Teruntuk kamu yang lagi butuh terapi air mata, A Way Station bisa jadi pilihan buat kamu, nih! Pasalnya, film yang dibintangi Kim Dong Joon dan Kim Jae Kyung ini mengusung genre melodrama yang siap gempur kamu sampai bercucuran air mata! Film A Way Station sendiri menyoroti kisah pertemuan dua insan, Seung Hyun (Kim Dong Joon) dan Jin A (Kim Jae Kyung) pasca berpisah sejak lulus dari sekolah menengah.
Diceritakan dulunya, Seung Hyun dan Jin A memiliki kedekatan khusus sejak di bangku sekolah, mereka banyak menghabiskan masa remajanya bersama hingga akhirnya saling jatuh cinta. Namun, sebab satu perselisihan, keduanya tidak lagi berkabar dan fokus menjalani kehidupannya masing-masing. Sampailah ketika Ji A divonis mengidap kanker untuk kali kedua, ia pulang ke kampung halaman untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama keluarga.
Meski telah merahasiakan tentang penyakitnya, keluarga, teman-teman hingga Seung Hyun pada akhirnya mengetahui kondisi sekarat Ji A. Seung Hyun sendiri yang ketika itu pun berisiko mengidap penyakit Alzheimer merasa terpanggil untuk menikahi Ji A dan menjadi sosok yang selalu ada di saat-saat terakhirnya.
Ulasan:
Jika ditanya film ini sedih, ya sedih. Sebab sebagaimana genrenya, melodrama, film ini fokus membawa penonton dalam kisah cinta yang sentimental. Dua insan yang sempat berpisah diceritakan kembali bertemu di titik terendah hidupnya. Di mana tokoh utama wanita menderita kanker dan tokoh utama pria alami penyakit Alzheimer.
Merasa memiliki cinta dan ingin menghabiskan waktu terakhirnya bersama, keduanya pun akhirnya menikah, meskipun saling sadar suatu hari nanti mereka akan ditinggalkan, ataupun dilupakan. Sisanya kisah bergerak ke kehidupan pernikahan yang harmonis, yang juga diikuti hari-hari di mana tanda-tanda kemunduran kesehatan mereka kian mengkhawatirkan.
Yang mungkin agak disayangkan di film ini adalah penataan plotnya yang kurang maksimal. Di mana menurut saya kisah asmara kala remaja dua tokoh utama terlalu sedikit porsinya. Sehingga sulit untuk saya melihat motivasi ataupun merasakan chemistry kedua tokoh utama kala kembali berjumpa di saat kondisi Ji A tengah sekarat dan Seung Hyun kian melemah ingatannya. Alhasil, sebab motivasi dan chemistry dua tokoh utama yang tidak dibangun kuat di awal, kisah cinta dua orang "sekarat" ini jadi terasa begitu klise bagi saya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
The Help: Potret Kefanatikan Ras dan Kelas Sosial di Era Tahun 1960-an
-
5 Film Korea 2025 Beragam Genre yang Pantang Buat Kamu Lewatkan, Ada Mickey 17
-
Ulasan Film The Call, Harga yang Harus Dibayar oleh Para Pengingkar Takdir!
-
Ulasan Better Man, Film Biopik Visioner dengan Eksekusi yang Cerdas
-
Ulasan Film With You in the Future, Saat Jatuh Cinta pada Orang yang Tepat
Artikel Terkait
-
5 Film Animasi Terlaris Asia Tenggara, Jumbo di Posisi Puncak!
-
Review Film Muslihat: Ada Setan di Panti Asuhan
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Pengepungan di Bukit Duri
-
The Help: Potret Kefanatikan Ras dan Kelas Sosial di Era Tahun 1960-an
-
The King of Kings Siap Tayang di Bioskop Indonesia Mulai 18 April
Ulasan
-
Ulasan A Wind in the Door: Perjalanan Mikroskopis Memasuki Sel-Sel Tubuh
-
Review Film Muslihat: Ada Setan di Panti Asuhan
-
The Help: Potret Kefanatikan Ras dan Kelas Sosial di Era Tahun 1960-an
-
The King of Kings Siap Tayang di Bioskop Indonesia Mulai 18 April
-
Review Film In the Lost Lands: Perjalanan Gelap Sang Penyihir dan Pemburu
Terkini
-
BRI Liga: Borneo FC Harus Puas Berbagi Poin, PSM Makassar Nyaris Gigit Jari
-
Super Junior L.S.S. 'Pon Pon' Penuh Percaya Diri dan Bebas Lakukan Apa Pun
-
Tapaki Partai Puncak, Romantisme Pendukung Uzbekistan dan Indonesia Terus Berlanjut
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Pengepungan di Bukit Duri