Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Rizka Utami Rahmi
Ilustrasi perempuan Indonesia (pexels/mentatdgt).

Hari Ibu sudah hampir tiba, sebuah momen yang diperingati setiap tanggal 22 Desember itu menjadi hal spesial untuk dirayakan semua perempuan di Indonesia. Sayangnya, pengertian Hari Ibu di masyarakat yang terlanjur berkembang adalah mengenai hari spesial yang dikhususkan untuk orang tua perempuan yang telah melahirkan kita.

Hal tersebut selaras dengan informasi yang dikutip dari laman KEMENPPPA ( Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia) bahwa makna Hari Ibu sesungguhnya adalah sebuah upaya pengingat pergerakan perjuangan perempuan Indonesia yang lebih luas maknanya dari sekadar perayaan hari spesial untuk perempuan yang berjuluk sebagai ibu.

BACA JUGA: Marak Narasi Penundaan Pemilu, KPU RI Beberkan Indikator Pemilu 2024 Tetap Jalan Terus

Sebetulnya perjuangan perempuan sendiri sudah dimulai sejak abad 19. Secara tidak langsung, para pejuang hak perempuan seperti Cut Nyak Dien, Cut Mutiah, M. Christina Tiahahu, Walanda Maramis, Dewi Sartika, adalah beberapa contoh sosok perempuan yang telah lebih dahulu merintis organisasi perempuan melalui gerakan perjuangan yang mereka lakukan dengan caranya masing-masing. Untuk mengetahui sejarah Hari Ibu, berikut informasi yang dirangkum dari situs BPMP Riau Kemdikbud.

Sejarah Hari Ibu: Dedikasi untuk Seluruh Perempuan di Indonesia

Pada tanggal 22-25 Desember 1928 para perwakilan pejuang perempuan yang berasal dari Jawa dan Sumatera mengadakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama di Yogyakarta yang kini lebih dikenal dengan sebutan Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Dipimpin oleh Ny. Soekonto dari Wanita Oetomo, kongres tersebut melatarbelakangi agenda utama yang menyatukan pikiran serta semangat berjuang agar perempuan bisa memiliki hak yang sama dalam segala aspek.

BACA JUGA: Ini 5 Desa Terbaik di Indonesia, Ada yang Diakui UNESCO

Selain itu masalah lain yang dibahas dalam kongres tersebut juga meliputi upaya-upaya yang bisa dilakukan agar semua perempuan di Indonesia bisa mengeluarkan pemikiran kritis untuk membantu perbaikan nasib bagi kaum perempuan lainnya.

Pada perayaan Hari Ibu tahun 1950-an, terdapat sejarah penting yang akan selalu diingat kaum perempuan saat itu, yaitu diangkatnya menteri perempuan pertama di Indonesia, Maria Ulfah sebagai Menteri Sosial yang ditunjuk oleh Presiden Soekarno.

Penetapan resmi Hari Ibu

Penetapan Hari Ibu secara resmi disahkan oleh Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 tentang perayaan Hari Ibu yang secara nasional diperingati setiap tanggal 22 Desember setiap tahunnya.

Demikianlah sejarah mengenai sejarah Hari Ibu yang ditetapkan setiap tanggal 22 Desember setiap tahunnya.

Walaupun terdapat pergeseran makna mengenai Hari Ibu di kalangan masyarakat, namun tetap saja peran perempuan sebagai pergerakan perjuangan Indonesia tetap tidak lepas dari sosok seorang Ibu yang melahirkan semua perempuan-perempuan hebat di luar sana.

Selamat Hari Ibu untuk seluruh perempuan hebat di Indonesia!

Video yang Mungkin Anda Suka.

Rizka Utami Rahmi