Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Inggrid Tiana
The Remarried Empress (Webtoon)

Ada banyak webtoon bergenre romance fantasy yang bermunculan dalam beberapa tahun terakhir, tapi hanya sedikit yang benar-benar membekas seperti "The Remarried Empress". Webtoon ini jadi salah satu yang paling awal mempopulerkan trope istri sah ditinggalkan suami demi wanita lain, dan sampai sekarang, menurut saya, masih jadi yang terbaik.

Cerita ini mengikuti Navier, seorang permaisuri yang nyaris sempurna, elegan, cerdas, dan dicintai rakyatnya. Pernikahannya dengan Kaisar Sovieshu memang bukan karena cinta, tapi mereka terlihat harmonis dan profesional. Sampai kemudian, hadirnya Rashta, seorang mantan budak yang mencuri perhatian Sovieshu dan perlahan-lahan menghancurkan keseimbangan istana.

Yang membuat saya selalu kagum adalah bagaimana karakter Navier dibangun dengan sangat kuat. Ia bukan sosok wanita yang menangis di balik pintu. Ia tetap tenang, menjaga martabatnya meskipun disakiti. Tapi, di balik ketegaran itu, kita tahu ada luka yang dalam.

Melalui ilustrasi yang detail, ekspresi Navier di manhwa ini begitu beragam, kadang tegar, kadang sinis, dan kadang juga sangat rapuh. Kita bisa merasakan perasaan yang ia sembunyikan sebagai seorang pemimpin yang harus tetap terlihat kuat.

Tidak lengkap rasanya drama istana tanpa karakter yang bikin naik darah. Sovieshu adalah salah satunya. Rasanya sulit memahami bagaimana ia bisa membuang Navier begitu saja demi Rashta yang jelas-jelas punya niat tersembunyi. Yang lebih menyebalkan, dia melakukannya bukan karena cinta, tapi karena ego dan rasa ingin dilayani.

Kalau di cerita lain, tokoh seperti Sovieshu sering diberi kesempatan untuk berubah atau menebus kesalahan. Tapi di sini, sejak volume pertama, sudah terasa kalau dia tidak layak dimaafkan. Sikapnya pada Navier tidak pernah terlihat tulus, dan perlakuannya sangat menyakitkan untuk seseorang yang telah menemaninya sejak awal.

Rashta, di sisi lain, adalah definisi dari karakter yang menyebalkan tapi menarik. Saat pertama kali membaca, saya dibuat gemas karena kepura-puraannya yang terlalu lihai. Tapi, saya sadar kalau Rashta sebenarnya tidak sekuat itu, yang membuatnya berbahaya justru karena ia tahu cara memanfaatkan posisi dan simpati orang. Air mata palsunya, kata-kata manisnya, semua dimainkan dengan cerdas demi tujuannya sendiri.

Membaca webtoon "The Remarried Empress" membuat saya sadar satu hal, cerita yang ditulis dengan hati tidak akan pernah basi. Saya pikir saya tidak akan semelekati dulu, karena sudah tahu jalan ceritanya. Tapi ternyata, saya tetap dibuat emosional, tetap ikut merasakan sakit hati Navier, dan tetap ingin tahu bagaimana ia bisa bangkit dari pengkhianatan itu.

Buat kamu yang belum pernah membaca, webtoon ini layak sekali untuk dibaca, terutama kalau kamu suka drama kerajaan, politik, dan kisah perempuan yang kuat. Dan buat kamu yang sudah pernah baca versi webtoon digitalnya, versi manhwa cetaknya bisa jadi pengalaman yang berbeda karena kualitas visualnya jauh lebih terasa di kertas.

Navier bukan sekadar karakter fiksi. Ia mewakili banyak perempuan yang berusaha tegar meskipun hati mereka hancur. Dan "The Remarried Empress" bukan cuma kisah tentang cinta yang kandas, tapi juga tentang harga diri, keteguhan hati, dan bagaimana menemukan kembali kebahagiaan setelah dihancurkan.

Kabar baiknya, "The Remarried Empress" akan diadaptasi menjadi drama Korea, dan sudah menggaet jajaran bintang papan atas.

Aktor dan aktris yang akan membintangi drama ini antara lain Ju Ji-hoon, Shin Min-ah, Lee Jong-suk, dan Lee Se-young, nama-nama besar yang pastinya sudah tidak asing bagi pecinta drakor. Dengan kualitas akting mereka, harapannya karakter-karakter seperti Navier, Sovieshu, Rashta, dan Heinrey akan hidup dengan lebih dramatis di layar kaca.

Drama ini dijadwalkan tayang pada tahun 2026. Saya pribadi sangat menantikan bagaimana tim produksi akan menghidupkan nuansa politik kerajaan, drama cinta segitiga, dan transformasi emosional Navier ke dalam bentuk live-actionnya.

Inggrid Tiana