'Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu' adalah film drama romantis yang diadaptasi dari karya Pidi Baiq, dengan sentuhan khas yang dikenal lewat tulisan dan lirik lagunya. Film ini berdurasi 1 jam 39 menit dan disutradarai oleh Kuntz Agus, mengangkat cerita cinta segitiga penuh emosional dan konflik. Dibintangi oleh Adinia Wirasti, Ajil Ditto, dan Hanggini, film ini berhasil menyuguhkan dinamika hubungan yang unik dan menarik.
Sebelum memulai ulasan, perlu diketahui bahwa cerita berpusat pada Sadali (Ajil Ditto), seorang pemuda Bukittinggi yang merantau ke Yogyakarta untuk kuliah dan mengejar mimpinya menjadi pelukis. Namun, perjalanan hidupnya berubah ketika bertemu Mera (Adinia Wirasti), seorang perempuan dewasa yang sudah memiliki anak. Hubungan mereka yang diawali dengan rasa cinta menjadi rumit ketika Sadali menyadari bahwa ia harus mengakhiri hubungannya dengan Arnaza (Hanggini), kekasihnya yang menunggu di kampung halaman.
Meski kisah cinta segitiga sering kali menjadi tema klise, film ini menyuguhkan sesuatu yang berbeda dengan menonjolkan perbedaan usia antara Sadali dan Mera. Hubungan ini menghadirkan interaksi yang canggung namun manis, di mana akting Adinia Wirasti dan Ajil Ditto berhasil memukau penonton. Keputusan Sadali yang menggantung Arnaza semakin menambah ketegangan dan membuat penonton geregetan.
Hal menarik lainnya adalah cara film ini mengeksplorasi tema cinta yang melampaui batasan usia. Bukan perbedaan usia yang menjadi masalah utama, melainkan ketidakjujuran Sadali yang mempersulit hubungannya dengan Mera dan Arnaza. Pesan moral ini disampaikan secara halus namun tegas, membuat film terasa relatable dan meaningful.
Skenario yang ditulis oleh Tittien Watimena berhasil mengubah kumpulan kutipan dan lirik lagu karya Pidi Baiq menjadi cerita utuh yang manis dan tidak berlebihan. Dengan dialog yang matang dan tidak terasa cringe, film ini jadi terasa menyenangkan untuk diikuti.
Dilengkapi dengan soundtrack pop modern dari Bilal Indrajaya, Sal Priadi, hingga Bernadya, musiknya mendukung atmosfer quirky romance yang ringan tapi berkesan.
Sayangnya, latar waktu akhir 90-an terasa kurang dieksplorasi meski disebutkan sebagai bagian penting cerita. Memang ada beberapa adegan dan dialog yang menunjukkan bahwa film ini berlatar saat Indonesia mengalami kondisi politik yang genting, tapi itu terasa sambil berlalu saja. Sehingga, penonton yang sebelumnya tidak tahu adanya kondisi politik asli Indonesia pada akhir 90-an mungkin akan missed.
Akhir kata, surprisingly film 'Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu' punya beberapa hal menarik yang ditawarkan. Mulai dari plot drama romansa age gap dengan perempuan lebih dewasa yang cukup jarang diangkat dalam film Indonesia, soundtracks catchy yang selaras dengan filmnya, dan penulisan skenario serta dialog yang tetap ada gemasnya tapi tidak begitu cringe dan sangat rapi.
Kalau kamu suka dengan drama bertipe quirky romance dan film-film atau tulisan Pidi Baiq, 'Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu' bisa jadi pilihan yang tepat karena film ini adalah drama romansa versi mature dari tulisan Pidi Baiq.
Baca Juga
-
Stray Kids Umumkan Film Konser Pertama, Tayang Global di Bioskop 2026
-
Kaiju No. 8 Konfirmasi Final Chapter dan Spin-Off Baru Narumi's Week at Work
-
Belum Lama Tamat, A Star Brighter than the Sun Langsung Produksi Season 2
-
My Hero Academia Rayakan 10 Tahun dengan Episode Epilog dan Tur Konser Dunia
-
Zico dan Ikura YOASOBI Suarakan Harmoni dari Perbedaan lewat Lagu DUET
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Troll 2: Sekuel Monster Norwegia yang Epik!
-
Review The Great Flood: Kisah Kim Da Mi Selamatkan Anak saat Banjir Besar
-
Hada Cable Car Taif: Menyusuri Pegunungan Al-Hada dari Ketinggian
-
Ulasan Novel Janji, PerjalananTiga Santri Menemukan Ketulusan Hati Manusia
-
Review Film Avatar Fire and Ash: Visual Memukau, tetapi Cerita Terasa Mengulang
Terkini
-
Rel di Depan SMA 3: Gerbang Senja yang Tak Pernah Sepenuhnya Tertutup
-
5 Scrub Alami yang Bisa Kamu Dapatkan dari Dapur Rumah, Murah Meriah!
-
4 Inspirasi OOTD Kai EXO untuk Gaya Sehari-hari yang Simpel dan Fleksibel
-
Jejak Ketangguhan di Pesisir dan Resiliensi yang Tak Pernah Padam
-
Kawasan Mangrove Baros: Jejak Kepedulian Warga akan Konservasi Lingkungan