Novel Mereka Bilang Ada Toilet di Hidungku karya dari Ruwi Meita pertama kali diterbitkan di tahun 2019 oleh Penerbit Bhuana Sastra.
Novel bergenre fantasi dan science fiction ini memiliki world building yang memukau. Pembaca akan diajak menikmati alur cerita yang berlatar tempat di masa depan di sebuah negeri bernama Nuswantierra.
Ceritanya sendiri berpusat di kehidupan seorang remaja perempuan belasan tahun bernama Imalovix. Ima adalah anak yang terlahir dari rahim asli dan memiliki tanda lahir hitam melebar di salah satu matanya, mirip seperti mata panda.
Tanda lahir ini yang kemudian membuat Ima kerap menjadi bahan olok-olok di sekolah. Apalagi statusnya sebagai anak rahim asli semakin membuat Ima kerap mengalami perundungan, terutama dari Yanuv, cewek populer dan terlahir dari rahim kaca.
Iyangka Kafka, kakek Ima yang seorang kolektor barang-barang lama, suatu hari memberinya jurnal sebagai hadiah ulang tahun. Jurnal dari seribu tahun lalu itu milik anak perempuan bernama Kecubung, yang juga memiliki tanda lahir atau tembong seperti milik Ima, tapi terletak di puncak hidungnya.
Imalovix justru tersinggung saat ia membaca isi jurnal tersebut dan marah pada sang kakek. Jurnal itu dikembalikannya pada Iyangka Kafka dan kemudian dibeli oleh Qariya, tetangga sang kakek dan juga teman sekelas Ima.
Sebuah kejadian yang menimpa sang kakek membuat Ima ingin kembali memiliki jurnal tersebut. Qariya bersedia meminjami jurnal yang kini menjadi miliknya dengan satu syarat.
“Qyu akan mengizinkan koe membacakan jurnal untuk Iyangka Kafka jika koe berhasil lulus pada tiap step pertandingan ini. Dan jika koe bisa mengalahkan qyu dalam Dolanai Jenara, maka jurnal itu jadi milik koe. Namun, jika koe kalah, koe tidak akan melihat jurnal itu lagi selamanya. Mengerti?!” (Hal. 135)
Keren! Satu kata yang mewakili novel karya Ruwi Meita ini. Pembaca akan dibawa melihat kecanggihan tehnologi di masa depan saat kota dibangun melayang di atas langit, adanya transportasi terbang, bayi-bayi yang terlahir dari rahim kaca dan ‘dipanen’ setelah tiga bulan.
Namun, kecanggihan abad ke-30 tersebut juga disertai permasalahan lain, seperti serangan angin merah, penyakit tubuh gila, dan udara yang tak bisa leluasa dihirup membuat setiap penduduk harus memakai hidung babi untuk menyaring udara. Kecuali jika sanggup membeli chevalkrom, penutup kepala canggih yang bisa pula melindungi alat pernapasan.
Karakter para tokohnya sangat kuat dan mengalami perkembangan seiring berjalannya cerita. Seperti tokoh Imalovix yang semula egois, selalu mengasihani diri sendiri, lalu berubah menjadi lebih percaya diri dan memiliki hubungan yang lebih baik dengan sang kakek.
Setiap part antara Imalovix dan kakeknya, Iyangka Kafka, menjadi favorit saya karena sang kakek kerap memberikan nasehat bijak untuk cucunya tanpa terkesan menggurui.
“Kenapa kamu terlalu memikirkan mereka yang tak pernah tahu? Ada bagian dalam kehidupan ini yang harus tetap berjalan alami, dan ilmu pengetahuan tidak selamanya jadi sebuah jawaban. Termasuk sebuah kelahiran.” (Hal. 100)
“Jangan takut menunjukkan siapa sejatinya kamu. Jadilah dirimu. Kamu hebat. Maka percayailah hal itu seperti aku yang selalu memercayaimu.” (Hal. 293)
Hal yang lumayan menggelitik dalam novel ini adalah penggunaan koe-qyu sebagai bahasa gaul yang menggantikan lo-gue di masa lalu. Juga bapio-biung untuk menyebut bapak-ibu dan iyangka-iyangti untuk kakek-nenek.
Sejumlah identitas tempat juga membuat saya jadi menebak-nebak plesetan dari apakah kata yang digunakan, seperti: kota Yolekata, kota Sole, dan Tanai Siwwe, yang sepertinya adalah Kota Yogyakarta, kota Solo, dan Taman Siswa.
Lebih unik lagi sebutan untuk sekolah setingkat SMP dan SMA yang dalam novel ini, yaitu Padhepok Madia dan Padhepok Inggil. Sungguh sebuah novel bergenre fantasi dan science fiction dengan kearifan lokal.
Saya sangat merekomendasikan novel Mereka Bilang Ada Toilet di Hidungku karena memang sekeren itu! Kalian tidak akan kecewa setelah membacanya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Sabtu Bersama Bapak: Novel yang Menggugah dan Penuh Perenungan
-
Novel Turning Seventeen: Kehidupan Remaja yang Kompleks dan Penuh Rahasia
-
Ulasan Novel Jodoh di Tangan Aplikasi, Mengejar Jodoh Sampai ke Aplikasi
-
Surat-Surat yang Mengubah Hidup dalam Novel Dae-Ho's Delivery Service
-
Ulasan Novel Mangsa (Prey), Ancaman Kematian di Belantara Montana
Artikel Terkait
-
4 Drama Korea Fantasi Romantis yang Wajib Kamu Tonton, Ada Favoritmu?
-
Novel Sebuah Janji untuk Istriku: Kisah Suami Sejati Pemegang Janji Setia
-
Misteri Kematian di Balik Penemuan Rangka dalam Novel Cokelat Postmortem
-
Romansa di Divisi Danusan Kampus dalam Novel Danusan I'm in Love
-
Pencinta Fantasi Merapat, Ini 4 Rekomendasi Novel Distopia yang Seru Abis
Ulasan
-
Jarak dan Trauma: Pentingnya Komunikasi Efektif dalam Novel Critical Eleven
-
Perjuangan untuk Hak dan Kemanusiaan terhadap Budak dalam Novel Rasina
-
Ulasan Novel Larung, Perlawanan Anak Muda Mencari Arti Kebebasan Sejati
-
Suka Mitologi Asia? Ini 4 Rekomendasi Novel Fantasi Terjemahan Paling Seru!
-
4 Alasan Kamu Harus Nonton Drama Sejarah-Politik The Prisoner of Beauty
Terkini
-
Belum Siap Buka Hati, Albi Dwizky: Kayaknya Cintaku Udah Habis di Shella
-
Sinopsis Bloom Life, Drama China Terbaru Landy Li dan Guo Jun Chen
-
Tabola Bale Meledak, Siprianus Raih AMI Award dan Jadi Wajah Musik Timur
-
Alasan PSSI Bebankan Prestasi ke Timnas Indonesia U-23 di Ajang Sea Games, Mengapa?
-
Revisi KUHAP: Jurang Baru Antara Kewenangan Aparat dan Hak Warga Negara