Penyanyi Kunto Aji geram dengan pernyataan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menyalahkan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) atas kesalahan data pada Sirekap Pilpres. Seperti diketahui jika ia menjadi salah satu anggota KPPS pada Pemilu 2024.
Kunto Aji tampaknya merasa kecewa dengan pernyataan KPU padahal ada petugas KPPS yang meninggal saat menjalankan tugas.
BACA JUGA: Abidzar Minta Maaf Atas Pernyataan Umi Pipik Menduga Prabowo Lakukan Kecurangan di Pilpres 2024
"KPU Akui KPPS Tak Bisa Koreksi Data Salah pada Sirekap Pilpres, Kecuali DPR-DPRD," judul berita.
"Gausah ada pemilu aja gak sih kalo gini dari kemaren? Petugas sampai ada yang meninggal." balas Kunto Aji dalam story Instagramnya pada Selasa (20/2/2024).
Pelantun lagu Terlalu Lama Sendiri ini menilai KPPS tidak memiliki kepentingan lain kecuali ingin pemilu jujur dan adil. Menurutnya, kesalahan data Sirekap terjadi karena aplikasinya.
"KPPS itu orang-orang yang gapunya kepentingan, warga punya kerjaan lain, punya kesibukan lain, pontang panting bantuin proses pemilu jurdil. Yang bermasalah aplikasiny, terus gabisa direvisi," ungkapnya.
Kunto Aji menilai ada monster di balik ini semua yang berpotensi menghacurkan masa depan demokrasi Indonesia.
"Ini udah bukan masalah lo dukung paslon mana, ini monster yang diciptakan, yang bisa menghancurkan demokrasi kita ke depan." tuturnya.
BACA JUGA: Nikita Willy Alami Keguguran Anak Kedua, Hanya Bertahan di Usia Kehamilan 7 Minggu
Pemilik nama lengkap Kunto Aji Wibisono ini menceritakan pengalamannya menjadi anggota KPPS saat proses perhitungan suara. Timnya menggunakan metode cepat dan tepat dengan screening yang berlapis yang melibatkan 5-6 orang hanya butuh waktu 30-45 menit untuk 1 kotak suara.
Pembagian peran dari 5-6 petugas dalam proses penghitungan suara yakni pembuka kertas suara, petugas screening awal, pembaca surat, petugas pencatat, petugas pelipat kertas suara, dan pengawas. Ia memastikan metode tersebut bisa meminimalisir kesalahan.
"Insha Allah sengan sistem ini, minim kesalahan dan cepat selesai. Paling tidak efektif dan efisien di proses penghitungannya." cuitnya.
Cek berita dan artikel yang lain di GOOGLE NEWS