Seringkali ketika berurusan dengan karya sastra, kita tidak bisa memahami arti di dalamnya. Meskipun tidak secara keseluruhan, tetapi 'ketidakmengertian' tersebut tentu membuat kita kadangkala menjadi jengkel dan penasaran. Pertanyaan "apa maksud dari tulisan tersebut?" pun rasanya seakan menggumpal di kepala.
Latar belakang seorang sastrawan bisa menjadi penentu dari isi karyanya tersebut. Semisal latar belakang si sastrawan tersebut adalah pejuang kemerdekaan, bisa jadi latar belakangnya tersebut sangat mempengaruhi karya-karya yang dihasilkannya.
Ada beberapa bidang ilmu pengetahuan yang dijadikan sebagai terapan untuk pendekatan terhadap karya sastra. Karya sastra seperti karya seni pada umumnya, tidak bisa menutup diri dari segala sesuatu yang berasal dari luar dirinya, termasuk ilmu pengetahuan.
Lalu untuk mengetahui ilmu pengetahuan apa saja yang bisa atau acapkali digunakan oleh para kritikus sastra, kita perlu mengetahui bahwa ada banyak sekali ilmu pengetahuan di alam semesta ini. Berikut adalah beberapa ilmu pengetahuan yang bisa kalian gunakan dalam memahami karya sastra.
1. Psikologi
Psikologi sangat berperan besar dalam menanggapi karya sastra juga karya seni pada umumnya. Sebab, ilmu psikologi menyangkut segala sesuatu yang berkaitan dengan perasaan dan mental. Latar belakang pengarang yang bisa dibilang dan diketahui 'sedikit kacau', membuat disiplin ilmu ini bisa kalian gunakan untuk memahami karya-karya sang pengarang.
2. Sosiologi
Ada baiknya jika kalian mempelajari tentang suatu 'keadaan masyarakat' atau dalam disiplin ilmu pengetahuan disebut dengan sosiologi. Latar belakang sang pengarang, cita-cita sang pengarang, aktivitas sang pengarang di luar tugasnya sebagai pengarang, dan kondisi-situasi dalam lingkungan pengarang, bisa kalian jadikan sebagai rujukan dalam memahami karya sastra.
3. Histori
Nilai sejarah bisa sangat berpengaruh dalam sebuah karya sastra. Pasalnya, ada banyak sekali sejarah yang diceritakan secara langsung dalam sebuah karya sastra. Para pengarang yang ingin kembali menceritakan sejarah, sesuai versi dan opini mereka, membuat sebuah karya sastra yang sarat akan nilai sejarah. Maka dari itu, jika kalian sedang membaca karya-karya sastra yang sarat akan nilai sejarah, banyak-banyaklah membaca tentang sejarah, khususnya yang berkaitan langsung dengan tema karya si pengarang.
4. Religi
Nilai kepercayaan seringkali kita temukan pada berbagai karya sastra. Kepercayaan yang sifatnya individual bukan tidak mungkin dijadikan sebagai isi pada sebuah karya sastra, apapun keyakinan sang pengarangnya. Memang cukup mudah memahami karya sastra menggunakan pendekatan religi. Namun, hal itu hanya berlaku apabila sang pengarang tersebut berkeyakinan sama seperti kita. Untuk bisa memahami isi karya sastra dengan menggunakan pendekatan religi, terutama dengan pengarang yang berbeda keyakinan, barangkali kalian harus mempelajari berbagai istilah-istilah dalam keyakinan sang pengarangnya.
5. Estetika
Seperti pendekatan religi, pendekatan estetika juga bersifat pribadi atau individual. Setiap orang berhak menentukan standar estetikanya, dan juga berhak memilih seperti apa selera estetikanya. Ada banyak sekali karya sastra yang hanya mengandalkan estetikanya saja, dan barangkali rujukan untuk melakukan pendekatan terhadap karya sastra seperti tadi adalah dengan mempelajari seluk-beluk bahasa, di samping mempelajari berbagai perkembangan sosial dan budaya yang ada.
Itu tadi adalah sebuah ulasan mengenai beberapa disiplin ilmu pengetahuan yang bisa kalian gunakan sebagai pendekatan untuk memahami karya sastra. Tentu masih banyak disiplin ilmu lain yang bisa kalian gunakan sebagai pendekatan dan bisa kalian kaji lebih lanjut.
Baca Juga
-
Ulasan Film Warrior: Kisah Kakak-beradik yang Kembali Bertemu di Atas Ring
-
Ulasan Film Unbroken: Kisah Atlet Olimpiade yang Menjadi Tawanan Perang
-
Ulasan Film The Fighter: Kisah Seorang Pria Meraih Gelar Juara Tinju Dunia
-
Ulasan Film Rocky: Kisah Petinju Lokal Meraih Kesuksesan di Dunia Tinju
-
Ulasan Before I Fall: Kisah Seorang Gadis yang Mengalami Absurditas Hidup
Artikel Terkait
-
Satu Abad Pramoedya Ananta Toer: 'Bumi Manusia' Jadi Bacaan Wajib Mahasiswa di Amerika, di Indonesia Ditinggalkan
-
Seru-seruan, Talkshow Asyik Bergaya Tongkrongan Bareng Oza, Sastra dan Shakira Jasmine
-
Mengenang Pramoedya Ananta Toer: Pena Pahlawan yang Tak Akan Pernah Mati
-
Seabad Pram, Mengenang Lagi Profil Pramoedya Ananta Toer
-
Novel Layar Terkembang: Citra Perempuan Modern pada Sastra Tahun 1930-an
Ulasan
-
Ulasan Buku 'Kita, Kami, Kamu', Menyelami Dunia Anak yang Lucu dan Jenaka
-
Ulasan Buku Rahasia Sang Waktu, Investasikan Waktu untuk Kehidupan Bermakna
-
Ulasan Novel Aroma Karsa, Menjelajahi Isi Dunia Melalui Aroma
-
Ulasan Novel Sagaras: Petualangan Ali dalam Melawan Ksatria Sagaras
-
Review I'm Not a Robot: Saat Captcha Bikin Kita Ragu, Aku Manusia atau Bot?
Terkini
-
Segere Wes Arang-Arang, Fenomena Remaja Jompo dalam Masyarakat!
-
Sinopsis Film Berebut Jenazah: Bukan Horor, tapi Kisah Haru di Tengah Perbedaan
-
Generasi Muda, Jangan Cuek! Politik Menentukan Masa Depanmu
-
Pesta Kuliner Februari 2025: Promo Menggoda untuk Para Foodie!
-
4 Inspirasi Clean Outfit ala Hwang In-youp, Gaya Makin Keren Tanpa Ribet!