IU membawa kenangan masa kecil melalui single 'Shopper' dalam mini album keenam 'The Winning' yang dirilis pada 20 Februari 2024.
Lagu ini dibuka dengan monolog DPR Ian yang berucap, “Alkisah, ada sebuah toko. Itu bukanlah toko biasa. Faktanya, toko itu luar biasa dengan barang-barang luar biasa pula."
"Ini mungkin membuat kalian bertanya-tanya, siapa yang menaruh barang-barang ini? Apakah seorang Dewa? Peri? Atau mungkin pencuri," tutupnya.
'Shopper' mengusung genre rock elektro-pop. Di mana IU memamerkan nada tingginya yang menawan melalui chorus. Ia juga menunjukkan warna vokalnya yang menghibur di sepanjang lagu.
Saat pertama kali melihat musik video 'Shopper', saya jadi teringat film fantasi atau kartun animasi yang berisi banyak hal ajaib. Hal-hal magis, toko yang menjual barang ajaib, hingga pengabul keinginan.
Mungkin itulah yang ingin disampaikan IU melalui lagu ini. Liriknya menggambarkan seseorang yang menginginkan hal-hal di luar nalar tapi semua itu seolah sah-sah saja dan mungkin saja terjadi.
Musik videonya pun menggambarkan IU dan toko ajaibnya. Di mana ia bebas memilih apa pun yang disukainya dan ia bisa mendapatkan apa pun.
Hal seperti ini biasanya identik dengan angan-angan anak-anak sehingga IU ingin membawa kembali perasaan ini. Memori saat masa kanak-kanak memang bisa membangkitkan imajinasi untuk menciptakan sesuatu.
Di usia ini, kita memang bebas bercita-cita setinggi langit sehingga seharusnya orang dewasa membiarkan mereka berangan-angan. Walau mimpi ini bisa berubah bahkan dalam hitungan hari, tapi semua itu tidak masalah karena kebebasan imajinasi anak-anak.
Sama seperti IU di pembukaan musik video ini. Awalnya ia seperti ingin ikut lelang, tapi mendadak ia berubah haluan dan mencuri teropong ajaib incarannya.
Keinginan anak-anak memang bisa berubah drastis dalam waktu yang begitu singkat. Di lirik selanjutnya, IU menggambarkan bahwa ia seolah terlahir memang angan-angan seperti ini.
Dunia fantasi ini tidak berhenti sampai di sini. Ada adegan saat ia menyusuri jalanan kemudian menukar mobilnya dengan sepeda dan ada benda magis di tangan.
Secara keseluruhan, meski musik videonya berdurasi panjang, tapi 'Shopper' sama sekali tidak membosankan. Bahkan sebaliknya, lagu utama ini terasa mengasyikkan, terutama bagi pendengar yang menyukai genre fantasi dan dimasa kanak-kanak memiliki imajinasi yang sama seperti lirik dalam lagu ini.
Meski saat ini kita sudah dewasa, tak ada salahnya sesekali memiliki imajinasi liar seperti anak berusia 5 tahun. Melalui 'Shopper', IU mengajak pendengarnya untuk rileks dan bebas menjadi diri sendiri. Termasuk sesekali memiliki angan-angan di luar nalar seperti ini.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Isu Diskriminatif di Balik Film Jepang 'Sweet Bean'
-
Bukan Sekadar Berpesta, Ini Kekonyolan Masa Muda di BIGBANG We Like 2 Party
-
Kontras dengan Judulnya, Ini Kisah Patah Hati di Lagu Key SHINee 'Easy'
-
Hampers Tidak Wajib, Tapi Jangan Ajak Orang Lain Stop Kirim Hadiah Lebaran
-
Lebaran Penuh Kepalsuan, saat Momen Suci Berubah Menjadi Tekanan Tahunan
Artikel Terkait
-
Cara Menambahkan Lagu di Status WhatsApp, Makin Mirip Instagram
-
Agensi Tanggapi Kabar IU dan Byeon Woo Seok Mundur dari Drama Baru
-
Terinspirasi dari Kondisi Indonesia, Sule Kenalkan Lagu 'Hey Kamu'
-
Polemik Royalti Lagu, Upaya VISI dan AKSI Mencari Titik Temu
-
Budaya Patriarki di Pulau Jeju dalam When Life Gives You Tangerines
Ulasan
-
Review Komang: Menelusuri Cinta Raim dan Komang yang Bikin Baper
-
Review Anime Mob Psycho 100 Season 2, Kekuatan Esper Bukanlah Segalanya
-
Ulasan Buku Terapi Luka Batin: Menemukan Kembali Diri Kita yang Belum Utuh
-
Review Film Twisters: Lebih Bagus dari yang Pertama atau Cuma Nostalgia?
-
Review Film 'Pabrik Gula': Teror Mistis di Balik Industri Gula Kolonial
Terkini
-
Antara Doa dan Pintu yang Tertutup: Memahami Sajak Joko Pinurbo
-
Dilema Tristan Gooijer: PSSI Ngebet Naturalisasi, tetapi Sang Pemain Cedera
-
Rilis Foto Pembacaan Naskah, Ini 5 Pemeran Drama Labor Attorney Noh Moo Jin
-
Selain Donatur Dilarang Ngatur: Apakah Pria Harus Kaya untuk Dicintai?
-
Indonesia Krisis Inovasi: Mengapa Riset Selalu Jadi Korban?