Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | aisyah khurin
Novel Making Friends Can be Murder (goodreads.com)

Kathleen West, yang dikenal lewat karyanya yang cerdas dan menyentuh sisi sosial kehidupan perempuan, kembali hadir dengan novel terbarunya yang unik berjudul "Making Friends Can Be Murder". Mengusung genre cozy mystery dengan bumbu komedi sosial dan sedikit drama psikologis, novel ini menawarkan premis yang orisinal, sekelompok perempuan dari berbagai usia, yang semuanya memiliki nama Sarah Jones, membentuk sebuah klub bernama The Sarahs.

Apa yang awalnya dimulai sebagai pertemanan sederhana berubah menjadi penyelidikan pembunuhan ketika salah satu dari mereka ditemukan tewas. Dengan nuansa humor, intrik, dan ketegangan, Kathleen West berhasil menyusun kisah yang segar dan penuh kejutan.

Cerita berpusat pada Sarah Jones, yang disebut “Thirty” karena berusia tiga puluh tahun, seorang pelatih pribadi yang baru saja mengalami patah hati setelah membatalkan pertunangan. Dalam upaya membangun kembali hidupnya, ia pindah ke Minneapolis dan secara tak sengaja bertemu dengan sekelompok perempuan lain bernama Sarah Jones.

Alih-alih menganggap hal ini sebagai kebetulan biasa, mereka memutuskan membentuk komunitas The Sarah Jones Project. Masing-masing anggota memiliki julukan berdasarkan usia, Seventeen, Twenty-Seven, Forty-Four, hingga Sixty-Nine. Kelompok ini menciptakan dinamika lintas generasi yang unik dan menarik.

Namun, suasana menyenangkan itu hancur ketika Sarah Forty-Four, seorang eksekutif Federal Reserve, ditemukan tewas secara misterius di bawah jembatan kota. Kematian ini mengundang banyak pertanyaan, apakah itu bunuh diri, kecelakaan, atau pembunuhan? Kecurigaan mulai timbul di antara para Sarahs yang tersisa.

Ketika pihak berwenang tampak tidak cukup agresif dalam menyelidiki, para Sarah memutuskan untuk mencari tahu sendiri apa yang sebenarnya terjadi, dengan bantuan George, seorang agen FBI pemula yang memiliki trauma masa lalu.

Yang membuat novel ini mencolok adalah bagaimana West membangun jalinan karakter yang kaya dan beragam. Para tokohnya tidak hanya berbeda secara usia, tapi juga dalam latar belakang, nilai-nilai, dan kepribadian. Misalnya, Seventeen digambarkan sebagai remaja yang masih bergulat dengan tekanan sosial dan cyberbullying, sementara Sixty-Nine adalah pensiunan pengacara yang kini menjadi blogger misteri. Interaksi mereka, baik dalam grup teks maupun pertemuan langsung, menciptakan percikan-percikan konflik dan humor yang terasa autentik dan menyegarkan.

West juga menggunakan format naratif yang inovatif, termasuk transkrip podcast, pesan teks, dan kutipan email, untuk memberikan perspektif yang beragam terhadap peristiwa. Pendekatan ini membuat cerita terasa dinamis dan sangat sesuai dengan zaman digital saat ini. Elemen ini juga berhasil memperkuat kesan bahwa misteri tidak selalu hadir dalam bentuk konvensional, tapi bisa muncul dari hal-hal yang tampaknya sepele, seperti nama yang sama, atau grup pertemanan biasa.

Dari sisi tema, "Making Friends Can Be Murder" menyentuh banyak isu sosial yang relevan. Persahabatan antar perempuan, identitas, tekanan sosial, trauma masa lalu, dan pencarian jati diri menjadi benang merah yang mengikat seluruh narasi. West secara cerdas menggambarkan bagaimana hubungan sosial bisa bersifat ambigu, menjadi tempat aman sekaligus ladang konflik. Ia juga menyoroti betapa kompleksnya perempuan dalam membangun dan menjaga relasi sosial, apalagi ketika dibayangi oleh rasa curiga, ambisi tersembunyi, atau luka yang belum sembuh.

Meski bernuansa misteri, novel ini tidak terlalu berat atau kelam. Sebaliknya, "Making Friends Can Be Murder" tetap ringan dan menghibur. Gaya penulisan West yang tajam namun bersahaja, penuh dengan dialog cerdas dan pengamatan sosial yang menggigit, membuat novel ini mudah dinikmati. Ia berhasil menjaga keseimbangan antara ketegangan cerita dan kehangatan antar karakter, sehingga pembaca tetap merasa terhubung secara emosional.

Kelemahan kecil mungkin terletak pada subplot romansa antara Sarah Thirty dan George yang terasa agak kurang berkembang dibandingkan dengan konflik utama. Beberapa elemen penyelidikan juga tampak terlalu "cozy" untuk standar FBI yang realistis. Namun, kekurangan ini tidak mengurangi kualitas keseluruhan novel. Sebagai karya fiksi bergenre cozy mystery, pendekatan tersebut masih dapat diterima.

Secara keseluruhan, "Making Friends Can Be Murder" adalah novel yang unik, jenaka, dan reflektif. Ia mengajak pembaca untuk mempertanyakan asumsi tentang pertemanan, kepercayaan, dan keinginan untuk menjadi bagian dari sesuatu. Melalui sekelompok perempuan bernama Sarah, Kathleen West menyajikan kisah yang menghibur sekaligus menggugah. Sebuah bacaan yang cocok untuk penggemar misteri ringan dengan karakter perempuan yang kuat dan narasi yang berani keluar dari pola lama.

Identitas Buku

Judul: Making Friends Can be Murder

Penulis: Kathleen West

Penerbit: Berkley

Tanggal Terbit: 10 Juni 2025

Tebal: 432 Halaman

aisyah khurin