Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Eliyas Yahya
Ilustrasi ibadah di bulan Ramadan.[pixabay.com]

Mengenai malam lailatul qadar, tentu ini bagi umat muslim tidak asing di telinga, malam itu tergolong salah satu dari sekian banyak malam-malam yang telah diistimewakan oleh Allah bagi umat Islam. Amal yang dikerjakan pada malam lailatul qadar ini sebanding pahalanya dengan amal yang dikerjakan selama seribu bulan, karena itu malam ini juga dikenal dengan malam seribu bulan.

Dalam Tafsir Al-Misbah karangan Profesor Quraish Shihab dijelaskan bahwa arti dari lailatul adalah malam dan qadar adalah muliaberarti malam lailatul qadar adalah malam yang mulia. 

Dalam Tafsir Al-Misbah dikatakan qadar artinya 'mulia' dapat ditemukan dalam Surah Al-An'am ayat 91, "Ma qadaru Allaha haqqa qadrihi idz qalu ma anzala Allahu ‘ala basyarin min syay’i." yang artinya : mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, ketika mereka berkata "Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia"

Pada surat Al-Qadr ayat 4 dan Al-Ra’d ayat 26, dijelaskan bahwa dimana ketika malam lailatul qadar, semua malaikat turun ke bumi, hingga bumi terasa berdesakan karena penuh oleh malaikat yang menyebar rahmat dari Allah, selain itu pembahasan malam lailatul qadar menjadi sesuatu yang menimbulkan berbagai macam pertanyaan dan jawaban, ini terjadi dalam Islam, karena belum ditetapkannya secara pasti kapan adanya di bulan Ramadan.

Lailatul qadar terjadi pada sepuluh akhir bulan Ramadan 

Ada beberapa kalangan ulama yang meyakini bahwa malam lailatul qadar tiba pada sepuluh akhir bulan Ramadan, dengan itu mereka menyibukkan dirinya untuk menanti malam lailatul qadar yang terdapat pada sepuluh akhir bulan Ramadan. Biasanya pada malam itu aktivitas ibadah mulai nampak lebih dari pada hari biasanya dengan disertai harapan untuk mendapatkan dan menemukan malam lailatul qadar.

Mereka menanti kehadiran malam tersebut, dengan melakukan ibadah seperti halnya i’tikaf, bertasbih, qiyamul lail dan lain sebagainya. Hadis yang mereka jadikan dasar adalah sebuah hadis sahih riwayat Aisyah RA yang berbunyi : 

"Dari Aisyah, dia berkata: Apabila sudah masuk pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, Rasulullah mengencangkan ikat pinggangnya, beliau mengerjakan shalat sepanjang malam dan membangunkan seluruh keluarganya untuk beribadah.”  (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan beberapa ulama bersepakat bahwa lailatul qadar terjadi di tanggal ganjil dari 10 bulan Ramadan, mereka bersepakat dengan memegang hadis sahih berikut :

Diriwayatkan oleh Aisyah RA, Rosulullah berkata : Carilah lailatul qadar itu pada tanggal ganjil dari 10 hari terakhir bulan ramadan," (H.R. Bukhari).

Di atas adalah kisah mengenai malam lailatul qadar yang dipercaya terjadi pada malam 10 akhir Ramadan.

Eliyas Yahya