Bokura wa Minna Kawai-sou merupakan anime karya studio Brain's Base yang dirilis pada tahun 2014. Anime bertema Romantic Subtext dan School dengan tema Slice of Life ini menceritakan tentang kisah siswa SMA bernama Kazunari Usa yang memulai kehidupan barunya yang mandiri disebuah indekos.
Kazunari Usa merupakan siswa baru disebuah SMA. Selama SMA, ia memilih untuk hidup mandiri sebagai anak kos, karena orang tuanya bekerja di kota yang berbeda. Mendapatkan pengalaman baru, Usa berharap agar kehidupan barunya berjalan normal seperti siswa SMA pada umumnya.
Namun, harapan Usa langsung pupus sejak ia memilih untuk tinggal di Kawai Complex, sebuah indekos yang semua penghuninya memiliki karakter yang cukup nyentrik. Shirosaki, seorang mesum dan masokis, Mayumi Nishikino seorang wanita kantoran pecandu alkohol yang selalu sial dalam hal percintaan, dan Sayaka Watanabe seorang mahasiswa yang tampaknya polos tapi diam-diam senang memimpin pria, kini menjadi teman baru Usa. Melihat karakter dari teman-teman barunya, Usa selalu berpikir untuk kabur dari Kawai Complex.
Satu-satunya alasan Usa bertahan adalah keberadaan seniornya di Kawai Complex. Ritsu Kawai, senior Usa di sekolah, rupanya juga tinggal di indekos yang sama dengan Usa. Ritsu yang memiliki sifat pendiam dan pemalu, menarik hati Usa yang diam-diam selalu memandanginya. Meski Ritsu jarang memperhatikan sekitar termasuk dirinya, Usa tetap yakin bahwa suatu hari nanti Usa akan memenangkan hati Ritsu.
Ulasan Bokura wa Minna Kawai-sou
Menjadikan indekos sebagai latar dari anime romance merupakan daya tarik utama anime ini. Meski Usa sudah berada dekat dengan Ritsu, tapi ia masih jauh dari kata dekat untuk menggapai hatinya.
Secara perlahan, dengan bantuan penghuni indekos yang lain, Usa berusaha untuk menarik hati Ritsu. Bahkan, Usa dan teman-temannya di indekos menyiapkan berbagai macam hal menarik demi menarik perhatian Ritsu yang bisa dibilang introvert dan kutu buku.
Salah satu hal yang berhasil menarik perhatian Ritsu adalah ketika Shirosaki dan Usa mengajak semua penghuni indekos untuk bermain air di hari yang panas. Penasaran dengan apa yang terjadi, Ritsu yang awalnya malu-malu, perlahan mulai bergabung dan menikmati hari yang panas bersama teman-temannya.
Diceritakan secara tersirat dan halus, Bokura wa Minna Kawai-sou berhasil menyajikan kisah cinta menggemaskan dan malu-malu khas anak SMA. Ditambah grafis yang memukau, membuat penonton menjadi khusyuk ketika menonton anime ini. Bagi anda pecinta anime romance yang santai, mungkin anime ini cocok untuk anda nonton. Tertarik untuk menonton Bokura wa Minna Kawai-sou akhir pekan ini?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Kisah Gadis Misterius yang Memburu Penyihir dalam Anime 'Majo to Yajuu'
-
Kehidupan Kedua Sang Naga dalam Anime Sayounara Ryuusei, Konnichiwa Jinsei
-
Kisah Seru Gadis Antagonis dalam Anime 'Rekishi ni Nokoru Akujo ni Naru zo'
-
Kisah Suhu tapi Aslinya Cupu dalam Anime 'Nageki no Bourei wa Intai shitai'
-
Perjalanan untuk Menjadi yang Terkuat dalam Anime 'Saikyou no Shienshoku'
Artikel Terkait
-
Netflix Rilis 'The Grimm Variations', Suguhkan Sisi Gelap Dongeng Klasik
-
Tayang di Netflix, Anime 'Time Patrol Bon' Kisahkan Duo Penjelajah Waktu
-
Diadaptasi dari Manga, Film Anime 'Look Back' Tayang Perdana pada Juni 2024
-
5 Macam Genre Anime Beserta Penjelasannya, Kamu Suka yang Mana?
-
Omoinotake Bawakan Lagu Ending Anime 'My Hero Academia Season 7'
Ulasan
-
Isu Mental Health dalam Buku Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa
-
Impresi Jujur Selepas Nonton Film Gak Nyangka
-
Ulasan Novel Montase: Membuat Waktu yang Singkat Terasa Abadi
-
Ulasan Novel 2 Menantu: Ketika Keserakahan Merenggut Kedamaian
-
Melintasi Gelap Jakarta di Novel Antara Aku dan Dia karya Agnes Jessica
Terkini
-
0,5 Detik yang Menentukan di Futsal: Saat Keputusan Datang Sebelum Kesempatan
-
4 Drama China Kostum Liu Lingzi, Terbaru The Princess's Gambit
-
4 Produk Skincare Avoskin Anti Aging, Solusi Atasi Penuaan dan Mata Panda
-
Kenapa Futsal Bisa Jadi Olahraga Favorit Anak Muda? Ini Alasannya!
-
Merdeka Tapi Masih Overwork: Refleksi Kemerdekaan di Tengah Hustle Culture