Solois berbakat tanah air, Tulus, baru-baru ini telah menyelesaikan rangkaian konser 'Tulus Tur Manusia 2023' di beberapa kota di Indonesia. Deretan lagu indah yang dibawakan menjadi salah satu kunci keberhasilan konser Tulus kali ini.
Melalui sebuah wawancara di kanal YouTube milik Najwa Shihab, Tulus membagikan cerita di balik terciptanya lagu-lagu miliknya (15/3/2023).
BACA JUGA: Reaksi Selow Istri Sah Ketemu Suami Bareng Selingkuhan Mesra Pakai Baju Couple Viral
"Lagi-lagi sebenarnya nggak seteori itu sih kak. Kalau nulis lagu itu, ya kan kita berkesenian, sedemikian rupa kita mengekspresikan dan mencoba membingkai cerita," ujarnya.
Selanjutnya, pria yang lahir pada 20 Agustus 1987 itu mulai menceritakan proses terciptanya lirik indah di dalam lagu-lagunya.
"Kalau nulis lagu, saya biasanya selalu bergerak dari cerita besarnya seperti apa. Dari cerita besar tersebut kan seolah-olah seperti sebuah tulisan panjang yang terdiri dari banyak paragraf. Nah, dari paragraf itu nantinya akan saya tarik jadi tulang-tulang utamanya."
"Seperti kalau kita disuruh bikin karangan saat sekolah dasar dulu, pasti dimulai dari bikin kerangka karangan dulu. Nah sama dengan ini, dimulai dari karangan besarnya, terus kerangkanya yang ditarik," ucapnya melanjutkan.
"Kerangka itu isinya kalimat-kalimat singkat yang sudah bisa jadi wakil dari sebuah paragraf. Dan kalimat singkat itu adalah baris demi baris liriknya, paragraf itu adalah baitnya, lalu berkembang menjadi ada reff dan detail lainnya sehingga menjadi sebuah lirik lagu," imbuh pelantun lagu 'Hati-hati di Jalan' tersebut.
Seperti yang kita ketahui, untaian lirik di seluruh lagu milik Tulus menggunakan bahasa Indonesia. Sang penyanyi pun mengakui bahwa dirinya sangat mencintai bahasa persatuan tanah air tersebut.
"Pertama, bahasa Indonesia itu merupakan salah satu bahasa yang berbunyi indah. Mudah bagi kita orang Indonesia untuk bisa menyampaikan, membangun, membuat sebuah kalimat yang ujung-ujung bunyinya bisa sama, ada rimanya," beber sang musisi.
"Yang kedua, saya adalah anak Minangkabau, saya dibesarkan di keluarga Minang yang memang dekat dengan olah bahasa. Saya menemukan sebuah keunikan, bahasa yang biasa saya gunakan ketika kecil, itu kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia itu bisa menjadi kata yang terasa baru, tapi mudah untuk dipahami," sambung dirinya.
BACA JUGA: Ngeri! Ibu Indah Permatasari Ngaku Dapat Ancaman Pembunuhan: Sumpah di Atas Sumpah!
Kemudian ia memberikan satu contoh kata yang sering dipakai saat di rumah dulu, namun terasa asing saat didengar oleh penggemar, yakni kata 'sewindu'.
"Kata 'sewindu' itu sebenarnya dari dulu udah sering dipakai di rumah, 'kamu kuliahnya yang rajin biar nggak sampai sewindu', terus juga sering dipakai sebagai bahan bercandaan juga. Tapi ketika digunakan dalam sebuah lirik lagu, mungkin teman-teman merasanya seperti kata baru, tapi kok nggak asing juga. Sebegitu kayanya sih bahasa Indonesia," jelas Tulus.