Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Sherly Na
Buku Negeri Senja oleh SGA (Twitter/@wordsbyleila)

Buku Negeri Senja merupakan karya dari Seno Gumira Ajidarma yang disajikan dalam bentuk novel. Beliau lahir pada tanggal 19 Juni 1958 di Boston, Amerika Serikat. Meskipun lahir di Boston, beliau tetap berkebangsaan Indonesia. Selain menjadi seorang penulis, beliau juga merupakan seorang fotografer, wartawan, bahkan kritikus film Indonesia.

Buku Negeri Senja termasuk buku yang sudah kesekian kalinya diterbitkan setelah buku Biola Tak Berdawai, Kitab Omong Kosong, Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi, dan masih banyak lagi karya beliau yang sudah dipublikasikan.

Di dalam buku Negeri Senja terdapat kutipan yang menarik perhatian pembaca, di mana isinya seperti ini.

“Hidupku penuh dengan kesedihan, karena itu aku selalu mengembara.”

Nah, dalam kutipan tersebut menunjukkan bahwa, cerita yang diangkat oleh buku Negeri Senja berkisah tentang, seorang musafir yang selalu bepergian tanpa tujuan karena ia mengutamakan nalurinya sebagai seorang nakhoda.

Sebut saja seorang musafir itu sebagai pengembara. Setelah bepergian ke sana ke mari, ia tiba di negeri senja, di mana negeri tersebut selalu berada dalam keadaan senja.

Matahari di negeri tersebut tersangkut di cakrawala, oleh karena itu, matahari tidak pernah benar-benar tenggelam selamanya. Senja sendiri merupakan pemandangan terindah, bagi sang pengembara yang telah rela memburu senja ke berbagai pelosok Bumi.

Ada juga yang tidak kalah menarik dari senja. Di balik keindahan senja itu sendiri, terdapat drama manusia dalam permainan kekuasaan: intrik, teror, perlawanan, pemberontakan, penculikan, pembantaian, dan lain sebagainya. Negeri senja memiliki seorang perempuan penguasa bernama Tirana, sosok yang buta dan tidak pernah terlihat wajahnya.

Buku ini sesungguhnya bergenre roman, kisah pertualangan tentang cinta yang bersinar di antara kilau belati, cipratan darah, dan pembebasan iman. Namun, menurut saya, isi dari buku Negeri Senja juga berkisah tentang suguhan sosial yang luar biasa, ilmu sosial dan politik itu bercampur menjadi satu.

Melalui buku Negeri Senja, pembaca benar-benar diajak untuk menyelami berbagai aspek yang disajikan oleh penulis. Bagaimana tidak, cuplikan naratif antara nafsu berkelana, cinta, dan kekuasaan, dikemas sedemikian rupa, sehingga penulis dapat membawakan sebuah satire yang asyik dan enak untuk dibaca. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Sherly Na