Masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan legenda Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari. Kota Malang, memiliki objek wisata cantik yang terlihat mirip dengan ilustrasi legenda Jaka Tarub. Legenda Jaka Tarub bercerita tentang Jaka Tarub, seorang pemuda yang memiliki ilmu kesaktian. Suatu hari Jaka Tarub yang sedang berburu di hutan menemukan sebuah telaga dengan tujuh orang bidadari rupawan sedang mandi.
Terpikat oleh rupa para bidadari, Jaka Tarub mengambil sebuah selendang dan menyimpannya. Seorang bidadari bernama Nawangwulan yang ternyata merupakan pemilik selendang tersebut. Jaka Tarub berpura-pura membantu Nawangwulan. Singkat cerita mereka saling jatuh cinta dan menikah. Nahas menghampiri Jaka Tarub, suatu hari Nawangwulan menemukan selendangnya yang ternyata di sembunyikan Jaka di dalam lumbung. Akhirnya Nawangwulan meninggalkan Jaka Tarub untuk kembali ke khayangan.
Lembah Tumpang Resort terletak di Jalan. Slamet Gg. Gumuk Agung, Glanggang, Slamet, Kec. Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Keasrian lembah yang hijau, air yang jernih, pertirtaan yang indah seolah-olah tersembunyi di balik hutan, dan hiasan arca dengan berbagai bentuk mengingatkan kita dengan latar telaga pada legenda Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari.
Berbeda dengan legenda tersebut, Lembah Tumpang Resort memiliki tujuh pertirraan dengan desain yang berbeda satu sama lain dan dibangun tanpa mengganggu keasrian tanaman di sekitarnya. Mandi-mandi di pertirtaan ini membuat kita merasa seperti bidadari dalam legenda Jaka Tarub haha.
Lahan seluas 14 ha ini dapat dijelajahi dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun menggunakan shuttle bus yang tersedia. Berdiri sejak 2014, objek wisata yang tergolong baru ini awalnya digagas oleh Prof. Yogi Sugito, dan kisahnya terpahat indah di dinding Candi Gito. Objek wisata ini sendiri mengambil konsep suasana kerajaan Jawa zaman dahulu, oleh karena itu Lembah Tumpang Resort dihiasi dengan arca dan candi yang menggambarkan kondisi kerajaan Majapahit dan Singosari.
Untuk akses sampai ke Lembah Tumpang Resort cukup mudah, hanya berjarak kurang lebih setengah jam dari pusat kota Malang. Namun bagi kamu yang menggunakan kendaraan online harap berhati-hati nih. Pasalnya posisi Lembah Tumpang yang cenderung masuk ke dalam sehingga sinyal handphone sedikit bermasalah, dan biasanya jarang ada pengemudi kendaraan online yang mangkal di sekitar objek wisata ini.
Sebaiknya sebelum berkunjung, kamu memastikan transportasi yang tersedia, agar dapat pulang dan pergi dengan aman. Saran penulis, ada baiknya kamu menyewa kendaraan online tersebut dalam jangka waktu tertentu sehingga dapat menikmati Lembah Tumpang Resort dengan lebih aman dan nyaman.
Suasana Lembah Tumpang Resort
Memasuki Lembah Tumpang, kamu akan disambut dengan view pertama yaitu Candi Gito, yang berdiri kokoh serupa dengan candi asli pada zaman dahulu. Candi Gito dikelilingi kolam koi yang menyegarkan mata. Pertirtaan pertama diberi nama Aurelia, yang juga dilengkapi dengan cafe.
Terus mengikuti jalan, di sebelah kiri Candi Gito ada pertirtaan kedua dengan nama Sagita. Pertirtaan ini juga dilengkapi dengan gazebo untuk bersantai, dan kafe. Sebelah kanan Candi Giyo ada Gazebo Novita dan pertirtaan ketiga dengan nama Maheswara. Di area ini juga tersedia playground dan flying fox Dino Park. Di balik kolam Maheswara ada pertirtaan keempat dan kelima dengan nama kolam Keceh dan Aryadita. Pada area ini terdapat wahana Body Rafting yang dapat dinikmati. Jalan sedikit jauh ke belakang, ada pertirtaan keenam dengan nama Ayodya. Pertirtaan ketujuh terletak paling ujung dengan nama The Hidden Paradise.
Cukup membayar seharga Rp 60.000 kamu dapat healing sejenak dari kesibukan dan berenang sepuasnya di tujuh pertirtaan yang tersedia. Buka mulai pukul 8 pagi, kamu dapat menikmati fasilitas di Lembah Tumpang Resort sepuas-puasnya hingga pukul 5 sore. Untuk bermalam, di Lembah Tumpang Resort kamu cukup merogoh kocek sebesar 500.000-an saja per malamnya, tergantung tipe kamar yang dipilih.
Tertarik untuk berkunjung, ayo sambangi Lembah Tumpang Resort saat liburan ini!
Baca Juga
-
Sinopsis Don't Touch My Gang: Kisah Anak Kampung Hadapi Kerasnya Bangkok!
-
Profil Nonnie Pitchakorn, Bintang Baru di Only Friends, Adik Nanon Korapat!
-
Angkat Kisah Kehidupan setelah Kematian, Ini Sinopsis Death is All Around!
-
Relate dengan Guru Muda, Ini Sinopsis Drama Thailand "Thank You Teacher"
-
Sinopsis Serial '6ixtynin9', Dus Mie Instan Berisi Uang yang Berakhir Petaka
Artikel Terkait
-
Persiapan Matang, KPU Kota Malang Gelar Simulasi untuk Kelancaran Pilkada
-
Sultan Andara vs Crazy Rich Malang, Adab Raffi Ahmad ke Rumah Rp60 M Momo Geisha Jadi Omongan
-
Suami Momo Geisha Ternyata Bos Besar, Pantas Enteng Hadiahkan Lapangan Futsal Berstandar FIFA
-
Ulasan Buku Legenda Danau Lipan, Perang Dua Negara Akibat Prasangka Buruk
-
Menang 10 Balapan dalam Satu Musim, Pecco Bagnaia Masuk Jajaran Legenda
Ulasan
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino
-
Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan: Sentilan Bagi Si Penunda
Terkini
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
Novel 'Mana Hijrah': Ujian Hijrah saat Cobaan Berat Datang dalam Hidup
-
Kalahkan Shi Yu Qi, Jonatan Christie Segel Tiket Final China Masters 2024
-
Bambang Pamungkas Sebut Mimpi Indonesia ke Piala Dunia Masih Ada, Kenapa?
-
Hidden Game, Pesona Cafe Bernuansa Minimalis di Kota Jambi