Ketika malam mulai larut dan jalanan Kota Yogyakarta terasa sepi, Prawirotaman seakan baru saja hidup dan memulai ceritanya. Suara live music dan kumpulan orang yang bernyanyi bersama masih terdengar meriah di tiap kafe dan bar yang ada di sudut-sudut jalan.
Ya, Prawirotaman kini menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Yogyakarta. Kawasan yang terletak tidak jauh dari pusat kota tersebut kini menjadi salah satu wishlist wisatawan asing maupun lokal untuk berkunjung dan menghabiskan malam mereka.
Apabila Anda berkunjung ke kawasan Prawirotaman, Anda dapat merasakan suasana yang berbeda dari bagian kawasan Yogyakarta lainnya. Di mana para turis asing dan wisatawan lokal dapat berbaur tanpa adanya tourist barrier seakan mereka sudah berteman lama.
Itulah yang menyebabkan banyak orang menyebut kawasan Prawirotaman merupakan “Mini Bali-nya Jogja”. Meskipun Yogyakarta dan Bali sama-sama dikenal dengai pantainya yang indah. Prawirotaman yang terletak di perkotaan Yogyakarta seakan menjadi hidden gems karena suasana santai ala Bali tidak ditemui di bagian Yogyakarta lainnya.
Hal tersebut juga dirasakan oleh Yannma (26) turis asing Belanda yang berkunjung ke Prawirotaman. “Saya pernah ke Bali tahun 2018. Bedanya dengan Bali dan Yogyakarta adalah dari segi atraksi turis. Bali lebih fokus pada wisata untuk turis asing. Di Bali banyak tempat seperti ini, bar, dan kafe yang awam untuk turis” ujarnya.
Meskipun bar banyak ditemui di Eropa, tetapi negara-negara tropis seperti Indoneisa selalu memberikan suasana yang berbeda dibanding negara-negara asal bule tersebut.
“Saya belum menjelajah kawasan Yogyakarta yang lainnya, dan ini kali pertama saya ke Prawirotaman” terang Yanma. Ia juga menambahkan bahwa baginya sejauh ini kedatangannya ke Prawirotaman merupakan pengalaman yang keren dan menyenangkan.
Pengalaman yang dialami oleh turis asing memang berkesan bagi mereka, terutama setelah mengunjungi Yogyakarta di kawasan Prawirotaman pada malam hari. Keramahtamahan dan tipikal wisatawan lokal yang santai membuat mereka merasa nyaman.
“Saya menemukan tempat ini sangat menyenangkan dan relaxing, Kalau kamu pergi ke tempat seperti ini di Eropa orang-orang cenderung menyebalkan, tapi disini lebih santai dan bisa dinikmati” ucap Yanma mengutarakan perasaannya terhadap bar di Eropa.
Bagi turis asing seperti Yannma menurutnya suasana Prawirotaman memberikan “chill vibes”. Bar dan kafe di kawasan Prawirotaman banyak yang mengadakan live music serta menyediakan minuman beralkohol.
Hal itulah yang menjadi salah satu alasan Yanma mengunjungi Prawirotaman. “Karena saya suka musik, teman saya yang merupakan warga lokal mengajak saya untuk menikmati musik di sini,” imbuh Yanma.
Di lain sisi julukan Prawirotaman sebagai “Mini Bali-nya Jogja” menjadi pro-kontra pada warga lokal Yogyakarta. Sebagian warga kurang menyukai apabila Prawirotaman disamakan dengan Bali. Sebagian beranggapan bahwa “Jogja ya Jogja, Bali ya Bali”.
Meskipun demikian, sebagian yang lain seperti warga lokal bernama Adip (22) mengungkapkan rasa senangnya akan pariwisata Yogyakarta yang semakin bervariatif.
“Sebagai warga lokal saya tidak mempermasalahkan adanya pendapat yang menyamakan antara Jogja dengan Bali,” ungkap Adip. Ia justru senang dengan ada kawasan wisata yang ramai dikunjungi turis asing.
Turis-turis asing banyak bersliweran di kawasan Prawirotaman. Terlebih pada saat sore hingga ke malam hari di Yogyakarta. Hal tersebut karena kawasan Prawirotaman memang bukan hanya berisi kafe dan bar saja, tetapi terdapat banyak penginapan yang dihuni turis asing.
Segala kemeriahan yang ditawarkan oleh Prawirotaman pada malam hari memang menarik. Akan tetapi apabila menjelajah lebih Prawirotaman, apa yang ditawarkannya tidah hanya keseruan malam.
“Prawirotaman pada malam hari cukup berbeda dibanding dengan siang harinya. Prawirotaman juga sebetulnya kawasan yang berisi galeri-galeri seni,” ucap Adip.
Sepertinya, memang Prawirotaman sudah menjadi paket lengkap untuk wisatawan baik asing maupun lokal untuk bervakansi di Yogyakarta.
Artikel ini merupakan liputan pribadi - 22/12/2023 - Prawirotaman, Yogyakarta.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Melawan Sunyi, Membangun Diri: Inklusivitas Tuna Rungu dan Wicara ADECO DIY
-
Soroti Penerbitan Sertifikat, Kapolda Bali Beberkan Tantangan 'Sikat' Mafia Tanah
-
Berangsur Normal, Jumlah Penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Meningkat
-
3 Tim Mahal dari Liga 2: Skuat Bernilai Miliaran Rupiah!
-
Aktivasi Co-Branding Wonderful Indonesia Ajak Masyarakat Jaga Keindahan Alam dan Budaya
Ulasan
-
Ulasan Novel Bintang Karya Tere Liye: Petualangan Raib dan Ali di Klan Bintang
-
Ulasan Novel 'Nebula', Persahabatan yang Diuji Egoisme dan Pengkhianatan
-
Ulasan Novel Penaka: Kisah Istri Menghadapi Suami yang Kecanduan Game
-
Ulasan Novel The Privileged Ones: Dinamika Remaja dan Kelas Sosial
-
Review Film Hotel Pula, Ketika Trauma Perang Memengaruhi Kehidupan Seseorang
Terkini
-
Akal Sehat dalam Kecerdasan Buatan: Apa yang Dapat Belajar dari Manusia?
-
Perasaan Campur Aduk Kevin Diks setelah Debut Bersama Timnas Indonesia
-
Kembali Kolaborasi dengan Netflix, Zack Snyder Siap Garap Film Action
-
5 Ide Mix and Match Denim ala Mim Rattanawadee untuk Tampilan yang Trendi
-
Ulasan Film The Lady In The Van, Wanita Misterius di Balik Van Tua