Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Rana Fayola R.
Pamungkas, penyanyi lagu I Love You But I'm Letting Go. (Instagram/pamunqkas)

Manusia bisa mengekspresikan perasaan atau melalui berbagai media, termasuk musik. Pamungkas turut menyadari hal tersebut, dan dirinya menyediakan wadah patah hati bagi pendengar melalui lagu I Love You But I’m Letting Go.

Ini bukan hanya sebatas lagu biasa, melainkan juga kumpulan perasaan tentang dilema antara rasa kasih dan pengorbanan. Sang penyanyi membeberkan beratnya perjuangan mengikhlaskan, tatkala cinta tak bisa dimiliki.

I Love You But I’m Letting Go merupakan salah satu karya Pamungkas yang paling dikenang. Kisah yang disuguhkan memang tak manis, bahkan cenderung getir. Namun melalui itu, pendengar bisa belajar banyak hal. Tak terkecuali soal bagaimana mencintai tanpa harus menggenggam terlalu erat.

Single tersebut jadi gambaran perjuangan emosional seseorang yang masih sangat mencintai pasangannya, tetapi di satu sisi juga sadar bahwa mempertahankan hubungan tidak lagi membawa kebaikan bagi keduanya. Maka dengan hati yang berat, keputusan untuk melepaskan pun diambil demi kebaikan satu sama lain.

Bait yang berbunyi, ‘If you love somebody, gotta set them free’ bak mewakili semangat utama lagu ini, yakni perihal melainkan kebebasan dan keikhlasan. Nuansa melankolis juga sangat terasa pada lirik ‘Sunday night after a rainy day, I delete all your pictures, I walk away from you’.

Potongan kalimat sederhana ini menampilkan upaya melepaskan kenangan. Namun betapapun berat proses yang dijalani, kita harus tetap dijalani.

Tak Hanya Melankolis, Ada Pesan Bermakna di Balik I Love You But I’m Letting Go

Makna lagu tersebut memang terasa seakan sangat universal. Tak dapat dipungkiri bahwa nyaris semua orang pernah berada di titik yang sama, di mana mereka harus merelakan seseorang yang sangat mereka cintai. Oleh karena itu, I Love You But I’m Letting Go selalu berhasil menyentuh kalbu dan relevan.

Terutama bagi generasi muda, sebab mereka kerap menyuarakan pengalaman dalam hubungan percintaan masa kini. Biasanya, mereka lebih terbuka dengan perasaan sendiri, termasuk saat berhadapan dengan kenyataan bahwa cinta tak selalu cukup untuk mempertahankan sebuah hubungan agar tetap kokoh.

Selain bercerita perihal patah hati, I Love You But I’m Letting Go turut menyisipkan optimisme. Ini tercermin dalam baris ‘If we are meant to be, yeah we'll find our way’ yang memberi sebuah harapan kecil.

Pamungkas menciptakan lagu ini menjadi semacam anthem patah hati yang dewasa. Ia tak meromantisasi rasa sakit, tetaapi mengajak pendengarnya untuk berani menatap kenyataan dan menemukan keindahan dari sisi lain bernama keikhlasan.

Secara struktur, I Love You But I’m Letting Go mengalun pelan. Namun menohok. Dari awal hingga akhir, pendengar diajak menyelami emosi yang naik turun. Baik dari pengakuan cinta, perpisahan, hingga janji untuk tetap kuat meski sendirian.

Dari sudut pandang emosional, terlihat pula semacam proses pendewasaan dalam hidup. Melepaskan orang yang kita cintai tentu bukan tanda kelemahan, justru jadi sebuah keberanian dan kedewasaan emosional yang tidak semua orang bisa melakukannya.

Sebagai penutup, I Love You But I’m Letting Go dapat dipandang sebagai refleksi atas cinta yang dewasa, penuh kesadaran, dan keikhlasan. Pamungkas berhasil menangkap nuansa itu, kemudian mengungkapnya lewat lirik dan melodi yang sama-sama mendlam..

Karya Pamungkas tersebut dapat menjadi bahan renungan. Sebab di balik beratnya melepaskan, tersimpan pelajaran besar tentang bagaimana mencintai dengan bijak: bukan untuk memiliki, tapi untuk merelakan, jika itu yang terbaik.

Rana Fayola R.