Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Boy Silaban
Cuplikan SPY x Family (Twitter/@Crunchyroll)

Film anime yang berjudul Spy X Family saat ini banyak menarik perhatian kalangan. Hal ini karena alur filmnya yang menarik dan tokoh-tokoh pemeran dalam film tersebut juga tidak kalah menarik. 

Salah satu tokohnya yang bernama Anya Forger adalah karakter yang sepertinya banyak disukai karena perilakunya yang lucu dan tidak terduga. Namun, dibalik perilakunya yang membuat kita tersenyum, Anya Forger sepertinya memiliki trauma. 

Anya Forger disebutkan sudah beberapa kali berganti keluarga. Hal inilah membuat Anya memiliki perasaan takut diabaikan dan merasa trauma terhadap hal itu. 

Anya Forger juga dibesarkan sebagai uji coba dan belajar untuk hidup dengan menyembunyikan kemampuan telepatinya. Pengalaman ini membuat Anya Forger kurang pandai bersosialisasi. Anya Forger cenderung benar-benar jujur dan selalu bereaksi pada pikiran orang lain yang dapat memicu konflik. 

Namun, dari film Spy X Family kita dapat belajar beberapa hal tentang bagaimana Anya Forger menghadapi traumanya.

1. Berusaha Keluar dari Lingkungan yang Memberi Dampak Buruk

Dalam episode pertama film Spy X Family, kita dapat melihat Anya Forger saat Loid datang untuk mencari anak adopsi. Bagi Anya Forger, Loid adalah harapannya untuk keluar dari panti asuhan yang memperlakukannya dengan buruk dan mendapat kasih sayang keluarga.

Dengan berbagai upayanya, Anya Forger berusaha untuk tetap dibawa pulang oleh Loid dengan berbohong terkait usianya dan mencoba membuat Loid terkesan atas kepintarannya.

2. Terus Mencari Lingkungan yang Memberi Dampak Baik 

Dengan upaya Anya Forger, akhirnya Loid memutuskan untuk membawa Anya Forger menjadi anak adopsinya. Pada awalnya, Anya Forger selalu berusaha agar menjadi sesuai keinginan Loid. Anya akan menangis meminta pengampunan jika dirinya gagal dan melakukan kesalahan. 

Hal ini membuat Loid merasa nyaman sebagai ayah bagi Anya Forger. Kasih sayang Loid terhadap Anya Forger terlihat dari bagaimana Loid melindungi Anya Forger, memberikan hadiah yang menarik, dan akan marah jika ada orang yang melukai Anya Forger. Loid adalah ayah yang baik sehingga dapat menjadi lingkungan yang tepat untuk Anya Forger berkembang dan menghadapi traumanya. 

3. Berusaha Menghadapi Trauma

Dulunya Loid juga adalah seseorang yang yatim piatu dan memiliki masalah individu dan ketakutan.

Loid melihat bahwa Anya Forger adalah cerminan dirinya sendiri yaitu  seseorang yang merasa kesepian. Meski begitu, Loid ditampilkan sebagai orang yang kuat dan dingin dengan didorong oleh tujuannya. Loid tetap mendengarkan orang lain dan tidak memaksakan pikiran dan perasaan kuatnya dalam mencapai tujuannya yaitu menghilangkan rasa trauma. 

Nah, itu beberapa poin diatas adalah poin yang menarik yang dapat diambil dari film Spy X Family terkait bagaimana cara menghadapi rasa trauma. Poin yang bisa saya ambil adalah biarkan diri sendiri bebas menjadi diri sendiri dengan hal-hal apa yang disenangi dan membuat nyaman tanpa harus mempertimbangkan perkataan orang lain. 

Boy Silaban