibu pada dirinya saat menangis atau jatuh terluka. Jika bertanya kepada orang miskin tentang makna cinta, pasti dia menjawab kalau cinta itu senyatanya adalah pemberian nasi atau makanan dari orang lain. Seorang adik jika ditanya arti cinta, dia akan menjawab cinta adalah sikap lemah lembut seorang kakak kepadanya. Seorang istri menyebut cinta jika suaminya setia membersamai hingga akhir hayat, dan sebagainya.
Baca Juga
-
Alvin Lim Tuding Denny Sumargo Biang Kerok Konflik Agus Salim dan Teh Novi: Makanya Nggak Beres-Beres
-
Farhat Abbas Tantang Denny Sumargo Buktikan Rencana Bagi-Bagi Uang Donasi Agus ke Orang Lain
-
Ulasan Novel Takbir Rindu di Istanbul, Memperjuangkan Cinta atau Cita-Cita?
-
Suara Hati Rakyat kepada Para Pemimpin dalam Buku Bagimu Indonesiaku
-
Prosa Indah Riwayat Perang Bubat dalam Buku Citraresmi Eddy D. Iskandar
Artikel Terkait
-
Love is A Promise: Berdamai dengan Trauma Demi Menemukan Cinta Sejati!
-
Membangun Sikap Kritis dalam Menangkal Ulasan Palsu di Google Maps
-
Ulasan Film Wolfs: Kolaborasi Dua Fixer Profesional dalam Misi Sarat Intrik
-
Ulasan Anime 'Gokusen': Ketika Petinggi Yakuza menjadi Guru Matematika
-
Ulasan Novel Takbir Rindu di Istanbul, Memperjuangkan Cinta atau Cita-Cita?
Ulasan
-
Ulasan Film Wolfs: Kolaborasi Dua Fixer Profesional dalam Misi Sarat Intrik
-
Review Buku Hidup Tak Selalu Baik-Baik Saja, Ketika Hidup Tak Sesuai Ekspektasi
-
Rasanya Istimewa, Sensasi Kuliner di Kedai Nasi Nikmat Kota Jambi
-
Review Buku Sebuah Kota yang Menculik Kita, Fenomena Sosial dalam Bingkai Puisi
-
Love is A Promise: Berdamai dengan Trauma Demi Menemukan Cinta Sejati!
Terkini
-
BI Bekali 500 Mahasiswa Jabar Sertifikasi BNSP, Siap Bersaing di Dunia Kerja
-
3 Serum Korea Berbahan Utama Lendir Siput, Ampuh Perbaiki Skin Barrier!
-
Statistik Apik Gustavo Souza, Juru Gedor Baru PSIS Semarang Asal El Savador
-
3 Rekomendasi Produk Ampoule untuk Atasi Jerawat dan Kerutan, Auto Glowing!
-
Sentuhan Guru Tak Tergantikan, Mengapa Literasi Penting di Era AI?