My Teacher (Sensei!) merupakan film Jepang tahun 2017 yang disutradarai oleh Takahiro Miki. Film ini mengusung genre romansa antara guru dan murid yang diperankan oleh Suzu Hirose dan Toma Ikuta.
Film ini bercerita tentang Hibiki Shimada (Suzu Hirose), seorang siswi SMA berusia 17 tahun. Teman-teman Hibiki, yaitu Kawai (Ryo Ryusei) dan Chigusa (Aoi Morikawa), punya guru favorit yang mereka kagumi, bahkan pura-pura jatuh cinta. Sementara itu, Hibiki sendiri belum begitu mengerti apa itu cinta.
Suatu hari, karena salah meletakkan surat cinta temannya, surat itu malah masuk ke loker guru sejarahnya, Pak Ito (Toma Ikuta). Hibiki lalu menemui Pak Ito untuk menjelaskan kesalahannya. Saat itulah Hibiki merasa punya perasaan suka kepada Pak Ito.
Pak Ito dikenal sebagai guru yang tegas dan jarang menunjukkan emosi. Namun, ketika Pak Ito menolong Hibiki dengan membawanya ke rumah sakit saat Hibiki terluka, dan bahkan membantunya mengerjakan tugas tambahan, Hibiki semakin yakin dengan perasaannya.
Dia memberanikan diri menyatakan cintanya kepada Pak Ito. Hibiki bahkan menawarkan kesepakatan, jika dia bisa mendapat nilai lebih dari 90 persen di ulangan sejarah berikutnya, Pak Ito harus menerima cintanya.
Pak Ito tidak menerima tawaran itu dan mengatakan bahwa hubungan seperti itu tidak mungkin terjadi. Tapi karena Pak Ito sempat tertawa mendengar tawaran Hibiki, Hibiki merasa masih ada harapan dan dia pikir dia sudah menemukan cara untuk bisa bahagia.
Teman-teman Hibiki memberinya dukungan. Namun, Pak Ito terus-menerus menjelaskan kepada Hibiki bahwa dia tidak tertarik padanya. Di satu sisi, Hibiki ingin bisa menunjukkan perasaannya dengan jujur, tapi di sisi lain, dia juga tidak mau menerima penolakan dari Pak Ito.
Review Film My Teacher
Film My Teacher memang punya cerita yang mungkin tidak terlalu baru atau unik, yaitu tentang hubungan antara guru dan murid. Ini adalah topik yang cukup sensitif karena guru punya peran penting bukan hanya mengajar, tapi juga mendidik, menjadi contoh, dan melindungi murid-muridnya.
Hubungan seperti ini bisa dibilang sakral. Tapi, seperti di tempat mana pun, jika orang sering bertemu setiap hari di tempat yang sama, perasaan seperti cinta bisa saja tumbuh.
Film membahas topik tanpa banyak kejutan besar dalam alur ceritanya, namun dengan pendekatan yang jujur dan tulus. Pendekatan yang tulus ini mungkin bisa membuat penonton merasa tersentuh.
Karena film ini berhasil menampilkan gambaran cinta yang terasa hangat dan meyakinkan, rasanya film ini cocok untuk ditonton oleh para penggemar film romansa.
Mungkin ada yang merasa pemilihan pemerannya agak sedikit aneh di awal. Toma Ikuta, yang memerankan guru, terlihat sedikit lebih tua dari yang mungkin dibayangkan dari cerita manga aslinya. Sebenarnya beda usia ini tidak terlalu menjadi masalah besar, tapi yang ditekankan dalam film adalah perbedaan peran guru dan murid.
Sebagai seorang guru, Pak Ito tidak seharusnya punya hubungan cinta dengan muridnya. Sifat Pak Ito yang awalnya terlihat tidak tertarik pada orang lain juga membuat orang tidak yakin dia bisa jatuh cinta. Tentu saja, karena ini film romansa, alur ceritanya akan berkembang dan guru sejarah ini ternyata punya sisi lain yang tidak sedingin batu.
Meskipun begitu, karakter Pak Ito memang terasa agak datar atau kurang dalam, dan ini mungkin kelemahan terbesar film ini. Namun, kekurangan ini tidak menghalangi cerita romantisnya untuk terus berjalan.
Ada beberapa momen dalam film ini di mana alur cerita terasa sedikit melambat. Namun, penampilan Suzu Hirose sebagai Hibiki berhasil membawakan cerita ini. Dia bisa menunjukkan perasaan karakternya dengan meyakinkan, meskipun karakter Hibiki terkadang terlihat klise sebagai gadis pemalu dan canggung.
Lingkungan sekolah dalam film ini digambarkan sangat ideal. Tidak ada masalah seperti perundungan (bullying) atau masalah serius lainnya yang biasa ditemukan di sekolah. Ini terasa kurang realistis, terutama saat ada foto yang menampilkan situasi yang agak tidak menyenangkan muncul di satu titik cerita, tapi masalah itu tidak dikembangkan lebih jauh.
Bisa dibilang film ini berlatar di dunia yang terlalu sempurna. Teman-teman Hibiki selalu mendukungnya dan tidak ada yang berusaha menasihatinya untuk bersikap realistis, meskipun orang dewasa di sekitarnya sudah mencoba melakukan itu. Semua orang sepertinya rukun dan akur, dan ini membuat film ini terasa kurang otentik atau nyata.
Hal ini membawa kita pada satu hal menarik. Ceritanya mungkin bukan yang paling istimewa, karakter utamanya juga bisa dibuat lebih menarik. Tapi, cara film ini mendekati kisah cintanya terasa sangat murni. Pendekatan ini membuat semua adegan terlihat indah dan seperti ada energi segar yang mengalir dari layar.
Banyak film romansa mencoba menampilkan suasana romantis dengan trik visual seperti cahaya matahari senja yang masuk melalui jendela, tapi di film ini, suasana hangat itu berhasil diciptakan secara keseluruhan, tidak hanya dari visual, tapi juga dari cerita dan dialognya.
Pada akhirnya, harus diakui bahwa film ini kurang berani mengambil risiko atau mengangkat topik yang lebih dalam. Selain itu, ada beberapa ide menarik yang muncul berkat karakter teman-teman Hibiki, Kawai dan Chigusa. Mereka adalah karakter pendukung yang cukup menarik dan tidak hanya muncul untuk menggerakkan cerita.
Pasti ada penonton yang akan membandingkan film ini dengan manga aslinya. Beberapa karakter, terutama Fujioka dan dua guru lainnya, Sekiya dan Nakajima, kurang mendapat porsi cerita yang cukup. Padahal, Kawai ternyata suka pada Pak Nakajima, dan ini sayang sekali karena bisa menjadi cerita sampingan yang berjalan paralel dengan cerita Hibiki dan Pak Ito, namun dengan arah yang berbeda.
Secara keseluruhan, My Teacher adalah film hiburan bergenre romansa yang bagus, dengan kelebihan dan kekurangannya. Film ini akan meninggalkan perasaan hangat dan nyaman setelah menontonnya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Review Film Il Mare, Kisah Romansa Lintas Waktu yang Bikin Baper
-
After School Club: Tempat Virtual Seru Bertemu Idola K-Pop Kesayanganmu!
-
Sweetheart Cafe, Rekomendasi Kafe Estetik ala Rustic Market di Malang
-
Pasar Klojen Malang, Tempat Belanja dan Surga Kuliner yang Wajib Dikunjungi
-
4 Rekomendasi Buku Tetralogi Karya Ilana Tan yang Wajib Kamu Baca
Artikel Terkait
-
Review Film Il Mare, Kisah Romansa Lintas Waktu yang Bikin Baper
-
Jepang Berencana Rotasi Pemain di 2 Laga Sisa, tapi Timnas Indonesia Tetap Saja Dirugikan
-
Review Film Tabayyun: Menggali Luka, Mencari Cinta, dan Menerima Takdir
-
Media Asing: Timnas Indonesia Bukan Ancaman Jepang Selama Bergantung Naturalisasi
-
Seharga Honda BeAT Bekas, Intip Pesona Mobil Mewah Toyota yang Bikin Geger Publik
Ulasan
-
Ulasan Novel Ranjat Kembang: Warisan Keluarga yang Berujung Kutukan
-
Review Film Il Mare, Kisah Romansa Lintas Waktu yang Bikin Baper
-
Review Film A Nice Indian Boy: Romantis, Realistis, dan Rekatable
-
Cinta yang Tak Direncanakan: Pelajaran dari Cahaya Bintang Tareem
-
Menghadapi Jungkir Balik Kehidupan dalam Buku Kakakku, Bongsoon
Terkini
-
Gerak Cepat Memajukan Pendidikan Indonesia
-
Shayne Pattynama Tinggalkan KAS Eupen, Perkataan Sumardji Terbukti Nyata?
-
4 Variety Show Seru Besutan Na PD, Terbaru Ada NANA bnb with SEVENTEEN
-
Taipei Open 2025: Tiga Wakil Indonesia Melenggang ke Semifinal
-
Jackson Wang Gaet Bintang Top India Diljit Dosanjh di Single Terbaru 'Buck'