Buku Hikayat Keajaiban Istighfar dan Shalawat Nabi merupakan buah karya istimewa dan langka. Fuad Abdurahman selaku penulis memaparkan perihal istigfar dan selawat bukan hanya sekadar konsep dan teori, namun dilengkapi dengan kisah-kisah ajaib yang inspiratif, dalil, hingga mengantarkan pembaca ingin mencoba dan merasakan langsung dampak dari keajaiban istigfar dan selawat yang dapat mengetuk pintu-pintu langit.
Sebelum masuk ke hikayat menakjubkan para pengamal istigfar dan selawat, penulis lebih dulu menjelaskan apa dan bagaimana istigfar dan selawat Nabi itu.
Fuad Abdurahman memaparkan bahwa istighfar adalah kalimat sangat pendek, tapi memiliki makna yang sangat dahsyat, dalam, dan indah dalam hidup. Istigfar memiliki dua makna: pertama, kita minta ampun kepada Allah, minta dimaafkan dosa dan kesalahan kita, serta minta ditutupi aib-aib kita. Kedua, kita minta kepada Allah, mohon kepada-Nya agar Dia memperbaiki hidup kita, menguatkan akidah kita, membuat kita nikmat dalam beribadah, serta menjadikan akhlak kita mulia.
Berikutnya, penulis mengisahkan kepada sidang pembaca mengenai keutamaan bacaan istigfar. Salah satunya adalah kisah berikut ini.
Di masa Nabi Musa pernah suatu saat hujan lama tidak turun yang menyebabkan kekeringan melanda negeri. Orang-orang datang menghadap Nabi Musa seraya berkata, "Dirikanlah salat hujan (istisqa) bagi kami!" Nabi Musa lalu mengajak kaumnya untuk salat istisqa dan memohon kepada Allah agar menurunkan rahmat-Nya bagi mereka.
Dikisahkan, orang yang berkumpul bersama Nabi Musa lebih dari tujuh puluh ribu orang. Tapi, sekeras apa pun mereka berusaha berdoa, hujan tak kunjung turun. Nabi Musa bertanya kepada Allah, "Ya Allah, mengapa hujan tidak turun? Apakah kedudukanku di sisi-Mu tiada artinya?"
Allah Swt berfirman, "Wahai Musa, sampaikanlah apa yang kuperintahkan kepadamu. Aku jadikan mereka semua mendengar seruanmu."
Dengan suara lantang, Nabi Musa menyampaikan, "Barang siapa di antara kalian yang telah bermaksiat kepada Allah selama 40 tahun, maka hendaklah dia berdiri dan meninggalkan tempat ini. Karena perbuatan dosa dan keburukannya, Allah enggan menurunkan rahmat-Nya pada kita."
Orang yang berbuat maksiat itu menoleh ke sekitarnya. Dia tak melihat seorang pun yang keluar dari barisan salat. Dia sadar, dirinyalah yang dimaksud. Dia berkata dalam hati, "Apa yang harus kulakukan? Jika aku bangkit berdiri, maka orang-orang akan melihatku dan mengenalku. Aku akan menjadi malu di hadapan mereka. Dan jika aku tidak keluar, maka Allah tidak akan menurunkan hujan."
Pada saat itulah, ia benar-benar bertobat kepada Allah dari lubuk hatinya dan menyesali segala perbuatan dosanya. Ia terus-menerus beristigfar kepada Allah, memohon ampun atas segala dosa yang telah diperbuatnya selama 40 tahun. Ia beristigfar sambil meneteskan air matanya.
Tiba-tiba, awan mendung datang dan hujan pun turun dengan lebatnya. Dengan penuh heran, Nabi Musa bertanya kepada Allah, "Ya Allah, tak seorang pun yang keluar dari barisan. Mengapa hujan turun juga?"
Allah mewahyukan, "Aku menurunkan hujan kepada kalian disebabkan tobatnya orang yang telah menghalangi rahmat-Ku tadi."
"Ya Allah, tunjukkanlah padaku siapa orang itu?" Nabi Musa memohon.
Allah mewahyukan lagi, "Wahai Musa, ketika hamba itu bermaksiat pada-Ku, Aku menutupi dosa-dosanya. Dan ketika dia bertobat pada-Ku, maka Aku pun merahasiakan dirinya."
Fuad Abdurahman merangkum kisah-kisah nyata menakjubkan dari para pengamal istigfar dan selawat kepada Nabi Muhammad. Mereka telah mempraktikkan bagaimana dahsyatnya istigfar dan selawat kepada Nabi secara nyata dan dirasakan efeknya. Bahkan, manfaatnya masih dapat dirasakan ketika mereka sudah berada di alam barzah dan alam akhirat.
Berkenaan dengan selawat Nabi, tak lupa penulis menjelaskan pengertian selawat, keutamaan, dan hikayat bagi pengamal selawat. Fuad menyebutkan, salah satu fadilah selawat adalah syarat seseorang bisa dekat kepada Rasulullah, nilai selawat sama dengan nilai sedekah, selawat sebagai syarat kesucian jiwa dan raga bagi pembacanya, terpenuhinya segala keinginan, faktor memperoleh keselamatan di hari Kiamat, membuat pembacanya teringat akan semua hal yang dilupakannya, dan lain sebagainya.
Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Hikayat Keajaiban Istighfar dan Shalawat Nabi
Penulis: Fuad Abdurahman
Penerbit: Republika Penerbit
Cetakan: I, Juli 2022
Tebal: 297 Halaman
ISBN: 978-623-279-144-2
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Menkeu Purbaya Ancam Tarik Anggaran Program Makan Gratis jika Penerapannya Tidak Efektif
-
Ferry Irwandi Ungkap Jumlah Orang Hilang pada Tragedi 25 Agustus yang hingga Kini Belum Ditemukan
-
Nadya Almira Dituding Tak Tanggung Jawab Usai Tabrak Orang 13 Tahun yang Lalu
-
Vivo V60 Resmi Rilis, Andalkan Kamera Telefoto ZEISS dan Snapdragon 7 Gen 4
-
Review Buku Indonesia Merdeka, Akhir Agustus 2025 Benarkah Sudah Merdeka?
Artikel Terkait
-
Buku Seni Menertawakan (Beban) Hidup: Humor Sebagai Strategi Bertahan Hidup
-
Ulasan Buku Cerpen Roti Terlezat di Dunia: Ibu yang Pamer Kekayaan Anak
-
Review Buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring: Belajar Memaknai Duka
-
Ulasan Buku Renung: Merefleksikan Makna pada Hal-Hal Sederhana dalam Hidup
-
Ulasan Buku Jalur Populer, Edukasi tentang Pencegahan Macet di Jalan Raya
Ulasan
-
Years Gone By: Ketika Cinta Tumbuh dari Kepura-puraan
-
Ulasan Buku My Olive Tree: Menguak Makna Pohon Zaitun bagi Rakyat Palestina
-
Review Film Death Whisperer 3: Hadir dengan Jumpscare Tanpa Ampun!
-
Ulasan Novel Terusir: Diskriminasi Wanita dari Kacamata Budaya dan Sosial
-
Review Film Tukar Takdir: Kisah Penyintas yang Menyayat Hati!
Terkini
-
Tepuk Sakinah Viral, Tapi Sudahkah Kita Paham Maknanya?
-
Tak Hanya Lolos, Indonesia Bisa Panen Poin Besar Jika Menang di Ronde Empat
-
Saat Medsos Jadi Cermin Kepribadian: Siapa Paling Rentan Stres Digital?
-
Minimalis Tapi On Point! 4 Daily OOTD Classy ala Moon Ga Young
-
Bukan Cuma Drakor, 4 Drama China Tema Time Travel Ini Wajib Masuk Watchlist