Online infidelity seringkali diartikan dengan perselingkuhan online, baik melalui pesan teks, email, media sosial atau media tidak langsung lainnya. Perselingkuhan yang biasanya banyak terjadi di dunia maya ini bisa mengikat secara emosional atau sekadar bertukar pesan sensual yang kemudian juga dapat mendorong perselingkuhan fisik.
Bagi pasangan yang berselingkuh, hal ini dianggap sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan emosional, sosial, atau fisik di luar hubungan mereka sendiri. Sayangnya, 'solusi' lewat perselingkuhan, entah itu langsung atau online, hampir selalu mengakibatkan dampak negatif, tak terkecuali tekanan emosional bagi kedua pihak.
Dampak yang ditimbulkan
Bukan hanya pelaku selingkuh, dampak negatif juga dipastikan menyerang pasangan yang jadi korban perselingkuhan. Meski tampaknya tidak seserius selingkuh fisik yang langsung terjadi, online infidelity justru bisa berpotensi menimbulkan dampak yang lebih buruk.
Bahkan kestabilan mental korban akan sangat terganggu dimana proses penyembuhannya pun tidak akan mudah seperti sekadar menonaktifkan media sosial atau mematikan ponsel yang jadi alat selingkuh.
Sikap yang perlu diambil pasangan
Sebelum menyerang pasangan atas perselingkuhan yang dilakukan, cobalah memberi diri sendiri ruang untuk memahami semua pikiran dan perasaan yang ada saat ini. Perasaan kaget, marah, dan sedih adalah reaksi umum saat mengetahui perselingkuhan pasangan. Jadi, cobalah untuk mengelola pikiran tentang bagaimana akan menyikapi situasi saat ini.
BACA JUGA: Cocok buat Healing, 5 Rekomendasi Tempat Wisata Alam di Sumedang
Penting untuk memiliki semacam bukti sebelum meminta pertanggungjawaban. Saat klaim perselingkuhan yang tidak didukung bukti valid, semua itu bisa saja ditolak dan dianggap sebagai tuduhan tanpa dasar. Namun, saat pembuktian perselingkuhan benar dan nyata, diri sendirilah yang akan merasa paling tersakiti.
Cara mengatasi
Seperti perselingkuhan fisik, selama kedua belah pihak ingin mengatasi masalah ini bersama maka hubungan tidak akan pernah berujung pisah, terutama jika sudah berada dalam ikatan pernikahan. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan setiap pasangan untuk mengatasi situasi ini.
Untuk pasangan yang sudah berselingkuh, usahakan untuk bertanggung jawab dan mengakui perselingkuhan yang sudah dilakukan. Akui juga kalau sudah mengkhianati kepercayaan pasangan dan validasi perasaan yang terlanjut tersakiti.
Selain itu, berkorbanlah untuk membuka semua akses media sosial karena saat ini pasangan tidak memiliki banyak kepercayaan lagi. Izinkan dia mengajukan pertanyaan untuk meminta pertanggungjawaban dan bantu dia meredakan rasa tidak aman pada hubungan yang terjalin di media sosial.
Berikan ruang pada pasangan, sebanyak apa pun waktu yang dia butuhkan untuk menerima apa yang terjadi, menyembuhkan luka, dan memproses perasaannya. Jangan paksa dia untuk segera memaafkan atau memberi kepercayaan lagi sebab semua butuh waktu demi membangun kembali sesuatu yang sudah pernah rusak.
Untuk pasangan yang terluka, sampaikan dengan jujur tentang bagaimana perselingkuhan berpengaruh besar pada perasaan saat ini. Cobalah untuk menghindari pernyataan yang menuduh dan tetap mengomunikasikan reaksi dan perasaan pada pasangan.
Cobalah untuk terbuka pada pengampunan saat memutuskan untuk memulihkan hubungan kembali. Meski butuh waktu dan proses yang tidak sebentar, tapi memaafkan tidak akan pernah sia-sia selama punya tujuan yang sama untuk masa depan hubungan.
Dengarkan juga penjelasan pasangan secara utuh dan menyeluruh, lalu nilai apakah dia memiliki kebutuhan yang tidak terpenuhi atau merasa tidak terpenuhi dalam beberapa hal. Meski perselingkuhan bukan salah si korban, tapi mendengar perspektif 'pelaku' mungkin akan membantu memahami bagaimana melangkah maju.
Pada dasarnya, setiap hubungan membutuhkan kerja keras untuk terus bertahan. Terlebih saat ada masalah perselingkuhan, proses dan perjuangan panjang menuju kesembuhan harus dilalui dengan sangat berat. Satu hal yang perlu diingat, kerja sama tim dalam hubungan sangatlah penting jika bertahan demi meraih bahagia telah ditetapkan menjadi tujuan bersama.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Hobi Scroll Medsos tapi Tidak Posting, Ini 4 Alasan yang Melatarbelakangi
-
Rekap Laga Tim Indonesia di BWF World Junior Mixed Team Championships 2024
-
Skuad Indonesia di Arctic Open 2024, Tidak Ada Wakil di Sektor Ganda Putri
-
Instagramable Abis! 5 Tempat Wisata Hits di Malang yang Wajib Dikunjungi saat Liburan
-
Apriyani Rahayu Masih Dihantui Cedera, Siti Fadia Dapat Pasangan Baru!
Artikel Terkait
-
Namamu Sudah Terdaftar? Cek DPT Online Pilkada 2024 Sekarang!
-
Perputaran Uang Judol Capai Rp 900 T, Susi Pudjiastuti Prihatin
-
Hadir di Agenda Royal Sedayu, BRI Berikan Tips Agar Bisa Beli Rumah di Usia Muda
-
Jumlah Pemain Judi Online RI Tembus 8,8 Juta: 97 Ribu TNI/Polri, 80 Ribu Anak di Bawah Umur
-
Anak Usia 11-19 Tahun Terlibat Judi Online Senilai Rp293,4 Miliar, Pemerintah Bentuk Satgas Pemberantasan
Ulasan
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino
-
Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan: Sentilan Bagi Si Penunda
Terkini
-
Striker Vietnam Sebut Timnas Indonesia Bisa Juara AFF, Semakin Pesimis?
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
Novel 'Mana Hijrah': Ujian Hijrah saat Cobaan Berat Datang dalam Hidup