Ketika Alina Marah, sebuah buku anak yang memuat kisah tentang Alina dan ketiga temannya ketika bermain petak umpet.
Ketiga temannya tersebut adalah Nabil, Shanum dan Arkan. Pada saat tengah bersembunyi, Nabil tanpa sengaja menabrak Alina hingga kepala mereka terbentur.
Saat itulah Alina menjadi marah dan Nabil pun meminta maaf. Namun, Alina tak langsung menerima permintaan maaf tersebut karena ia masih diliputi rasa marah yang membuatnya ingin berteriak.
Saat dirinya diliputi rasa marah tersebut ia mengingat pesan dari ibunya. Kira-kira apa pesan dari ibu Alina?
Mengenali setiap emosi yang dirasakan bisa membantu kita untuk mengendalikan diri, tak terkecuali ketika rasa marah muncul. Pada kisah Alina, penulis juga membagikan dengan rinci apa yang dirasakan oleh tubuh Alina ketika rasa marah tersebut hadir.
Hal yang saya sukai dari buku ini bukan hanya karena ilustrasinya isi pesannya, tetapi juga Nadhira Afifa sebagai penulis menyertakan panduan untuk orang tua atau pengasuh terkait apa saja yang sebaiknya dilakukan agar dapat menghubungkan anak dengan kisah Alina.
Terdapat pertanyaan-pertanyaan yang akan membuat anak memikirkan kembali pengalamannya ketika marah, bagaimana ia bisa mengetahui saat itu tengah marah, bahkan terkait pengalaman tubuh seperti yang Alina rasakan ketika marah pun tak absen dari daftar.
Mencantumkan hal seperti ini dapat membantu orang tua atau pengasuh dalam membacakan buku yang akhirnya bukan sekadar membaca, namun lebih dari itu.
Di akhir juga terdapat cara mengendalikan rasa marah yang sebenarnya bukan hanya aplikatif untuk anak-anak, tapi juga orang dewasa.
Buku Ketika Alina Marah memiliki isi yang mudah dimengerti. Sang ilustrator yakni Larasputri pun berhasil membuat saya gemas dengan hasil ilustrasinya, seperti yang dapat dilihat pada sampul bukunya.
Lewat buku ini kita artinya juga memvalidasi perasaan anak, alih-alih menekan rasa marah tersebut, kita mengajarkan mereka untuk menerima dan mengendalikannya.
Tak hanya itu, bahkan sebenarnya buku ini juga menyinggung mengenai situasi ketika seorang teman meminta maaf, bagaimana responnya?
Buku yang merupakan bagian dari seri Belajar Bersama Alina ini cocok dijadikan pilihan untuk mengajarkan anak mengidentifikasi perasaan marah yang mungkin pernah dirasakannya.
Bukan hanya memudahkan anak-anak untuk memahami mengenai rasa marah, namun buku ini juga akan memudahkan pendamping jika sekiranya bingung harus melakukan apa untuk mengetahui pengalaman dan perasaan anak yang berada dalam pengasuhannya.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Review Buku Menunggu Beduk Berbunyi Karya Hamka, Sarat Masalah Adat, Politik, dan Agama
-
Review Buku A Wakeup Call Karya Adi K, Saatnya Bangkit!
-
5 Rekomendasi Buku Genre Romance Karya Penulis Lokal!
-
Delusi Sang Predator Dalam Buku That's Not My Name Karya Megan Lally
-
Mengenal Myasthenia Gravis Lewat Buku Orbit Tiga Mimpi
Artikel Terkait
-
Inilah Bacaan Doa Ziarah Kubur Lengkap Sebelum Puasa Ramadhan
-
Perebutan Kesempatan dalam Novel Enam Mahasiswa Pembohong
-
Ulasan Buku I'm (not) Perfect, Menyorot Ragam Stigma tentang Perempuan
-
Ulasan Buku Berpikir Logis, Bertindak Tepat: Pentingnya Berpikir Rasional
-
Ulasan Buku Self Driving: Pentingnya Memiliki Kendali Atas Diri Sendiri
Ulasan
-
Review Anime Liar Liar, Pertarungan Pikiran yang Penuh Tipu Daya
-
Menapaki Rumah Singgah Tuan Kadi, Warisan Sejarah di Tepian Sungai Siak
-
Air Terjun Janji, Objek Wisata Gratis dengan Panorama Alam Indah di Sumut
-
Merenungi Hidup Lewat Kata-Kata Kahlil Gibran dalam Buku 'Sang Nabi'
-
Ulasan Novel Blinded, Perjalanan Penyembuhan Diri dari Eksploitasi
Terkini
-
4 Drama China Genre Xianxia Karya Sutradara Sam Shu-Pei Ho
-
Casual Chic! 4 Tampilan Hangout Sederhana ala Xiaoting Kep1er yang Wajib Dicoba
-
Tugaskan Indra Sjafri untuk Tangani Timnas SEA Games, PSSI Ambil Keputusan yang Tepat?
-
Bikin OOTD Makin Stylish, Sontek 4 Look Kasual ala Gong Do Yu
-
Misterius! Seulgi Red Velvet Rilis Trailer untuk Accidentally On Purpose