Candra Kartiko | Abdillah Qomaru Zaman
Ilustrasi kondom grafena (Pexels.com/Pixabay)

Dalam dunia yang terus berkembang dengan pesat, inovasi dan terobosan teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Terobosan tersebut meluas ke berbagai aspek, bahkan yang paling pribadi dan intim, seperti kesehatan seksual.

Salah satu inovasi terkini yang menarik perhatian adalah proposal pengembangan kondom ultra tipis yang terbuat dari grafena, yaitu material karbon yang berbentuk lembaran tipis. Dipadukan dengan lateks, kondom ini diharapkan akan memberikan sensasi yang lebih tinggi saat berhubungan seks, yang pada gilirannya dapat mendorong peningkatan penggunaan kondom.

Grafena, dikenal sebagai "bahan ajaib" dalam dunia ilmiah, adalah bentuk karbon yang sangat unik. Lembarannya yang tipis hanya setebal satu atom, namun memiliki kekuatan yang tak tertandingi. Profesor teknik dari Universitas Columbia, James Hone, bahkan menyebutkan bahwa ketahanan grafena begitu luar biasa sehingga dibutuhkan upaya yang sebanding dengan seekor gajah yang membawa pensil untuk menembus lembaran grafena setebal cling film.

BACA JUGA: Ingin Operasi Menghilangkan Tahi Lalat? Ini Metode yang Aman Dilakukan

Para peneliti dari University of Manchester, Inggris, memimpin pengembangan kondom ultra tipis ini dengan menggabungkan kekuatan grafena dan lateks, bahan yang saat ini dominan dalam pembuatan kondom. Namun, pertanyaan mendasar yang muncul adalah apakah peningkatan sensasi yang dijanjikan oleh inovasi ini akan benar-benar mendorong penggunaan kondom.

Meskipun penggunaan kondom merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah kehamilan dan penyebaran infeksi menular seksual, realitasnya adalah penggunaan kondom masih belum mencapai tingkat yang diharapkan.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi alasan di balik rendahnya penggunaan kondom, serta mengungkapkan masalah-masalah yang terkait dengan penggunaannya. Terlepas dari manfaat yang jelas, faktor-faktor sosial dan psikologis memiliki dampak signifikan pada sejauh mana seseorang bersedia menggunakan kondom.

Selain faktor-faktor fisik seperti ketidaknyamanan dan aroma lateks yang memengaruhi preferensi penggunaan kondom, aspek psikologis dan sosial juga memainkan peran penting. Persepsi tentang pasangan seksual dan norma sosial dalam lingkungan masyarakat memiliki pengaruh besar terhadap keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan kondom. Adanya anggapan bahwa pasangan adalah "bersih" dan aman dari risiko IMS seringkali membuat seseorang merasa bahwa penggunaan kondom tidak diperlukan.

Upaya untuk meningkatkan penggunaan kondom telah diupayakan di berbagai negara dengan pendekatan yang berbeda. Sebagai contoh, di Thailand, pemerintah telah bekerja sama dengan pemilik rumah bordil dan aparat kepolisian untuk mendorong penggunaan kondom sebagai bagian dari program pencegahan HIV. Meskipun terdapat keberhasilan dalam mengubah sebagian pandangan masyarakat, tantangan yang dihadapi tetap signifikan, terutama di daerah pedesaan.

Tantangan utama adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman mengenai pentingnya penggunaan kondom. Hal ini mengindikasikan bahwa kendala yang dihadapi bukan semata-mata dari segi ketersediaan, melainkan juga perlu adanya pendidikan dan pemahaman yang lebih baik tentang kondom.

Sementara teknologi seperti kondom grafena menjadi terobosan menarik dalam upaya mendorong penggunaan kondom, kita harus tetap mengingat bahwa perubahan perilaku seksual tidak hanya bergantung pada inovasi teknologi semata. Pengaruh norma sosial, budaya, dan persepsi personal terhadap seksualitas memainkan peran yang tak kalah penting. Sebagai contoh, mengenalkan narasi tentang peningkatan kenikmatan dalam penggunaan kondom dapat menjadi pendekatan yang efektif, terutama bagi generasi muda yang lebih merespons positif pada pesan tersebut.

Kita tidak dapat melupakan bahwa penggunaan kondom harus dipahami sebagai bagian dari rangkaian langkah holistik dalam menjaga kesehatan seksual dan mencegah risiko. Edukasi seksual yang efektif, penghilangan stigma terhadap penggunaan kondom, serta pemahaman mendalam tentang norma sosial yang memengaruhi perilaku seksual merupakan elemen-elemen penting dalam mengubah pandangan masyarakat terhadap kondom.

Kemajuan ilmiah seperti kondom grafena memberikan harapan baru dalam upaya meningkatkan penggunaan kondom. Namun, perlu pemahaman yang mendalam tentang aspek psikologis, sosial, dan budaya yang memengaruhi keputusan individu dalam menggunakan kondom. Dengan pendekatan yang holistik dan beragam, kita dapat membuka jalan untuk perubahan yang lebih besar dalam cara pandang dan perilaku masyarakat terhadap penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi modern abad ke-21.

Melalui pendekatan yang mencakup edukasi, kampanye sosial, serta perubahan persepsi kolektif, kita dapat mengatasi tantangan yang terkait dengan penggunaan kondom. Salah satu pendekatan yang berpotensi efektif adalah menggabungkan faktor kenikmatan dengan aspek kesehatan seksual dalam kampanye edukatif. Penekanan pada pengalaman yang lebih baik dan meningkatkan keintiman saat menggunakan kondom dapat membantu mengubah pandangan bahwa kondom merugikan kenikmatan dalam berhubungan seks.

Tidak hanya mendorong penggunaan kondom, pendekatan ini juga dapat mereduksi stigma terhadap kondom dan menciptakan budaya yang lebih terbuka dan positif terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Penting untuk diingat bahwa perubahan perilaku seksual adalah proses yang kompleks dan memerlukan waktu. Oleh karena itu, pendekatan yang bersifat jangka panjang dan berkelanjutan sangatlah penting.

BACA JUGA: Mungkinkah Alergi Baru Muncul saat Dewasa? Begini Kata Ahli!

Selain itu, upaya yang dilakukan tidak hanya terbatas pada pendekatan edukatif dan kampanye sosial. Pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat sipil juga perlu bekerja sama dalam meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan kondom. Langkah ini termasuk memastikan bahwa kondom berkualitas tinggi mudah diakses oleh semua orang, termasuk masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Pemberian informasi yang akurat dan mudah dipahami tentang manfaat penggunaan kondom juga penting agar masyarakat dapat membuat keputusan yang informatif dan tepat.

Selain itu, pengembangan teknologi seperti kondom grafena juga harus diiringi dengan penelitian lebih lanjut tentang aspek-aspek lain yang mungkin memengaruhi penggunaan kondom. Dalam konteks ini, kajian tentang norma budaya, persepsi personal, dan faktor psikologis menjadi sangat penting. Data dari berbagai penelitian dan survei dapat memberikan wawasan yang lebih komprehensif tentang alasan di balik perilaku seksual tertentu, termasuk penggunaan atau ketidakgunaan kondom.

Dalam menghadapi tantangan ini, penting untuk menghindari pendekatan yang mengabaikan kompleksitas perilaku seksual dan hanya mengandalkan teknologi semata. Meskipun kondom grafena memiliki potensi dalam meningkatkan sensasi dan kenyamanan penggunaan, ia hanya merupakan salah satu komponen dari solusi yang lebih besar. Pendekatan yang komprehensif harus mencakup edukasi seksual yang akurat dan menyeluruh, dukungan sosial, perubahan norma sosial, serta langkah-langkah konkret untuk meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan kondom.

Dalam era teknologi dan inovasi yang terus berkembang, kita memiliki kesempatan untuk meredefinisi pandangan masyarakat terhadap penggunaan kondom. Dengan pendekatan yang holistik, inklusif, dan berbasis bukti, kita dapat mengatasi hambatan-hambatan yang menghalangi penggunaan kondom yang lebih luas. Penggunaan kondom tidak hanya merupakan tanggung jawab individual, tetapi juga tanggung jawab kolektif untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan seksual dan pencegahan risiko. Dengan bersama-sama, kita dapat mengubah pandangan tentang kondom menjadi alat kontrasepsi yang modern, efektif, dan penting dalam menjaga kesehatan seksual dan kesejahteraan masyarakat.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Abdillah Qomaru Zaman