Bagaimana jika kita mencintai seseorang, tetapi tanpa kita sadar ingatan kita tentangnya perlahan menghilang?
Begitulah premis absurd nan memilukan yang ditawarkan oleh film drama romansa remaja asal Jepang berjudul Forget Me Not, atau dalam judul bahasa Jepangnya, Wasurenai to Chikatta Boku ga Ita. Film rilisan tahun 2015 ini merupakan adaptasi dari novel karya Mizuho Hirayama dengan judul yang sama.
Kisahnya berpusat pada Takashi (diperankan oleh Nijiro Murakami), seorang siswa SMA yang jatuh cinta pada seorang siswi bernama Azusa Oribe (diperankan oleh Akari Hayami). Namun, hubungan asmara mereka tidak berjalan mulus. Takashi harus menghadapi kenyataan pahit yang menimpa Azusa: siapa pun yang berinteraksi dengannya akan segera melupakannya, seolah-olah ia lenyap dari ingatan setiap orang.
Setiap ingatan orang-orang tentang Azusa seketika memudar, dan setiap pertemuan kembali bagi mereka adalah pertemuan pertama, termasuk bagi pacarnya sendiri, Takashi.
Perkara itulah yang menjadi konflik utama film ini. Penonton akan diajak menilik lika-liku perjuangan Takashi untuk menolak lupa akan ingatannya tentang Azusa demi menjaga cintanya agar tetap hidup.
Kemudian, film ini juga memiliki momen puncak yang menambah rasa haru penonton. Momen ini berangkat dari bagaimana film ini dengan cerdas memainkan petunjuk kecil yang mungkin akan luput dari perhatian kita. Namun, saat twist-nya terungkap, efek kejutannya benar-benar sukses memperdalam emosi dalam kisah cinta Takashi dan Azusa.
Penulis menilai, film ini berhasil dengan apik dan menyentuh dalam menggambarkan situasi di mana seseorang harus menerima kenyataan akan kehilangan sosok yang dicintai. Penulis juga menaksir bahwa film ini sukses dalam membangun rasa simpati kita lewat permasalahan yang dihadapi oleh kedua tokoh utamanya.
Penonton akan merasakan frustrasi saat menyaksikan dinamika asmara kedua remaja tersebut, terlebih dengan kutukan amnesia yang menimpa Azusa.
Di satu sisi, kita akan melihat Takashi yang berjuang mati-matian untuk mempertahankan Azusa dalam ingatannya. Di sisi lain, ada Azusa yang tengah menghadapi dilema: apakah ia harus memulai kembali hubungan dengan Takashi dari awal atau menyerah pada kenyataan yang tak terhindarkan itu.
Terlepas dari rasa patah hati yang ditimbulkan, hal itu merupakan pengingat bahwa kehilangan orang yang dicintai merupakan sebuah keniscayaan dan kita harus bisa menerimanya dengan lapang dada. Konflik batin tersebut secara efektif mengingatkan kita untuk menghargai setiap momen dan waktu yang kita miliki bersama sosok yang kita sayangi sebelum mereka tidak ada lagi di sisi kita.
Secara keseluruhan, penulis memberikan skor untuk film ini sebesar 8/10.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Dari Pelarian Emosional hingga Melatih Empati: Dampak Positif Menonton Film Cinta
-
Ahlan Singapore: Rebecca Klopper Terjebak di Antara Kiesha Alvaro dan Ibrahim Risyad
-
Lebih dari Sekadar Sensasi: 5 Film Romansa Dewasa dengan Cerita Mendalam
-
Sinopsis Film Jepang 'Hodonaku, Owakare Desu', Dibintangi Minami Hamabe
-
50 Tahun Menginspirasi Power Rangers, Super Sentai di Ujung Tanduk
Ulasan
-
Review Film The SpongeBob Movie: Humor Absurd yang Menghibur Keluarga
-
Ulasan Buku Empowered Me, Menjadi Ibu Berdaya Tanpa Kehilangan Identitas
-
Ulasan Drama Meet Yourself: Antara Cinta dan Impian di Pedesaan
-
Huawei MatePad 12X (2026): Tablet Tipis yang Layarnya Bikin Betah
-
Review Film Comic 8 Revolution: Santet K4bin3t, Komedi Horor yang Satire!
Terkini
-
Gaslighting dan Bullying: Kombinasi Mematikan dalam Hubungan Pertemanan
-
6 Tips Sederhana Agar Wajah Cerah Dan Tidak Berjerawat
-
Woozi SEVENTEEN Diduga Jadi Korban Penyalahgunaan Kekuasaan Atasan Militer
-
4 Zodiak Paling Easy Going: Santai, Fleksibel, dan Asyik Diajak Apa Saja
-
4 Moisturizer Polyglutamic Acid Berikan Efek Hydrating, Bikin Kulit Kenyal