Pernahkah terpikir bagaimana waktu mengubah cara manusia memandang kehidupan? Atau bagaimana hubungan keluarga dan ekspektasi sosial membentuk identitas seseorang?
"To the Lighthouse" karya Virginia Woolf adalah eksplorasi mendalam tentang memori, waktu, dan relasi keluarga. Novel ini, yang pertama kali terbit pada tahun 1927, menghadirkan narasi yang lebih berupa aliran kesadaran ketimbang sekadar rangkaian peristiwa, mencerminkan cara manusia mengalami dan mengenang kehidupan.
Berlatar di sebuah rumah musim panas di Skotlandia, kisah ini berpusat pada keluarga Ramsay dan orang-orang di sekitar mereka. Mrs. Ramsay adalah sosok ibu yang penuh kasih, sementara Mr. Ramsay, seorang filsuf, sering kali terjebak dalam keraguannya sendiri.
Anak-anak mereka dan tamu-tamu yang datang ke rumah itu menghadirkan berbagai perspektif tentang cinta, kebebasan, dan ambisi.
Tema utama dalam novel ini adalah kefanaan dan perubahan yang tak terelakkan. Waktu menjadi elemen yang mengikat, dengan bagian kedua novel menyoroti kehampaan rumah musim panas saat keluarga Ramsay pergi, menunjukkan bagaimana ruang yang dulunya penuh kehidupan bisa berubah menjadi sunyi dan tak berpenghuni.
Perubahan ini mencerminkan bagaimana manusia tak bisa menahan lajunya waktu, meski sering kali berusaha menciptakan ilusi keabadian melalui kenangan dan hubungan emosional.
Selain itu, novel ini menggambarkan ketimpangan peran gender dalam masyarakat awal abad ke-20. Mrs. Ramsay digambarkan sebagai sosok yang merawat dan mengayomi, tetapi juga terbebani oleh ekspektasi sebagai istri dan ibu.
Di sisi lain, Lily Briscoe, seorang pelukis, mewakili perempuan yang menolak peran konvensional dan berusaha mengukuhkan identitasnya di dunia yang masih didominasi laki-laki. Perjuangannya mencerminkan dilema perempuan dalam menemukan keseimbangan antara kebebasan pribadi dan tekanan sosial.
Relevansi novel ini tetap terasa hingga kini, karena isu-isu tentang identitas, perubahan, dan ekspektasi sosial masih menjadi bagian dari kehidupan.
Sang penulis tidak menawarkan jawaban mutlak, tetapi lebih mengajak untuk merenungkan bagaimana individu menghadapi waktu dan bagaimana hubungan antarmanusia membentuk pemahaman tentang kehidupan.
Sebagai kesimpulan, "To the Lighthouse" adalah refleksi mendalam tentang eksistensi manusia dalam menghadapi waktu dan perubahan. Narasi yang puitis serta teknik aliran kesadaran yang khas menjadikannya salah satu karya paling berpengaruh dalam sastra modern.
Baca Juga
-
Ketika Pekerjaan Sulit Dicari, tapi Janji Politik Mudah Diberi
-
Review Novel 'Kotak Pandora': Saat Hidup Hanya soal Bertahan
-
Review Novel 'Totto-chan': Bukan Sekolah Biasa, Tapi Rumah Kedua Anak-anak
-
Benarkah 'Kerja Apa Aja yang Penting Halal' Tak Lagi Relevan?
-
Review Novel 'Jane Eyre': Ketika Perempuan Bicara soal Harga Diri
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Merakit Kapal: Memaknai Kamus dan Pekamus
-
Rangkaian Kisah Penuh Hikmah dalam Buku Berguru pada Saru
-
Belajar Mengendalikan Rasa Marah Lewat Buku Ketika Alina Marah
-
Dari Novel ke Layar Lebar: Bisakah Clown in a Cornfield Suguhkan Kengerian?
-
Merenungi Hidup Lewat Kata-Kata Kahlil Gibran dalam Buku 'Sang Nabi'
Ulasan
-
Pernah Bayangin Hidup Jadi Hewan? 3 Novel China Ini Bahas Reinkarnasi Unik
-
Review Film Believe: Kobaran Cinta Tanah Air
-
Novel The Hen Who Dreamed She Could Fly: Arti Tujuan Hidup dari Seekor Ayam
-
Ulasan Film Gak Nyangka..!!: Komedi tentang Mahasiswa yang Bikin Ngakak!
-
Review Film Apocalypse in the Tropics: Gelapnya Demokrasi yang Terancam
Terkini
-
BRI Super League: Kisah Adam Przybek Cicipi Tantangan Baru di Luar Eropa
-
4 Ide Gaya Kasual Kekinian ala Choi Yoon Ji, Bikin Mood Happy Seharian!
-
Kalahkan BLACKPINK, NCT Dream Raih Trofi Pertama Lagu BTTF di Music Bank
-
Payment ID: Awal dari Negara Polisi Finansial?
-
Oppo Reno 14 Pro 5G Resmi Hadir, Bawa Desain Premium ala Flagship