Bicara tentang Stonehenge ingatan kita akan terbang ke Inggris ke suatu desa di selatan Inggris yang berdekatan dengan Amesbury di Wiltshire Inggris, sekitar 13 km barat laut Salisbury. Stonehenge merupakan lingkaran batu tegak yang berada di dalam lingkup tembok tanah. Usia batu tersebut mencapai 3000 SM dan telah ditetapkan menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO pada tahun 1986.
Sementara tiruannya yang terdapat di Yogyakarta lebih ditujukan sebagai salah satu destinasi unik ke kawasan wisata Yogyakarta. Objek wisata Yogyakarta ini baru dibuka pada tahun 2017 berlokasi di Dusun Trutun, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Kepuharjo sendiri terkenal memiliki banyak objek wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Berada di kawasan yang berumput hijau Stonehenge Cangkringan ini berdiri dengan kokohnya sebagai salah satu objek wisata yang menyenangkan. Konon sumber batu untuk mendirikan Stonehenge Cangkringan ini berasal dari hasil erupsi Gunung Merapi. Bedanya dengan yang di Inggris, Stonehenge disana terbentuk secara alami, sedangkan di Yogyakarta dengan kreativitas tangan manusia dan menjadi salah satu karya yang luar biasa.
Perjalanan dari Kota Yogyakarta ke Desa Kepuharjo dapat ditempuh sekitar 1 jam berkendara atau sekitar 30 km. Ambil jalur ke Kaliurang menuju Jalan Kaliadem melewati Bebeng memasuki Desa Petung melewati Kopi Merapi kemudian lanjut ke Timur Anda akan menemui objek wisata ini. Apabila takut tersesat boleh sambil menggunakan aplikasi peta online.
Objek wisata ini memang tidak seperti objek wisata lain yang banyak menyajikan spot-spot foto yang beragam. Di kawasan Stonehenge ini spot fotonya sangat terbatas. Hanya berupa tumpukan batu yang menjulang hingga 4 meter dan tulisan Stonehenge yang merah menyala. Tapi tidak usah khawatir, justru karena kesederhanaan itu kita dapat mengeksplor kawasan ini dengan bebas.
Selain berfoto, kawasan ini juga sudah dilengkapi dengan parking ara serta toilet yang bersih. Juga mulai banyak berdiri warung warung di sekitaran yang menyajikan makanan ringan dan kopi Robusta yang enak. Untuk masuk objek wisata ini hanya dikenakan tarif Rp 10.000 per orang dengan jam operasional 7 pagi hingga 6 sore. Sebaiknya kita datang mengunjungi objek wisata ini di pagi hari karena sinar matahari pagi memberi pencahayaan yang lebih bagus.
Baca Juga
-
Sinopsis Don't Touch My Gang: Kisah Anak Kampung Hadapi Kerasnya Bangkok!
-
Profil Nonnie Pitchakorn, Bintang Baru di Only Friends, Adik Nanon Korapat!
-
Angkat Kisah Kehidupan setelah Kematian, Ini Sinopsis Death is All Around!
-
Relate dengan Guru Muda, Ini Sinopsis Drama Thailand "Thank You Teacher"
-
Sinopsis Serial '6ixtynin9', Dus Mie Instan Berisi Uang yang Berakhir Petaka
Artikel Terkait
-
Liburan Paskah Tak Perlu Mahal, Ini 5 Wisata Magetan di Bawah Rp 30 Ribu
-
Gili Trawangan, Wisata Incaran Turis Lokal Maupun Mancanegara di Lombok
-
5 Tempat Wisata di Garut yang Lagi Hits, Cocok Dikunjungi Saat Libur Paskah
-
Menaksir Biaya Wisata Luar Angkasa seperti Katy Perry: Artis Dapat Gratis?
-
Kawasan Pesisir Jakarta Jadi Primadona Wisata Selama Libur Lebaran 2025, Ini Daya Tariknya
Ulasan
-
Review Novel 'Totto-chan': Bukan Sekolah Biasa, Tapi Rumah Kedua Anak-anak
-
Mengenal Puisi Sederhana Penuh Makna dalam Buku Perjamuan Khong Guan
-
Ulasan Novel Jar of Hearts: Terungkapnya Kasus Pembunuhan Setelah 15 Tahun
-
5 Film Korea 2025 Beragam Genre yang Pantang Buat Kamu Lewatkan, Ada Mickey 17
-
Review Film One to One - John and Yoko: Aktivisme, Seni, dan Politik
Terkini
-
4 Ide OOTD Youthful ala Jiwoo Hearts2Hearts, Sederhana tapi Tetap Memikat!
-
Blak-blakan! Sandy Walsh Ngaku Beruntung Bela Timnas Indonesia Sejak Awal
-
Hanya Satu Pemain yang Masuk Tim ASEAN All Stars, Pendukung Timnas Indonesia Siap Kecewa
-
Tantang Diri Sendiri, Kai EXO Usung Banyak Genre di Album Baru Wait on Me
-
Park Bo Young Ambil Peran Ganda dalam Drama Baru, Visualnya Bikin Pangling