Ling Ling Huang adalah penulis sekaligus musisi violinis klasik yang mengawali debutnya dengan "Natural Beauty" membuktikan kemahirannya menulis dark literary. Immaculate Conception, yang dirilis 13 Mei 2025, adalah karya keduanya yang menunjukkan kematangannya dalam menjelajahi tema psikologis, teknologis, dan sosial.
Menceritakan persahabatan intens antara dua senimanbernama Enka dan Mathilde, di sekolah seni. Ketika karier Mathilde mendadak bersinar, Enka menggunakan teknologi empati eksperimental 'SCAFFOLD' untuk mengakses pikiran, ingatan, bahkan trauma Mathilde, demi mempertahankan kedekatan mereka.
Novel ini menyoroti obsesi, kepemilikan dalam persahabatan, ketimpangan kelas, dan pertanyaan besar tentang batas antara cinta dan vulgaritas. Novel ini dipenuhi dengan ketegangan antara keinginan menjadi “mendapatkan” seni, dan menghargai otonomi individu.
Sebagai narator, Enka adalah figur yang rapuh namun ambisius. Hasratnya untuk tetap dekat dengan Mathilde berubah menjadi manipulasi psikis melalui teknologi. Ia adalah cermin bagi pergolakan moral era digital, di mana “mencintai” bisa berarti juga “menguasai”.
Mathilde adalah seniman berbakat sekaligus seseorang yang memiliki trauma. Kesuksesan artistiknya menciptakan jarak emosional, dan menjadi obyek, bukan rekan, dalam hubungan mereka. Karakteristiknya kerap digambarkan sebagai “tortured genius”.
Berlatar di masa depan, novel ini membangun dunia yang tersegmentasi antara “enclave” (elit) dan “fringe” (marginal). Latar ini mempertegas isu akses teknologi dan kesenjangan kelas yang terjadi.
SCAFFOLD sendiri adalah perangkat yang memungkinkan untuk satu orang bisa “masuk” ke pikiran orang lain, melintasi batas empati, memori, dan trauma. Ini menimbulkan pertanyaan etis tentang apa yang terjadi jika cinta dijalankan secara teknis?
Huang menyoroti efek hubungan kodependen dan psikologis antara dua karakter. Enka bergulat dengan rasa tidak aman, iri, bahkan gelisah terhadap kesuksesan Mathilde, menciptakan narasi berkembang dari simpati menjadi keserakahan emosional.
Novel ini mencampurkan satir seni, horror, light scifi, thriller, dan literatur psikologis. Kekayaan genre ini membuat pembaca kurang merasa nyaman karena intensitasnya fluktuatif dan mengguncang.
Gaya tulisan Huang sering kali digambarkan “blisteringly smart, thoughtprovoking”. Prosa terasa tajam dan gelap, tetapi tetap menggugah, mencerminkan karakter naratifnya.
Enka sebagai pencerita orang pertama menambah kedekatan pembaca sekaligus membuatnya unreliable. Pembaca diajak meraba motivasinya, apakah ia penyayang sejati atau seorang manipulator?
Novel ini mengangkat kritikan terhadap stratifikasi elit berbasis IP dan kontrol teknologi atas akses hidup seseorang. Ketegangan antara “enclave” dan “fringe” mencerminkan dunia nyata yang semakin terfragmentasi oleh akses informasi.
Hubungan Enka dan Mathilde dipenuhi oleh keindahan, komplikasi, dan toksisitas. Temanya mirip eksplorasi Elena Ferrante tentang persahabatan perempuan, tapi dengan dimensi teknologi dan obsesi yang mengancam kesehatan jiwa.
Huang mempertanyakan, jika pikiran seseorang bisa diakses oleh orang lain, apa yang terjadi pada konsep individualitas? Apakah trauma dan ingatan masih bersifat pribadi? Novel ini mengguncang fondasi definisi “diri”.
Novel ini memiliki kelebihan, karakter kaya emosional dengan konflik batin menohok, premis inovatif SCAFFOLD yang berani menantang etika, penyajian dunia yang kompleks dengan dilema teknologi dan seni, dan gaya prosa powerful yang menantang pembaca untuk terus menerka-nerka.
Mungkin bagi sebagian pembaca merasa hubungan Enka dan Mathilde terlalu cepat dan narasinya terlalu berat, terkesan eksperimental tanpa penjelasan penuh. Tema kasta IP juga terasa kurang dieksplorasi sepanjang cerita.
Secara keseluruhan, "Immaculate Conception" adalah karya yang memikat dan sedikit mengganggu, cocok untuk pembaca yang menyukai fantasi psikologis, teknologi distopia, dan drama emosional intens. Novel ini mempertanyakan apa artinya mencintai dan dibenci dalam era teknologi supremasi dan menyisakan pertanyaan mendalam tentang otonomi, seni, dan empati.
Identitas Buku
Judul: Immaculate Conception
Penulis: Ling Ling Huang
Penerbit: Dutton
Tanggal Terbit: 13 Mei 2025
Tebal: 304 Halaman
BACA BERITA LAINNYA DI SINI
Tag
Baca Juga
-
Ulasan Novel Look Before You Leap:Romansa Tak Biasa dalam Pesta Bangsawan
-
Ulasan Novel Summer in the City:Cinta Tak Terduga dari Hubungan Pura-Pura
-
Ulasan Buku The Correspondent: Antara Fakta dan Kemanusiaan
-
Ulasan Novel Spiral: Romansa Penuh Emosi Antara Dunia Hoki dan Balet
-
Ulasan Buku How to Say Babylon: Membebaskan Diri dari Rantai Patriarkal
Artikel Terkait
Ulasan
-
Justin Bieber 'Love Yourself': Cintai Diri dengan Menjauh dari Pacar Toksik
-
Ulasan Novel Out of a Jar: Belajar Melepaskan Emosi Melalui Buku Anak
-
Review Film Madea's Destination: Cerita dan Komedinya Begitu Hambar?
-
Gadis Konyol dan Penuh Humor dalam Novel Olga: Leukemia Kemping
-
Review Novel Pulang: Kisah Eksil Politik yang Terasing dari Negara Asalnya
Terkini
-
Piala AFF U-23 2025: Vietnam Sabet Gelar Juara usai Taklukkan Timnas Indonesia
-
Selamat! WayV Raih Kemenangan Pertama Lagu Big Bands di Program 'The Show'
-
Dark Abis! Key Hadirkan Lagu dengan Lirik Konseptual di Album Baru 'Hunter'
-
Setelah Jadi Ibu, Mimpi Harus Diarsipkan: Saat Perempuan Tetap Butuh Mimpi
-
4 Pelembab Jumbo Perbaiki Skin Barrier, Harga Hemat dan Bikin Wajah Sehat!