Taman menjadi salah satu destinasi pilihan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Terutama bagi orangtua seperti saya yang masih memiliki seorang anak balita. Dimana dalam pertumbuhannya, sangat penting untuk mengenalkan lingkungan kepada anak. Salah satu cara menarik untuk mengajak anak belajar dengan alam dan lingkungan sekitar adalah dengan mengajaknya bermain ke taman.
Bahkan bagi para lansia, menikmati sore hari dengan bersantai di taman juga menjadi salah satu pemandangan yang menyenangkan. Melihat para lansia bergandengan tangan dan membawa botol minum serta kacang rebus cukup menyentuh hati saya yang juga ingin seperti mereka kelak nantinya.
Taman Marlin berada di Jl. Dr. Soetomo, Sidakaya, Cilacap Selatan. Kini bisa ditemukan dengan mudah melalui kolom pencarian. Tempat yang indah dan sangat ramah di kantong.
Tidak seperti tempat wisata pada umunya yang seringkali mematok harga tiket masuk. Taman Marlin bisa dikunjungi secara gratis. Kalau sedang ramai pengunjung, hanya dikenakan biaya parkir, pun seikhlasnya.
Udara yang semilir, hijau rumput dan pepohonan yang berada di kanan-kiri seolah menambah kesan asri dan menenangkan hati. Apalagi, gemricik air mancurnya, seolah menjadi cara healing dengan versi yang sangat sederhana. Meskipun ada kolam dan air mancur di tengahnya, tidak perlu meragukan keselamatan anak-anak. Pasalnya, segala bangunan yang disuguhkan seolah sudah tersusun dengan begitu baik dan ramah anak. Sehingga anak bisa leluasa bermain.
Kalau kamu sedang kalut dan banyak pikiran, mencoba menikmati waktu dengan diri sendiri di tempat ini sekiranya cukup membantu memperbaiki mood-mu yang sedang kurang baik.
Namun, satu hal yang harus kamu garis bawahi, tempat ini lebih cocok dikunjungi ketika sore hari. Kalau mengunjunginya di siang hari, setidaknya kamu harus bersiap diri untuk terpapar langsung dengan sinar matahari. Taman Marlin memang memiliki gazebo di setiap sudutnya. Sekiranya ada empat gazebo yang disediakan dan bisa melindungi diri kita dari teriknya matahari. Namun ketika sedang banyak pengunjung, sangat memungkinkan bagi kita untuk tidak kebagian gazebo itu.
Selain itu, sekarang tidak ada lagi pedagang yang berjualan di pinggir jalan. Tidak seperti dahulu ketika awal tempat ini resmi di buka, ramai sekali pedangan bahkan sampai masuk ke dalamnya. Kini, semakin sepi.
Kalau kamu haus atau lapar, kamu boleh mempersiapkan air minum atau bekal dari rumah. Kalaupun ingin membelinya, tidak butuh waktu lama untuk sampai pada wilayah pusat kulineran, kok!
Jadi, bagaimana? Apakah tempat ini menjadi salah satu rekomendasi yang suatu saat nanti akan kamu kunjungi?
Baca Juga
-
5 Dampak Keuangan yang Tidak Transparan: Bom Waktu dalam Rumah Tangga
-
Rumah Besar, Napas yang Sempit
-
Tepuk Sakinah Viral, Tapi Sudahkah Kita Paham Maknanya?
-
Bertemu Diri Kecil Lewat AI: Percakapan yang Tak Pernah Kita Siapkan
-
Dari Flu hingga Leptospirosis: 8 Penyakit Musim Hujan yang Harus Diwaspadai
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan The First Ride: Perjalanan 4 Sekawan dengan Plot Twist Tak Terduga
-
Ulasan Buku El Nino La Nina Rumah Tangga: Bahas Pernikahan dengan POV Realistis!
-
Review Drakor Oh My Ghost Client: Kisah Jung Kyung Ho Jadi Pengacara Hantu
-
Hatta: Ideologi dan Kepemimpinan yang Mengukir Sejarah Indonesia
-
Ulasan Qorin 2: Fedi Nuril Keluar Zona Nyaman, tetapi Naskah Terasa Repetitif
Terkini
-
4 Rekomendasi Iron Mascara untuk Bulu Mata Lentik Natural ala Lash Lift
-
Seruan Tak Bertuan: Suara Ganjil di Keheningan Malam
-
Fakta Baru dari Bocoran Redmi K90 Ultra: Baterai Jumbo Cepat Penuh
-
Praktis & Anti Ribet! 4 Sunscreen Stick Lokal Harga di Bawah Rp100 Ribu
-
Waspada! 5 Bahaya Mikroplastik yang Diam-Diam Mengancam Kesehatan Tubuh