Fase setelah putus cinta menjadi fase yang begitu berat dan penuh tantangan. Kehilangan pasangan berarti ada perubahan dalam kehidupan sosial. Di sini kita harus kembali menyesuaikan diri dengan kesendirian dan kesepian.
Misalnya terbiasa untuk tidak menunggu notifikasi dari pasangan, terbiasa tidur tanpa sleep call, terbiasa mengambil keputusan tanpa masukan dari mantan pasangan, dan menemukan cara untuk merasa puas dan bahagia sendiri.
Perasaan sedih, marah, bingung, dan merasa kehilangan adalah hal yang wajar. Kita perlu menyesuaikan diri dengan hidup sendiri atau mencari cara baru untuk bersosialisasi. Life after break up sering kali berkaitan tentang cara untuk kembali menjalani hidup mandiri.
Dari lagu Bernadya dengan judul ‘Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan’, kita bisa mengetahui bagaimana hancurnya seseorang ketika berpisah dengan orang tersayang.
Dalam lirik ‘Yang kuingat saat itu, yang kulakukan hanya menggerutu angkuh’ bercerita tentang betapa ia belum terima dengan keadaan. Ia masih bertanya-tanya kenapa takdir begitu jahat kepadanya.
Kemudian ia kembali sadar dari keterpurukannya, ‘Untungnya, bumi masih berputar, untungnya, ku tak pilih menyerah’. Setelah momen perpisahan ternyata banyak hal-hal baik yang datang. Ia kembali menata kehidupannya dan percaya bahwa setiap hal yang datang dan pergi pasti ada maknanya.
Setiap hubungan mengajarkan sesuatu. Meluangkan waktu untuk refleksi diri, mencari tahu apa yang bisa dipelajari dari hubungan yang lalu, bisa menjadi cara ampuh untuk menjalani fase setelah putus cinta. Mencoba memulai kebiasaan atau rutinitas baru yang positif juga bisa membantu mengalihkan pikiran negatif yang ada di kepala.
Sakit hatimu pasti sembuh, tapi perlu diingat kalau penyembuhan tidak terjadi dalam semalam. Berikan waktu untuk pulih dan jangan terburu-buru untuk melupakan atau mencari pengganti. Luangkan waktu bersama teman dan keluarga untuk mengobrol.
Setelah putus cinta, setiap orang membutuhkan waktu yang berbeda untuk pulih. Tidak ada cara yang salah untuk menjalani proses ini selama kita bisa merawat diri dengan baik dan tidak terburu-buru. Hal yang terpenting, pahami bahwa fase ini adalah bagian dari perjalanan hidup yang bisa menguatkan dan mematangkan kita secara emosional.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Kondangan Akademik dan Hutang Sosial yang Tak Tertulis
-
Semangkuk Soto Ayam: Bahasa Cinta Ibu yang Selalu Menyambutku
-
4 Inspirasi Gaya Rambut ala Ziva Magnolya yang Cocok Buat Pipi Chubby!
-
Tampil Stylish dengan Rambut Pendek? 5 Gaya Kim Sohyun Ini Bisa Kamu Tiru!
-
5 Outfit dan Hairdo ala Moon Ga Young, Tampil Kece di Segala Suasana!
Artikel Terkait
-
NCT DREAM 'Rains in Heaven': Empati saat Merasa Kalut dan Ingin Menghilang
-
Playlist Anti Galau, 10 Lagu Indonesia yang Bikin Kamu Move On
-
Playlist Healing: Lagu K-Pop untuk Mengatasi Heartbreak
-
Good Enough oleh Chanyeol EXO: Lagu Penenang Saat Merasa Belum Menjadi Apa-apa
-
Esensi Lagu 'Every Moment of You': Duet Cha Eun Woo dari OST Drakor Hits
Ulasan
-
Review Film Jembatan Shiratal Mustaqim: Horor Moral yang Mirip Sinetron
-
Membaca Drama 'Genie, Make a Wish' Lewat Lensa Pengasuhan Kolektif
-
Review Film Ballad of a Small Player: Visual Ciamik tapi Kesan Akhir Kosong
-
The Principles Of Power: Rahasia Memanipulasi Orang Lain di Segala Situasi
-
Review Film Dongji Rescue: Kisah Heroisme Lautan yang Menggetarkan
Terkini
-
AXIS Nation Cup 2025: Keajaiban 28 Detik Terakhir, SMK Nusantara
-
Ketika Juara Tak Lagi Tentang Skor, Tapi Tentang Siapa yang Berani Bersuara
-
Sosok Ketiga: Lintrik, Film Horor Tentang Pelet dan Gairah Perselingkuhan
-
Antusiasme Membludak, Penjualan Tiket Presale Film Wicked: For Good Pecah Rekor
-
Membedah Catatan Patrick Kluivert saat Dampingi Skuat Garuda di Babak Kualifikasi, Memuaskan?