Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | KKNT 93 UPNVJATIM 2022
Potret salah satu warga pemilik peternakan sapi perah di Desa Jarak saat sedang menunjukkan api hasil pembakaran biogas. (Kelompok KKN TEMATIK 93 UPN “Veteran” Jawa Timur)

Gas adalah salah satu dari empat wujud dasar materi. Pembeda gas dari cairan dan padat adalah pemisah partikel yang sangat besar. Partikel itulah yang membuat gas tidak memiliki warna sehinga tidak terlihat oleh pengamatan manusia.  

Salah satu dari contoh gas adalah Biogas. Biogas adalah sumber energi alternatif yang berupa gas dari hasil fermentasi bahan organik atau limbah organik (kebanyakan dari kotoran hewan).  Bahan organik atau limbah organik ini diolah dengan metode fermentasi yang mana itu adalah proses pengawetan secara alami untuk mengurai bakteri. Bakteri yang dihasilkan dalam fermentasi yang menghasilkan biogas adalah bakteri metanogenik anaerobic (bakteri penghasil gas metan yang dapat hidup dalam kondisi bebas oksigen). 

Adapun contoh nyata dalam kegiatan ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh warga di Dusun Anjasmoro, Desa Jarak, Wonosalam. Dengan mayoritas penduduk di Dusun itu peternak maka banyak dari warga memanfaatkan limbah kotoran hasil hewan ternak menjadi sumber energy biogas. Seperti seorang warga yang dikunjungi oleh Mahasiswa KKNT 93 yang bernama Bapak Supar. Bapak Supar memiliki sekitar 15 ekor sapi perah dikandangnya dan tiap hari dapat menghasilkan biogas yang bisa bertahan selama 3 jam saat mulai dinyalakan dan jika sudah mulai redup maka ditutup selama 1 jam dan dapat dinyalakan kembali. 

Pak Supar memiliki dua metode dalam pengolahan Biogas. Metode yang lama menggunakan cara tradisional dengan cara kotoran sapi dikumpulkan lalu di mixer menggunakan campuran air hingga cair selanjutnya dimasukkan tabung lalu ditutup rapat dan biarkan mulai berfermentasi. Metode yang baru dengan mengunakan sumur tanam dengan kedalaman 120cm dan diameter 300cm dengan lapisan bentol di sekelilingnya. 

Dalam metode ini kotoran sapi dibuatkan jalan dengan pipa dan langsung masuk kedalam sumur tersebut. Kotoran sapi akan menghasilkan sedikit gas jika tidak sengaja tercampur air hujan atau air yang mengandung sabun. Kotoran yang baru akan masuk dan mengendap di sumur bagian bawah dan limbah biogas yang sudah lama di sumur akan terdorong keluar melalui jalan yang telah di siapkan. 

Limbah sapi yang sudah terpakai biogasnya dapat diolah menjadi pupuk organic. Limbah biogas ini masih berupa kotoran sapi yang cair sehingga memiliki dua cara untuk bisa dijadikan pupuk, yakni dengan dijemur hingga kering hingga menjadi seperti tanah yang gembur, bisa juga masih dengan keadaan basah disebarkan ke tanaman atau kebun yang ingin diberi pupuk. 

Api yang dihasilkan oleh Biogas memiliki warna Biru dan memiliki aroma lebih pekat dari Gas LPG yang biasa kita gunakan untuk memasak. Biogas yang dihasilkan oleh Pak Supar hanya digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Mahasiswa KKNT 93 mengikuti serta melihat jalannya proses pembuatan biogas dari mulai kotoran sapi yang basah hingga terolah menjadi pupuk organik.

KKNT 93 UPNVJATIM 2022