Berbicara soal pulang, setiap kita rindu dan ingin selalu pulang. Sejauh mana kita melangkah, akhir dari tujuan kita tetaplah pulang. Entah pulang dari bepergian atau pun pulang kerja. Tetapi, beda masalahnya jika pulang itu dikaitkan dengan nyawa, maka berarti ia pulang untuk selamanya. Pulang ke haribaan-Nya.
Demikianlah yang hendak disampaikan dalam buku kumpulan cerpen Pulang karya Ganda Pekasih ini. Tokoh utama 'aku' diperbolehkan pulang dari panti rehabilitasi. Ia membayangkan kepulangannya akan disambut dengan gembira oleh kedua orang tuanya.
Lebih-lebih ia sangat merindukan papanya. Papanya yang selama ini selalu memberi perhatian dan kejutan. Dan hanya papanya yang sering membesuknya selama ia berada di panti.
Sepanjang perjalanan ia hanya memikirkan papanya. Papanya yang telah membelikannya heroin sebab tak tega melihat si anak menagih dan kesakitan.
Pada saat si anak kumat dan menagih, papanya hendak membelikannya lagi untuk anaknya, namun ia tertangkap basah saat transaksi, akhirnya ia masuk penjara sebab tak tega melihat anak perempuan satu-satunya merintih dan terus mengejang.
Papanya hanya beberapa bulan di penjara. Saat papanya berada di penjara inilah, mamanya mengantarkan anak perempuan itu ke panti rehabilitasi. Ia berpikir bagaimana kecewanya si papa ketika mengetahui kalau anak perempuannya yang kuliah di kedokteran dan sangat dibanggakan, ternyata menjadi budak narkoba.
Sampai di rumah, anak itu sangat lega karena langsung disambut oleh mamanya. Mamanya terpana melihatnya telah pulang. Mama langsung mendekapnya erat. Mamanya juga terkejut sebab kepulangannya yang tiba dan tanpa kabar.
Mamanya curiga ia kabur dari panti. Namun, dengan tegas ia berkisah bahwa dokter telah menyatakan dirinya sembuh dan membolehkannya pulang.
Sesaat kemudian, si anak yang bernama Kiki itu bertanya-tanya, ke mana papanya, kenapa sepi? Mamanya menjawab disertai permintaan maaf kalau papanya telah pulang ke haribaan Yang Maha Kuasa.
Mamanya bercerita bahwa sepulangnya papa dari penjara ia mengidap penyakit jantung dan sering sakit-sakitan. Sesuai amanat papanya, mama dilarang memberitahukan Kiki selama Kiki masih dalam perawatan.
Berikut cuplikan percakapan tersebut.
"Tidak! Kiki tidak percaya, Ma," aku pun menangis sesenggukan.
"Itu benar, Ki!" teriak mama menyadarkanku. "Papa meninggal enam bulan lalu karena penyakit jantungnya."
Singkat cerita, dalam pelukan mama, Kiki menangis sembari berdoa agar papa mau membukakan pintu maafnya di alam sana, juga semoga Allah mau melapangkan kuburnya dan memaafkan dosa-dosanya.
Kumpulan cerpen Islami Pulang ini terdiri dari sembilan cerita, yang mana sembilan cerita tersebut menurut saya sangatlah menarik dan syarat hikmah.
Sebagaimana dalam cerpen Pulang ini, hikmah yang dapat dipetik adalah selagi orang tua masih ada, bahagiakanlah mereka, jangan sampai mendurhakai dengan tingkah laku yang membuat hatinya terluka. Saat salah seorang keduanya telah pulang ke hadirat-Nya, kewajiban kita adalah mendoakannya serta memohonkan maaf untuknya.
Baca Juga
Artikel Terkait
Ulasan
-
Kembalinya Pasukan Agak Laen: Ulasan Film Karya Muhadkly Acho yang Mengocok Perut
-
Review Serial Stranger Things Season 5: Plot Twist Gila di Musim Terakhir!
-
4 Rekomendasi Parfum Mobil Anti Mabuk yang Segar dan Nyaman untuk Liburan
-
Ulasan Mercy for None: Aksi Sadis Seo Ji Sub Balas Dendam atas Matinya Adik
-
Ulasan Novel Fahrenheit 451: Saat Buku menjadi Benda Paling Haram
Terkini
-
4 Moisturizer Berbahan Kakadu Plum, Solusi Atasi Kulit Kusam dan Kering
-
Sinopsis BOY: Film Korea Noir Baru Dibintangi Cho Byeong Kyu dan Seo In Guk
-
5 Promo Kuliner Tahun Baru 2026, Cocok buat Rayakan Momen Kumpul
-
Amayo no Tsuki Hadir sebagai Anime dengan Cerita Penuh Makna Tersembunyi
-
Meski Segera Diganti, Legacy STY Masih Terus Bertahan Setidaknya Hingga 2 Tahun Mendatang!