Drama Jepang yang satu ini merupakan versi drama dari film berjudul sama, I Give My First Love to You. Sebab disajikan dalam bentuk serial, tentu saja durasi tayangnya lebih lama dengan cerita yang lebih detail.
Identitas Drama
Judul asli: Boku no Hatsukoi wo Kimi ni Sasagu (Cinta Pertamaku Didedikasikan Kepadamu)
Penulis Skenario: Ozaki Masaya
Genre: Romantis, remaja, melodrama, drama sekolah
Jumlah episode: 7 episode
Tanggal penayangan: 19 Januari 2019 – 2 Maret 2019
Para Pemeran
Nomura Shuhei sebagai Kakinouchi Takuma
Sakurai Hinako sebagai Taneda Mayu
Miyazawa Hio sebagai Suzuya Kou
Sato Kanta sebagai Suzuya Ritsu
Sinopsis Drama I Give My First Love to You
Mayu dan Takuma merupakan teman masa kecil. Pada usia Takuma yang kedelapan tahun, mereka mengetahui bahwa waktu Takuma tidak akan lama di dunia ini karena penyakit yang ia derita. Meski mengetahui hal ini, keduanya tumbuh dewasa dan saling jatuh cinta.
Mayu tetap setia kepada Takuma walaupun Takuma mencoba menjauhi Mayu. Tiba-tiba, ada orang-orang baru yang memasuki kehidupan mereka. Mayu dan Takuma pun mulai mempertanyakan perasaan mereka satu sama lain.
BACA JUGA: 3 Rekomendasi Drakor Bertema Fiksi Romansa, Penuh Roman Fiktif yang Indah!
Ulasan Drama I Give My First Love to You
Berbeda dengan versi film yang sudah aku tonton terlebih dahulu, di drama ini ada banyak detail tambahan yang membuat cerita jadi terasa semakin hidup. Kisah yang dikemas dalam tujuh episode ini mengungkapkan perasaan Takuma dan Mayu dengan lebih jelas.
Orang-orang baru yang muncul di kehidupan masa sekolah mereka pun semakin menyemarakkan suasana di drama ini. Meski awalnya aku merasa sedikit kesal dengan Takuma dan Mayu yang berusaha menyangkal perasaan masing-masing, aku sadar bahwa keadaan mereka memang tidak mudah.
Scene yang paling bikin greget adalah ketika Mayu menunggu Takuma di bukit masa kecil mereka. Takuma yang terlambat datang harus menyaksikan Mayu yang akhirnya menyerah dan menjatuhkan hatinya kepada sosok lain.
Meski demikian, akhirnya Takuma dan Mayu sadar akan perasaan masing-masing. Namun, ujian cinta mereka tidak berakhir di situ. Orang tua Takuma, terutama sang ibu, merasa keberatan dengan kedekatan Takuma dan Mayu karena menganggap Mayu hanya membebani Takuma.
Ending di film dan di drama cukup berbeda secara signifikan. Kisah cinta Takuma dan Mayu versi drama lebih memberikan harapan, walaupun scene akhirnya tidak terlalu jelas. Aku merasa bagian ending versi drama agak kurang detail. Namun, tetap lebih baik daripada ending versi film yang mengudang tangis.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
Bukan Adegan Ranjang, Gong Yoo Ungkap Peran Tersulit di Serial The Trunk
-
Spoiler Brewing Love Eps 8, Mantan Lee Jong Won Bikin Cemburu Kim Se Jeong?
-
5 Drama Korea Terbaik Jung Woo Sung: Dari Romantis hingga Aksi Menegangkan
-
Termasuk 'When the Phone Rings', 4 Drama Korea Heo Nam Jun Ini Wajib Kamu Tonton!
-
Jadi Desain Interior, Ini Peran Lee Se Young di Drama Korea Motel California
Ulasan
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
Review Film Totally Killer: Mencari Pembunuh Berantai Ke Masa Lalu
-
Review Film Aftermath, saat Terjadi Penyanderaan di Jembatan Boston
-
Review Film 'Satu Hari dengan Ibu' yang Sarat Makna, Kini Tersedia di Vidio
Terkini
-
3 Rekomendasi Two Way Cake Lokal dengan Banyak Pilihan Shade, Anti-Bingung!
-
4 Daily OOTD Simpel nan Modis ala Chae Soo-bin untuk Inspirasi Harianmu!
-
3 Peel Off Mask yang Mengandung Collagen, Bikin Wajah Glowing dan Awet Muda
-
4 Rekomendasi Lagu Romantis Jadul Milik Justin Bieber, Ada Tema Natal!
-
Gadget di Tangan, Keluarga di Angan: Paradoks Kemajuan Teknologi