Salah satu hal menarik dari seri Terminator karya James Cameron adalah bagaimana rilisan-rilisannya tersebut justru memunculkan lebih banyak pertanyaan ketimbang jawaban saat cerita berakhir.
Hal ini erat kaitannya dengan konsep inti dari franchise ini, yaitu semuanya terjadi dalam lingkaran waktu yang tertutup, di mana paradoks waktu menjadi bagian dari ceritanya. Inilah risiko yang muncul saat berurusan dengan fiksi ilmiah yang memainkan ruang dan waktu.
Serial anime Terminator Zero di Netflix pun menghadirkan banyak misteri dengan cara serupa. Tapi, kali ini pertanyaan-pertanyaan yang muncul bukan hanya soal perjalanan waktu. Berikut 5 pertanyaan dalam ending Terminator Zero yang masih menunggu jawaban lengkapnya.
1. Dari Mana Mimpi Buruk Malcolm Lee Berasal?
Malcolm Lee adalah karakter utama dalam anime ini. Sepanjang cerita, ia sering mendapat kilasan mimpi tentang ledakan-ledakan yang terjadi di masa sekarang. Meski kenyataannya belum terjadi, penglihatan itu begitu nyata baginya.
Hingga akhirnya terungkap bahwa Malcolm sebenarnya datang dari masa depan, seorang pemberontak yang pernah berperang melawan Skynet.
Yang membingungkan, mimpi buruk Malcolm berfokus pada Judgment Day tahun 1997, padahal ia baru berusia sekitar tujuh tahun di era 2030-an alias belum lahir saat peristiwa Judgment Day terjadi.
Salah satu teori yang beredar menyebut mimpi-mimpi itu bisa jadi sebenarnya adalah cerminan dari ketakutan Malcolm.
Ia mungkin masih berusaha berdamai dengan berbagai era yang ia alami, kesedihan atas apa yang terjadi, cerita-cerita perang yang didengar, serta kehilangan nyawa yang disaksikan sepanjang hidupnya.
2. Mengapa Malcolm Lee Tidak Pergi ke Amerika?
Malcolm di masa depan adalah seorang jenius. Dalam kilas baliknya, ia berhasil memprogram ulang T-800 agar memiliki kesadaran dan menjadi semirip manusia.
Ia menciptakan fembot yang dikenal sebagai Misaki. Mereka kemudian membangun mesin waktu di tahun 2040-an, sehingga bisa kembali ke tahun 1984 dan berupaya menghentikan Skynet.
Namun, muncul pertanyaan mengapa mereka tidak pergi ke Amerika. Tidak pernah dijelaskan apakah perjalanan waktu memiliki batasan geografis, yang berarti Malcolm hanya bisa bepergian dari Jepang di masa depan ke Jepang di tahun 1984.
Meski ada kendala bahasa, Malcolm sebenarnya bisa mendirikan markas di Jepang dan membangun cabang Cortex Industries-nya untuk bekerja di Amerika.
3. Apa yang Terjadi pada Saudara Kenta?
Dalam Terminator Zero, Kenta harus merawat adik-adiknya, Reika dan Hiro. Namun, T-800 tidak pernah menyebut tentang mereka di masa depan. Jika T-800 jujur, penonton ingin tahu bagaimana nasib adik-adik tersebut.
Kemungkinan besar, Skynet membunuh mereka dalam perang masa depan. Itulah mungkin alasan mengapa Kenta ingin menjalin perdamaian. Karena tidak ada visual yang menunjukkan keadaan dari era tersebut, nasib adik-adik Kenta masih sepenuhnya belum diketahui.
4. Bisakah Malcolm Lee Diselamatkan?
Malcolm mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Kokoro dari T-800. Setelahnya, Kokoro menggunakan bot-botnya untuk mengambil kembali tubuh Malcolm, juga T-800 yang telah dihancurkan oleh bot tersebut beserta chip-nya.
Kokoro mungkin akan mencoba menghidupkan kembali Malcolm dengan memanfaatkan tubuh T-800 dan menggantinya dengan kulit manusia.
Hal ini membuat penonton bertanya-tanya apakah hal tersebut mungkin terjadi, apakah Cortex memiliki teknologi yang tepat untuk melakukannya, dan apakah memori serta kesadaran Malcolm dapat dipindahkan ke dalam chip?
5. Siapa Saja Agen Waktu Lain yang Terlibat?
The Prophet menjelaskan kepada Eiko bahwa perjalanan waktu bukan hanya dilakukan oleh pasukan perlawanan John Connor. Ternyata, ada agen-agen lain yang juga dikirim ke masa lalu, dan setiap perjalanan mereka menciptakan garis waktu baru yang bercabang.
Hal ini menimbulkan rasa penasaran tentang siapa agen-agen tersebut, negara mana yang mereka tuju, dan apa yang terjadi pada masa depan yang mereka bentuk. Menurut Prophet, semua agen ini gagal menghentikan Skynet.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.