Sekar Anindyah Lamase | Rana Fayola R.
Pelatih Timnas Vietnam, Kim Sang-sik. (thethaovanhoa.vn)
Rana Fayola R.

Euforia kemenangan medali emas SEA Games 2025 baru saja menyelimuti skuad Vietnam. Namun sang juru taktik, Kim Sang-sik justru melontarkan pernyataan yang memicu perdebatan.

Pelatih asal Korea Selatan tersebut secara tersirat memberikan sindiran keras terkait tren penggunaan pemain naturalisasi yang sedang marak dilakukan oleh para rivalnya, termasuk Timnas Indonesia.

Di tengah perayaan kemenangan dramatis 3-2 atas Thailand di partai final, Kim Sang-sik menyoroti arah kebijakan sepak bola di Asia Tenggara.

Ia menilai beberapa negara, khususnya Indonesia dan Malaysia, terlalu bergantung pada pemain diaspora untuk memperkuat tim nasional mereka.

Bagi Kim, kesuksesan Vietnam merengkuh gelar Piala AFF U-23 dan medali emas SEA Games adalah bukti nyata keberhasilan pembinaan talenta muda.

Ia meyakini bahwa pengembangan akar rumput jauh lebih fundamental dibandingkan mengambil jalan pintas melalui naturalisasi pemain luar negeri.

Dalam pernyataannya kepada media lokal VN Express, Kim menekankan bahwa sepak bola Vietnam harus memiliki visi yang lebih besar. Meskipun ia mengakui banyak tim pesaing yang semakin kuat karena pemain naturalisasi, ia memilih fokus pada penguatan internal melalui latihan talenta lokal.

"Saya selalu berpikir sepakbola Vietnam perlu memikirkan tujuan yang lebih besar Banyak tim memperkuat skuad dalam banyak hal, termasuk membina dan melatih talenta muda," tuturnya sebagaimana dilaporkan suara.com, Selasa (23/12/2025).

Kim berjanji akan terus membimbing para pemain muda "Golden Star Warriors" agar bisa mencapai level yang lebih tinggi. Ia merasa tanggung jawabnya bukan sekadar memenangkan trofi, tetapi juga memastikan ekosistem pengembangan pemain muda berjalan dengan baik.

Salah satu poin penting yang ditekankan Kim adalah pentingnya pemain lokal untuk berani berkarier di luar negeri. Saat ini, mayoritas pemain Vietnam masih merumput di liga domestik, yang menurutnya membatasi perkembangan kemampuan mereka secara kompetitif.

Dengan mendorong talenta lokal ke liga-liga yang lebih kuat, Kim berharap para pemainnya bisa membawa pengalaman internasional tersebut ke dalam tim nasional. Strategi ini dianggapnya jauh lebih berkelanjutan daripada terus-menerus mencari pemain keturunan di luar negeri.

Sejarah Rivalitas dan Kebangkitan Indonesia di Era Shin Tae-yong

Persaingan antara Indonesia dan Vietnam sebenarnya bukan hal baru, karena kedua tim telah bertemu sebanyak 48 kali sejak tahun 1957. Dalam catatan sejarah, Indonesia sejatinya unggul dengan 21 kemenangan, sementara Vietnam mengoleksi 15 kemenangan dan 12 laga sisanya berakhir imbang.

Meski Vietnam sempat mendominasi pada dekade 2010-an, tren tersebut mulai berbalik sejak kedatangan Shin Tae-yong (STY) ke kursi kepelatihan Indonesia. Rivalitas kedua negara ini semakin memanas karena perubahan peta kekuatan yang sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Di bawah asuhan STY, Timnas Indonesia berhasil mencatatkan pencapaian luar biasa dengan menaklukkan Vietnam tiga kali berturut-turut sepanjang tahun 2024. Kemenangan pertama terjadi di fase grup Piala Asia 2023 pada Januari 2024, di mana gol tunggal Asnawi Mangkualam memastikan skor 1-0.

Kemenangan berlanjut pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung Maret 2024. Saat itu, Indonesia kembali menang 1-0 di Jakarta melalui gol Jay Idzes, dan secara mengejutkan melumat Vietnam 3-0 di markas mereka sendiri, Hanoi.

Kemenangan di Hanoi tersebut menjadi momen bersejarah karena memutus rekor buruk 20 tahun Indonesia yang tidak pernah menang di kandang Vietnam sejak Piala Tiger 2004. Saat itu, Rafael Struick tampil gemilang dengan mencetak hat-trick ke gawang Vietnam.

Sejauh ini, rekor pertemuan Shin Tae-yong melawan Vietnam mencatatkan 3 kemenangan, 1 seri, dan 3 kekalahan dari total 7 laga. Salah satu kekalahan terbaru STY terjadi di ajang AFF 2024 dengan skor tipis 0-1, yang nampaknya menjadi modal kepercayaan diri bagi Vietnam.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS