Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Fathorrozi 🖊️
Buku Hikayat Keajaiban Istighfar dan Shalawat Nabi (Doc.Pribadi/Fathorrozi)

Buku Hikayat Keajaiban Istighfar dan Shalawat Nabi merupakan buah karya istimewa dan langka. Fuad Abdurahman selaku penulis memaparkan perihal istigfar dan selawat bukan hanya sekadar konsep dan teori, namun dilengkapi dengan kisah-kisah ajaib yang inspiratif, dalil, hingga mengantarkan pembaca ingin mencoba dan merasakan langsung dampak dari keajaiban istigfar dan selawat yang dapat mengetuk pintu-pintu langit.

Sebelum masuk ke hikayat menakjubkan para pengamal istigfar dan selawat, penulis lebih dulu menjelaskan apa dan bagaimana istigfar dan selawat Nabi itu.

Fuad Abdurahman memaparkan bahwa istighfar adalah kalimat sangat pendek, tapi memiliki makna yang sangat dahsyat, dalam, dan indah dalam hidup. Istigfar memiliki dua makna: pertama, kita minta ampun kepada Allah, minta dimaafkan dosa dan kesalahan kita, serta minta ditutupi aib-aib kita. Kedua, kita minta kepada Allah, mohon kepada-Nya agar Dia memperbaiki hidup kita, menguatkan akidah kita, membuat kita nikmat dalam beribadah, serta menjadikan akhlak kita mulia.

Berikutnya, penulis mengisahkan kepada sidang pembaca mengenai keutamaan bacaan istigfar. Salah satunya adalah kisah berikut ini.

Di masa Nabi Musa pernah suatu saat hujan lama tidak turun yang menyebabkan kekeringan melanda negeri. Orang-orang datang menghadap Nabi Musa seraya berkata, "Dirikanlah salat hujan (istisqa) bagi kami!" Nabi Musa lalu mengajak kaumnya untuk salat istisqa dan memohon kepada Allah agar menurunkan rahmat-Nya bagi mereka.

Dikisahkan, orang yang berkumpul bersama Nabi Musa lebih dari tujuh puluh ribu orang. Tapi, sekeras apa pun mereka berusaha berdoa, hujan tak kunjung turun. Nabi Musa bertanya kepada Allah, "Ya Allah, mengapa hujan tidak turun? Apakah kedudukanku di sisi-Mu tiada artinya?"

Allah Swt berfirman, "Wahai Musa, sampaikanlah apa yang kuperintahkan kepadamu. Aku jadikan mereka semua mendengar seruanmu."

Dengan suara lantang, Nabi Musa menyampaikan, "Barang siapa di antara kalian yang telah bermaksiat kepada Allah selama 40 tahun, maka hendaklah dia berdiri dan meninggalkan tempat ini. Karena perbuatan dosa dan keburukannya, Allah enggan menurunkan rahmat-Nya pada kita."

Orang yang berbuat maksiat itu menoleh ke sekitarnya. Dia tak melihat seorang pun yang keluar dari barisan salat. Dia sadar, dirinyalah yang dimaksud. Dia berkata dalam hati, "Apa yang harus kulakukan? Jika aku bangkit berdiri, maka orang-orang akan melihatku dan mengenalku. Aku akan menjadi malu di hadapan mereka. Dan jika aku tidak keluar, maka Allah tidak akan menurunkan hujan."

Pada saat itulah, ia benar-benar bertobat kepada Allah dari lubuk hatinya dan menyesali segala perbuatan dosanya. Ia terus-menerus beristigfar kepada Allah, memohon ampun atas segala dosa yang telah diperbuatnya selama 40 tahun. Ia beristigfar sambil meneteskan air matanya.

Tiba-tiba, awan mendung datang dan hujan pun turun dengan lebatnya. Dengan penuh heran, Nabi Musa bertanya kepada Allah, "Ya Allah, tak seorang pun yang keluar dari barisan. Mengapa hujan turun juga?"

Allah mewahyukan, "Aku menurunkan hujan kepada kalian disebabkan tobatnya orang yang telah menghalangi rahmat-Ku tadi."

"Ya Allah, tunjukkanlah padaku siapa orang itu?" Nabi Musa memohon.

Allah mewahyukan lagi, "Wahai Musa, ketika hamba itu bermaksiat pada-Ku, Aku menutupi dosa-dosanya. Dan ketika dia bertobat pada-Ku, maka Aku pun merahasiakan dirinya."

Fuad Abdurahman merangkum kisah-kisah nyata menakjubkan dari para pengamal istigfar dan selawat kepada Nabi Muhammad. Mereka telah mempraktikkan bagaimana dahsyatnya istigfar dan selawat kepada Nabi secara nyata dan dirasakan efeknya. Bahkan, manfaatnya masih dapat dirasakan ketika mereka sudah berada di alam barzah dan alam akhirat.

Berkenaan dengan selawat Nabi, tak lupa penulis menjelaskan pengertian selawat, keutamaan, dan hikayat bagi pengamal selawat. Fuad menyebutkan, salah satu fadilah selawat adalah syarat seseorang bisa dekat kepada Rasulullah, nilai selawat sama dengan nilai sedekah, selawat sebagai syarat kesucian jiwa dan raga bagi pembacanya, terpenuhinya segala keinginan, faktor memperoleh keselamatan di hari Kiamat, membuat pembacanya teringat akan semua hal yang dilupakannya, dan lain sebagainya.

Selamat membaca!

Identitas Buku

Judul: Hikayat Keajaiban Istighfar dan Shalawat Nabi

Penulis: Fuad Abdurahman

Penerbit: Republika Penerbit

Cetakan: I, Juli 2022

Tebal: 297 Halaman

ISBN: 978-623-279-144-2

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Fathorrozi 🖊️