Tayang di Festival Film Cannes, Lorong Kost Buktikan Horor Lokal Mendunia

Ayu Nabila | Athar Farha
Tayang di Festival Film Cannes, Lorong Kost Buktikan Horor Lokal Mendunia
Poster Film Lorong Kost (IMDb)

Pernah nggak kamu tinggal di kosan tua yang tiap malamnya terasa agak lain? Bukan cuma karena lampunya remang-remang atau temboknya yang mulai mengelupas, tapi ada sesuatu yang lebih dingin dari ubin kamar mandi, lebih sunyi dari suara kipas angin tua, yang seolah-olah ada mata mengintai, dari balik lorong sempit itu.

Pengalaman semacam itulah yang coba dihidupkan lewat film horor terbaru garapan Minka Rosie Production berjudul: Lorong Kost, yang siap bikin kamu mikir dua kali sebelum pindah ke kosan murah. 

Film ini resmi tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 26 Juni 2025, dan sebelumnya sudah sempat tayang di ajang Marché du Film, Festival Film Cannes 2025.

Disutradarai Ganank Dera, film ini bukan horor biasa, lho. Bukan sekadar parade jumpscare yang muncul tanpa arah. ‘Lorong Kost’ justru mengedepankan atmosfer dan tekanan psikologis yang membuat penontonnya merasa terjebak.

Iya, bukan hanya dalam cerita, tapi juga dalam ruang sempit dan gelap penuh rahasia.

Sekilas tentang Film Lorong Kost 

Ceritanya mengikuti Tika, perempuan muda yang harus rela tinggal di kosan tua demi bisa bertahan hidup di kota besar. Sayangnya, tempat tinggal yang awalnya hanya terlihat sederhana dan ‘butuh direnovasi’ itu, ternyata menyimpan sejarah kelam yang mengubah hidup Tika jadi penuh teror. 

Teror itu datang bukan hanya dari lorong gelap, tapi juga dari bisikan, bayangan samar, dan kematian nggak wajar yang terjadi di sana.

Semuanya bermula dari tragedi penghuni kos bernama Tania yang ditemukan tewas bunuh diri. Sejak saat itu, malam-malam Tika nggak lagi sama. Suara-suara aneh, sosok misterius yang berdiri di ujung lorong, hingga mimpi buruk yang terasa begitu nyata, semua mulai menyatu, menghancurkan batas antara kenyataan dan halusinasi.

Apakah Tika hanya terlalu stres karena tekanan hidup? Atau ada sesuatu yang memang nggak ingin dirinya tinggal di sana? Tontonlah di bioskop!

Impresi Selepas Nonton Film Lorong Kost 

Ganank Dera menggambarkan film ini bukan hanya sebagai sajian horor semata, tapi juga perenungan dari tekanan hidup yang diam-diam bisa menghantui siapa pun. Ini juga tentang rasa sepi, tekanan batin, dan trauma yang belum selesai.

Ada adegan-adegan yang benar-benar menguras emosi, bahkan bikin merinding sebelum kamera mulai merekam.

Yatti Surachman, aktris senior yang turut ambil bagian dalam film ini. Dan aura horor klasik yang khas, tapi dibalut dengan kedalaman cerita yang emosional, ada di film ini. Yap, bukan cuma penampakan, tapi juga rahasia kelam dan luka batin yang ikut jadi bahan bakar ketegangan.

Film ini dibintangi oleh jajaran pemain yang menarik. Selain Nadhira dan Yatti, ada juga Ence Bagus, Gibran Marten, Lucky L Moniaga, Aina Nisa, Amel Alvi, Zilly Larasati, dan Ali Qbow, yang bikin film ini kian menarik. Lokasi bangunan kos tua, menurutku, nggak hanya latar belakang cerita ya, tapi juga seolah-olah jadi karakter tersendiri (ada napas yang terasa tapi nggak terlihat). Ih, ngeri!

Ganank pun menata film ini dengan nuansa visual dingin dan sunyi, mengandalkan permainan bayangan dan suara untuk menciptakan atmosfer yang menghantui para penonton. Bukan horor dengan formula biasa, terlepas masih klasik ya. Gitu deh, ini pengalaman sinematik yang membuat kamu ikut merasakan ketegangan Tika, seolah-olah kamu juga sedang menatap lorong itu, sendiri, malam-malam.

Dan memang, film ini menawarkan lebih dari sekadar ketakutan. Ini kisah tentang bertahan hidup, trauma yang selalu mengganggu, dan tempat tinggal yang ternyata menyimpan lebih banyak rahasia dari yang kamu kira. 

Kalau kamupecinta horor yang butuh lebih dari sekadar hantu melompat dari pojokan, film ini bisa jadi hiburan yang pas. Pesanku hanya satu: Jangan berharap lebih ya! Selamat nonton!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak