Melalui buku Jomblo tapi Hafal Pancasila ini, pembaca akan menangkap cerita-cerita kocak ala Gus Mul, yang runut dan kadang diselingi bahasa Jawa yang lengkap dengan bantuan maknanya.
Jangan heran jika buku dengan tebal 314 halaman ini menggempur perasaan pembaca dengan inspirasi jenaka yang menyegarkan. Mulai dari hebohnya jasa photoshop foto bareng artis yang melambungkan nama Gus Mul, kebanggaannya terhadap kota Magelang, penemuan-penemuan unik yang tertangkap di sekitarnya, hingga seputar dunia kucing.
Agus Mulyadi mengangkat beragam tema dalam buku Jomblo tapi Hafal Pancasila ini. Ia menulisnya; Cah Blogger, Magelangan, Konco-Konco, Asmara, Urip Mung Nunut Nyangkem, Riwayatmu Ndes, Kok Koyo Ngene, Ndilalah, Inspirasi Cilik-Cilikan, dan Liyo-Liyo Waton Moco.
Dalam tema Cah Blogger ia menulis judul Gara-Gara Jasa Edit Foto Bareng Member JKT48, Facebook dan Ucapan Selamat Ulang Tahun, Kunjungan Kejutan Gara-Gara Postingan Blog, Pengalaman Bersama Blog Esek-Esek, Diskon Dispenser, dan Kali Pertama Memakai Blackberry.
Sementara pada tema Magelangan, pria kelahiran Magelang pada 3 Agustus 1991 ini mengulik tentang Nikmatnya Buah Gratis ala Panca Arga, Magelang Bukan Yogya, Kucingku Oh Kucingku, dan lain sebagainya.
Lebih lanjut, pada tulisan bertajuk Kucingku Oh Kucingku, pembaca akan menemukan cerita kucing milik Agus yang gemas sekaligus garang. Dengan bahasa ringan dan menghibur, ia mempersembahkan kepada sidang pembaca mengenai kisah kasih Agus terhadap kucing.
Entah dari siapa, tapi yang pasti saya pernah mendengar idiom bahwa, "pria penyuka kucing adalah pria yang romantis". Saya jelas masih belum bisa membuktikan apakah idiom ini benar adanya atau hanya sekadar ungkapan biasa. Demikian Agus memulai kisahnya.
Tanpa bermaksud agar disebut sebagai pria yang romantis, Agus memang sedari dulu menyukai kucing. Dan, ia yakin, dirinya bukanlah satu-satunya pria yang menyukai kucing, sebab di luar sana masih ada jutaan pria penyuka kucing.
Bagi Agus, kucing memang hewan yang istimewa, sama istimewanya seperti Doraemon bagi Nobita. Jumlah kucing-kucing yang ia pelihara di rumahnya sudah mencapai belasan. Soalnya banyak di antara kucing-kucing peliharaannya berjenis kelamin betina.
Sayangnya, nenek Agus bukanlah seorang penyuka kucing. Neneknya cenderung membenci kucing-kucing yang Agus pelihara. Mungkin karena kucing-kucing di rumah Agus selalu bermain panjat-panjatan di plafon, genting, maupun kayu di langit-langit rumahnya. Karena hal itulah neneknya menjadi benci setengah mati terhadap kucing.
Puncak kemarahan neneknya terjadi ketika seng atap kamar mandi di rumah mereka roboh karena ulah salah satu kucing milik Agus. Lantas neneknya memaksa untuk membuang kucing-kucing yang ia miliki dan hanya boleh memelihara satu kucing.
Beberapa kucing akhirnya ia berikan kepada tetangga untuk dirawat. Yang tersisa hanya seekor kucing berbulu tiga warna: hitam, putih, dan cokelat muda yang ia anggap sebagai kucing paling manis yang pernah ia miliki.
Kucing berbulu tiga itu ia beri nama Bunga. Usia Bunga sudah satu tahun. Ia merupakan anak dari kucingnya yang terdahulu. Ibu si Bunga ini adalah salah satu kucing yang paling sering kawin (tanpa nikah).
Selama tinggal di rumah Agus, ibu si Bunga ini terhitung sudah 3 kali melahirkan, dan semua kelahirannya membuahkan 4 anak kucing. Sementara si Bunga merupakan hasil dari lahiran yang terakhir.
Kini, sebagai satu-satunya kucing yang ia pelihara, Agus begitu menyayangi Bunga. Kalau ada rezeki berlebih, ia tak segan-segan membelikannya sarden keranjang sebagai santapan makannya.
Sesekali waktu, ketika Agus tidak mempunyai uang untuk membelikannya makanan, si Bunga pun bisa legowo dan menerima. Kalau sudah begitu, Bunga biasanya berburu tikus sebagai santapan untuk menghilangkan lapar yang melilit perut.
Bunga adalah kucing betina yang menjunjung tinggi semangat emansipasi. Baginya, berburu tikus tak melulu pekerjaan kucing jantan. Bunga tak kalah gesit dan sigap dalam hal berburu tikus.
Tiap kali melihat pose tidur si Bunga, Agus menjadi geli. Rasanya sungguh ayem dan menyenangkan, seolah-olah semua masalah selesai seketika, semua utang lunas tak bersisa.
Kepada Bunga, Agus berharap semoga kelak ia bisa menjadi kucing yang berguna bagi nusa dan bangsa, bisa menjadi kucing yang baik di tengah keluarga mereka. Ia pun berharap pula, semoga Bunga tak mewarisi sifat ibunya yang terlalu ganjen dan sering kawin.
Percaya tidak percaya, demam Gus Mul baru bisa kita rasakan sendiri setelah membaca buku ini.
Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Jomblo tapi Hafal Pancasila
Penulis: Agus Mulyadi
Penerbit: Bentang Pustaka
Cetakan: I, 2014
Tebal: 314 Halaman
ISBN: 978-602-1383-04-9
Baca Juga
-
Sosok Bapak dan Pemimpin dalam Buku 'Bukan Buku Agama, Bukan Resep Masakan'
-
Redmi Note 14 SE 5G Resmi Meluncur, Usung Mediatek Dimensity 7025 Ultra
-
Vivo Y400 4G Segera Rilis ke Indonesia, Desain Layar HP Flagship dan Lulus Sertifikasi Tahan Air
-
Poco X8 Pro Resmi Hadir di Database IMEI, HP Xiaomi Bawa Dimensity 8500 Ultra Rilis Waktu Dekat
-
Realme 13 Pro Turun Harga, Andalkan Chipset Snapdragon 7s Gen 2 dan RAM 12 GB
Artikel Terkait
-
7 Ide Lomba Unik 17 Agustus 2025, Bisa Bikin Warga Ngakak Bareng
-
7 Rekomendasi Makanan Kucing untuk Mengatasi Bulu Rontok
-
Acer Swift Edge 14 AI: Laptop Tipis, Elegan, tapi Performanya Bikin Kaget
-
Kloning Anjing dan Kucing Kini Hadir di Eropa! Harganya Bikin Tercengang
-
Polisi Bongkar Fakta Puluhan Kepala Kucing di Pasar Sepanjang Sidoarjo: Cuma Cerita Mulut ke Mulut
Ulasan
-
Review Film She Rides Shotgun: Kejutan Emosional dalam Pelarian Brutal
-
Sosok Bapak dan Pemimpin dalam Buku 'Bukan Buku Agama, Bukan Resep Masakan'
-
Nonton Special Show Film La Tahzan: Panasnya Majikan Kepincut Babysitter
-
Perempuan di Titik Nol: Simbolisme Perlawanan di Tengah Penjara Patriarki
-
Plot Twist Ngeri, dan Kesetiaan dalam Novel Mawar Merah: Metamorfosis
Terkini
-
Carlos Pena Beberkan Alasan Simpan Hokky Caraka, Ada Kendala soal Adaptasi?
-
Nestapa Timnas Putri Indonesia di AFF, Tersingkir hingga Jadi Lumbung Gol
-
Resmi Lanjut Season 3, One Piece Live-Action akan Syuting di Afrika Selatan
-
Futsal Putri: Antara Keringat, Mimpi, dan Pandangan Sebelah Mata
-
Merah Putih One For All: Potensi Cerita vs Realita Visual yang Mengecewakan