Jika kamu sedang mencari tempat tenang untuk membaca buku, menyeruput kopi hangat, atau menikmati suasana klasik yang penuh kenangan, maka Rumah Budaya Ratna adalah jawabannya.
Tempat ini bukan sekadar rumah baca atau kafe biasa, melainkan ruang yang menghadirkan suasana hangat, nyaman, dan penuh inspirasi bagi siapa saja yang mencintai literasi, seni, dan budaya Indonesia.
Terletak di sebuah bangunan tua yang masih terpelihara dengan baik, Rumah Budaya Ratna menawarkan pengalaman unik layaknya berkunjung ke rumah nenek di masa lalu.
Arsitektur bergaya klasik yang kental dengan nuansa zaman Belanda memberikan kesan vintage dan homy. Begitu masuk ke dalam, kamu akan disambut dengan rak-rak penuh buku, aroma kopi yang menguar dari dapur kecil di sudut ruangan, serta suasana tenang yang sulit ditemukan di tempat lain.
Koleksi buku di sini sangat banyak dan beragam, mulai dari karya sastra klasik hingga buku-buku kontemporer. Beberapa buku bahkan merupakan karya Ibu Ratna sendiri, pemilik sekaligus pendiri tempat ini yang telah lama aktif dalam dunia literasi.
Semua buku tersusun rapi, dan tersedia ruang baca yang cukup nyaman. Di dekat rak buku utama, terdapat meja panjang yang bisa menampung hingga enam orang. Di sisi jendela, ada juga area duduk kecil tanpa meja yang cocok untuk membaca sambil menikmati cahaya matahari pagi.
Selain suasananya yang tenang dan cozy, Rumah Budaya Ratna juga memiliki kedai kopi kecil yang menyajikan beberapa pilihan minuman.
Meskipun menunya tidak terlalu banyak, kualitasnya sangat baik dan pas untuk menemani waktu membaca atau mengerjakan tugas.
Kopi yang disajikan pun terasa istimewa karena dihidangkan dalam suasana yang mendukung, membuat setiap tegukan terasa lebih nikmat.
Salah satu daya tarik utama dari tempat ini adalah atmosfernya yang sangat cocok untuk belajar atau berdiskusi.
Di akhir pekan atau pada waktu-waktu tertentu, Rumah Budaya Ratna sering mengadakan acara diskusi buku, bedah karya, atau kolaborasi dengan komunitas literasi dan seni.
Ini menjadi ruang pertemuan yang sangat produktif sekaligus menyenangkan bagi para pengunjung yang ingin berbagi pandangan, ilmu, dan pengalaman.
Fasilitas yang ada di Rumah Budaya Ratna juga sangat memadai. Lahan parkirnya cukup luas, sehingga tidak perlu khawatir jika membawa kendaraan pribadi.
Toilet umum yang bersih, serta staf yang bekerja di sana pun sangat ramah dan informatif. Mereka siap membantu siapa saja yang datang, baik untuk mencari referensi buku, memesan minuman, ataupun sekadar berbincang soal budaya dan seni.
Area taman di belakang rumah pun tak kalah menarik. Taman kecil ini menjadi tempat yang tenang dan nyaman untuk sekadar duduk bersantai, membaca buku, atau mengobrol santai bersama teman.
Spot-spot foto pun tersebar di berbagai sudut, menjadikan tempat ini juga cocok bagi kamu yang ingin mengabadikan momen dengan latar estetik.
Namun, ada satu hal yang perlu kamu perhatikan jika ingin berkunjung ke sini. Usahakan datang di hari kerja atau waktu yang tidak terlalu ramai. Karena tempat ini memang sangat digemari, terutama oleh pelajar, mahasiswa, dan komunitas literasi, jadi saat akhir pekan sering kali penuh. Tapi tenang saja, suasana hangat dan pelayanan yang menyenangkan membuat kunjunganmu tetap nyaman.
Bagi kamu yang mencari tempat untuk membaca, belajar, berdiskusi, atau sekadar menikmati budaya Indonesia dalam suasana santai, tempat ini adalah pilihan yang sempurna.
Rumah Budaya Ratna bukan hanya sekadar rumah baca atau kedai kopi, melainkan ruang hidup yang menghidupkan kembali kecintaan pada literasi dan budaya.
- Alamat: Jl. Diponegoro No.3, Klojen, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65111
- Jam buka: Setiap hari mulai dari jam 09.00 - 21.00 WIB.
Baca Juga
-
Review Film Han Gong Ju, Saat Luka Lama Mencari Tempat untuk Sembuh
-
Merajut Doa dan Ikhtiar Lewat Ulasan Buku The Power of Jalur Langit
-
Conan Gray Ungkap Luka Patah Hati Lewat Lagu Synth Pop Bertajuk Maniac
-
Bikin Nostalgia! NIKI Ajak Narasikan Romansa Lewat Lagu Every Summertime
-
Review Series Squid Game 3, Saat Permainan Nyawa Tak Sekadar Lagi Hiburan
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Income Pentagon, 5 Cara Tingkatkan Kemapanan Finansial
-
Pawvilion Dog Cafe, Rekomendasi Tempat Nongkrong Seru Bareng Anjing Lucu
-
Pak Raden Si Unyil Berkisah Kera Usil dalam Buku Pedagang Peci Kecurian
-
Utamakan Kepentingan Ibu daripada Menteri dalam Buku Ada Surga di Rumahmu
-
Ulasan Novel The Vanishing Half: Diskriminasi Warna Kulit di Tengah Tekanan Sosial
Ulasan
-
Review Film Han Gong Ju, Saat Luka Lama Mencari Tempat untuk Sembuh
-
Ulasan Novel Demon Rumm: Karya Sandra Brown yang Kurang Menggigit
-
Merajut Doa dan Ikhtiar Lewat Ulasan Buku The Power of Jalur Langit
-
Conan Gray Ungkap Luka Patah Hati Lewat Lagu Synth Pop Bertajuk Maniac
-
Review Film Short Term 12: Luka Enggak Terlihat, dan Harapan yang Tumbuh
Terkini
-
4 Ide Daily Look Simpel ala Roh Yoon Seo, Stylish untuk Ditiru Sehari-hari
-
Player 333 di Squid Game 3 Simbol Egoisme Manusia? Begini Kata Sang Kreator
-
Modal Positif-Negatif Timnas Indonesia Jelang Ronde Keempat Kualifikasi, Yakin Siap Bertarung?
-
Media Vietnam Soroti Nasib Mantan Kapten Indonesia, Evan Dimas, Ada Apa?
-
Kasual hingga Elegan, Ini 4 Padu Padan Outfit Kal So Won yang Layak Dicoba!