Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Dea Nabila Putri
Keluarga The Kardashians (unsplash.com)

Fenomena selebriti papan atas dunia memang sedang menjadi perbincangan masyarakat. Tak jarang, mereka membuat sensasi demi eksistensi di dunia entertainment. Sebut saja seperti Lady Gaga yang sering membuat kontroversi dengan fashionnya yang dianggap aneh dan unik oleh masyarakat dunia.

Tak hanya Lady Gaga, kalangan penyanyi seperti Katy Perry dan Demi Lovato pun sering bergonta ganti penampilan demi tetap mendapatkan perhatian dari masyarakat luas. Tak ayal, eksistensi ini membuat banyak orang terobsesi dengan ketenaran dan privilege yang mereka dapatkan.

Banyak dari mereka yang memanfaatkan momen untuk membuat kerabat mereka juga ikut "kecipratan" fenomenal. Salah satunya adalah The Kardashians. Keluarga selebriti ini menggemparkan masyarakat dengan TV Show yang rilis pada tahun 2006 lalu.

Mereka diberikan panggung oleh salah satu stasiun televisi Amerika, E! yang tertarik untuk meliput kehidupan nyata sebuah keluarga selebriti dan kegiatan mereka sehari-hari.

Reality show yang diberi judul Keeping Up With The Kardashians itu merilis serial pertamanya tahun 2007 dan mengakhiri semua serialnya pada awal tahun 2021 kemarin. Selama 14 tahun dan 20 musim reality show tersebut berlangsung, banyak perubahan yang terjadi di keluarga tersebut.

Tak ayal, hal ini juga banyak dijadikan masyarakat sebagai hiburan. Hingga saat ini, masih banyak pertanyaan yang sering terlihat di media sosial tentang bagaimana cara keluarga Kardashians bertahan dengan eksistensi serta ketenaran yang menyuguhkan semua drama kehidupan keluarga dan apa yang membuat mereka terus bertahan hingga 14 tahun. 

Jika Amerika memiliki The Kardashians, begitupula keluarga selebriti di Indonesia. Kita ambil contoh seperti keluarga Anang Hermansyah yang dikenal sebagai The Hermansyah. Kanal youtube yang mereka miliki selalu menjadi trending, terutama saat anak perempuan pertama mereka, Aurel Hermansyah akhirnya menikah dengan anak keluarga selebriti lain, Atta Halilintar.

Atta Halilintar yang dikenal sebagai anak pertama di keluarga Gen Halilintar ini juga sudah duluan memiliki ketenaran di media sosial dan paling menonjol di antara anggota keluarga lain. Bagi mereka, hal ini merupakan suatu hal yang patut disyukuri.

Namun, semua hal yang diliput oleh kamera juga menjadikan mereka mendapatkan ruang privasi yang sedikit. Lalu, apakah sebenarnya mereka senang untuk diekspos banyak media? Beberapa dari mereka malah mengeluhkan ketidaknyamanan bahkan ketakutan yang sangat kuat terhadap perhatian masyarakat.

Menyandur dari mentalhealthjournal.org, orang orang yang sering mendapat spotlight ini cenderung memiliki kemungkinan menderita imposter syndrome. Hal ini justru sangat signifikan dan berhubungan negatif dengan kesejahteraan psikologis yang buruk, depresi, dan kecemasan.

Sindrom ini juga membuat banyak orang takut untuk berbuat salah dan diliput oleh banyak media. Oleh karena itu, kasus ketenaran selebriti ini juga sampai membuat mereka depresi dan menarik diri dari dunia entertainment.

Apapun bentuknya, ketenaran dan hal yang kita lakukan didalamnya memiliki resiko masing-masing. Sebelum melakukan sesuatu, ada baiknya untuk memikirkan akibat dari apa yang sudah dikerjakan.

Dea Nabila Putri